Bab || 21

165 9 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Rafka memandang wajah sembab Thea yang tertidur dengan nyenyak. Bibir yang biasanya selalu mengomelinya, tadi malam bergetar hebat.

"Sepenting itukah Delvin dalam hidup lo Ya'," gumam Rafka dengan bibir yang ia usahakan untuk tersenyum.

"Sampai lo takut kehilangan dia," sambung Rafka dengan mata terpejam. Tak kuat dengan air matanya yang ingin turun.

"Sakit banget rasanya anjing," racau Rafka dengan menarik rambutnya kasar.

Karena tak mau membuat Thea terbangun, Rafka menuju kamar mandi untuk meredam emosinya. Hatinya sakit, melihat orang yang ia cintai begitu mengkhawatirkan orang lain.

"Huh anjing," gumam Rafka dengan tangan yang mengepal erat.

Tok, tok.

Rafka tersadar dari lamunannya, ketika mendengar suara ketukan dari pintu kamar mandi.

"Ka, lo di dalam," teriak Thea dari luar kamar mandi.

"Iya"

"Cepat, jangan lama-lama"

Setelahnya, Rafka langsung membersihkan badannya, dengan pikiran yang terus melayang memikirkan kejadian kecelakaan pesawat kemarin.

Setelah keluar dari kamar mandi, Rafka sudah disuguhkan oleh pemandangan istrinya yang tengah menelfon seseorang.

Mungkin menelfon Delvin? itulah yang ada dipikiran Rafka. Menghubungi siapa lagi kalau bukan Delvin, dengan wajah khawatir seperti itu. Terlebih setelah mendengar berita tadi malam, Thea langsung menangis.

"Ka, nomor Delvin masih gak aktif," ujar Thea dengan wajah benar-benar khawatir. Saking khawatirnya, tangannya sampai bergetar memegang ponsel.

"Coba hubungi Om Randy," ujar Rafka memberi saran.

"Gak aktif," ucap Thea dengan memandang wajah Rafka dari bawah.

Posisinya kini Thea tengah duduk di sofa dekat meja belajar mereka, sedangkan Rafka berdiri disamping Thea.

Mendengar jawaban Thea, Rafka hanya menghela nafas kasar. Setelahnya, Rafka berganti pakaian di walk in closet, tanpa memperdulikan tatapan Thea yang seolah meminta bantuannya.

Rafka tak dapat membantu Thea banyak. Selain karena Rafka yang tidak tahu menahu masalahnya, Rafka juga sudah lama tidak berkomunikasi dengan keluarga Delvin.

"Coba lo hubungi Mahesa, sepupu Delvin," ucap Rafka setelah keluar dari walk in closet.

"Gue gak punya nomernya," ujar Thea dengan menyodorkan ponselnya, entah apa maksudnya.

"DM di ig, gue lihat kalian saling follow," ujar Rafka dengan acuh.

"Lo gak mau bantuin gue cari informasi tentang Delvin, okei gue bisa sendiri!" sentak Thea dengan wajah yang memerah padam.

"Bukannya gue gak mau bantuin lo Ya', lo tahu sendiri kan, kalau gue udah gak sedekat itu sama Delvin. Lo bisa hubungi Galen, sahabat Delvin," ucap Rafka yang tak terima dengan tuduhan yang Thea layangkan untuknya.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang