ㅤ ㅤㅤ ㅤ𝘄𝗲𝗮𝘁𝗵𝗲𝗿 𝗲𝗳𝗳𝗲𝗰𝘁𝘀

120 105 62
                                    

Setelah mereka sepakat dengan satu-satunya alasan yang bisa mereka temukan untuk perubahan hari itu, mereka kembali ke lantai pertama tempat mereka mendirikan kemah. Mereka memiliki tiga tenda. Setiap tenda memiliki empat kantong tidur dan dua senter.

Mereka memutuskan untuk mengistirahatkan diri. Shaga, Noah dan Heiji menemukan rak buku kayu tua yang tingginya kira-kira tujuh kaki dan beratnya lebih dari gabungan mereka bertiga. Tak perlu dikatakan, tidaklah mudah memindahkan benda itu dari kamar di seberang mereka.

Ada beberapa kecemasan dari sebagian mereka tentang penyusup yang masuk melalui jendela. Jadi, mereka harus meyakinkan satu sama lain bahwa tidak ada yang bisa melihat mereka karena semak-semak.

Saat itulah Shaga sadar. Jika di luar sudah gelap, itu berarti Ibu sedang cemas. Shaga lupa memberi tahu Ibu bahwa mereka telah tiba dengan selamat. Lelaki itu membuka ponsel dan seperti yang dia bayangkan, ia tidak memiliki beberapa layanan jaringan ataupun sinyal.

Waktu menunjukkan pukul tujuh malam dan dia dengan cepat mengirimi pesan kepada lbunya, meyakinkannya bahwa mereka tiba dengan selamat dan meminta maaf karena telah membuatnya khawatir.

"Lo ngirim pesan ke siapa, Ga?" Noah bertanya.

Shaga menjawab. "Ibu. Gue lupa memberitahunya bahwa kita sampai di sini. Gue harap dia nggak marah." Juyeon mengangguk setuju.

"Jelas terlihat nyaman di sini sekarang," kata Heiji sambil mengagumi kamp kecil yang telah mereka dirikan.

Noah meletakkan barang-barang mereka di tas masing-masing. Ini akan terasa sedikit lebih aman daripada hanya tidur di ruang terbuka.

"Gue pikir itu bakal aman," tutur Shaga.

Hangga ikut campur dalam percakapan itu. "Gue merasa lebih aman sekarang karena kita berada di tenda-tenda ini. Ini adalah sesuatu tentang tidur di ruang tertutup yang memberi gue rasa nyaman."

Johan mengklaim. "Selain itu. Ini bisa membuat Davin dan Antonio aman dari monster menakutkan di malam hari."

Luke dengan cepat membalas. "Setidaknya Antonio nggak harus tidur dengan boneka beruang di malam hari."

Antonio mengerutkan kening. "Ini menenangkan kecemasan gue." lelaki itu memasukkan kembali beruang itu ke dalam tasnya dan menatap Luke dengan tajam.

Shaga melirik Luke dan memberinya senyum pahit. Dia bergegas pergi dan duduk dengan Noah dan Heiji di luar tenda. Saat Shaga duduk, sakunya bergetar akibat bunyi notifikasi. Shaga membuka pesan itu, sedih karena berpikir bahwa dia akan menemukan paragraf panjang yang memarahinya. Tapi kekhawatiran itu berubah menjadi kebingungan dan kemudian ketakutan.

You
Maksud ibu?

Ibu
|| Kalian baru pergi tiga jam. Ibu pikir kamu lupa mengirim pesan kepada ibu. Jadi ibu akan menyebutkan sesuatu kepadamu sekitar pukul tiga. Bagaimanapun, terimakasih telah mengabari ibu jika kalian dalam keadaan baik-baik saja.

|| Kirimi ibu pesan jika kamu bisa. Namun, ibu lebih suka melihat teks selamat pagi dan malam. Oh ya, titipkan salam ibu pada Noah!

|| Semoga kalian berdua tetap aman.

Shaga berdiri membeku di tempat saat ia membaca kembali pesan itu beberapa kali.

Tiga jam?

Mereka sudah pergi selama tiga jam?

Dia menoleh ke belakang, ke luar jendela untuk memastikan di luar masih gelap, dan yang mengejutkannya lagi adalah bahwa langit cerah dan awan berwarna putih kelabu.

"Ga, lo baik-baik aja?" Suara Noah angkat bicara.

"Ini hari-"

"Apa?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 18 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

⨾ ⠀𝐂𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀 𝐍𝐎𝐂𝐓𝐄Where stories live. Discover now