6

2K 169 15
                                    








Hawa dingin kota Seoul setelah diterpa hujan lebat cukup membuatnya sedikit menggigil. Walaupun begitu Sing tetap menyusuri tembok bersejarah kota Seoul itu, melihat kelap kelip lampu kota yang terlihat indah pada malam hari. 

'Zayyan pasti sangat senang jika melihatnya'

Sing tersenyum miris, jika dia tidak bodoh dan mengikuti nafsunya mungkin dia dan Zayyan bisa melihat keindahan ini bersama. 

Dan... bersama Leo, tentu saja, anak itu akan ikut, Leo tak akan membiarkannya berdua saja dengan hyung kesayangannya itu.

Membuka kaleng bir yang ia bawa sedari tadi, lalu menyesapnya perlahan, menikmati rasa bir di tenggorokannya yang sedikit mengalihkan pikirannya yang berkecamuk.

Jika waktu bisa ia putar kembali, dia akan memilih untuk tidak pergi ke Bar malam itu dan semua kekacauan ini takkan pernah terjadi. Zayyan masih akan menjadi dirinya yang dulu, yang selalu tersenyum manis padanya. 

Meminum bir hingga tandas lalu meremas kaleng itu kuat, melampiaskan amarah pada dirinya sendiri yang selama ini ia tahan. 

Dering ponsel mengisi keheningan malam di salah satu tempat wisata populer di Seoul itu, tak ada siapapun disini selain dirinya dan kucing liar di ujung jalan. 

Lex?

Sing melihat jam yang tertera di layar ponselnya sebelum mengangkat panggilan Lex, lalu berdecak saat melihat jam sudah menunjuk pukul 02.34 dini hari, sudah berapa lama dia keluar?

"Ada apa hyung?"

'Pulanglah, aku ingin bicara.'

Panggilan itu terputus setelah Lex diseberang telepon mengucapkan kata itu.





"ARGGHH."

Teriakan kencang Sing memenuhi dorm yang sepi. Sangat kaget saat memasuki dorm dalam keadaan gelap, dia  melihat samar-samar sosok hitam berjalan kearahnya.

Lex menyalakan saklar lampu, lalu tanpa bicara berjalan menuju sofa dan duduk disana.

Sing menatap syok Lex, ia pikir dorm mereka berhantu.

Lex memberi kode dengan matanya menyuruh Sing mendekat.

"Ada apa?" Tanya Sing saat sudah duduk dihadapannya.

Lex menyandarkan tubuhnya lalu melipat tangannya didepan dada, menatap Sing dalam.

Sing mengalihkan pandangannya, merasa gugup ditatap intens oleh Lex tanpa mengatakan apapun.

"Hyung, sudah terlalu larut untuk bicara, kita bisa melanjutkannya besok." Sing menatap jam dinding yang telah menunjukkan pukul 03.08 dini hari, sembari beranjak dari duduknya.

EROSМесто, где живут истории. Откройте их для себя