Bab || 27

152 8 0
                                    

Tandai typo...
Satu vote kalian sangat berarti bagi author 😘😘

Happy reading!!!!

✧🦋✧

Nyatanya pagi ini tak seindah yang Thea bayangkan, pagi yang ia pikir bisa menikmati waktu karena sudah tidak terbebani dengan tugas UKK miliknya yang kini dalam tahap finishing.

Namun harapannya pupus ketika Ren dan Devano mengajaknya dan Rafka untuk pergi berlibur bersama. Iya sih, bisa menikmati waktu dengan berlibur, namun kalau Thea hanya pergi berlibur dengan Rafka saja, jika Thea pergi dengan Devano dan Ren, yang ada Thea menjadi baby sitter dadakan untuk Ren yang sangat suka keramaian.

"Terserah kamu," ucap Thea lelah mendengar ocehan Ren.

Setelah sampai di pusat perbelanjaan, Ren dengan semangat mengajak Devano untuk menonton pameran robot.

"Van, jagain Ren, gue sama Thea mau cari kebutuhan dapur," ucap Rafka yang diangguki malas Devano.

Menurut Devano, keluarga Thea sangat overprotektif pada Ren. Devano saja yang mendengar keluhan Ren merasa iba kepada bocah itu.

"Gak usah sama kak Thea gak papa, sama gue aja, nanti lo bebas cicipi kuliner Indonesia," kekeh Devano yang diangguki Ren.

Setelah berpisah dengan Devano dan Ren, Rafka langsung melingkarkan tangannya di pinggang ramping Thea.

"Lo cacingan atau gimana sih Ya'?" tanya Rafka membuat Thea menatap malas Rafka.

"Padahal kalau makan porsinya hampir sama kayak gue, tapi kok badan lo kecil banget sih," sambung Rafka dengan terkekeh pelan.

"Body shaming banget sih lo Ka," ucap Thea kesal, meskipun sudah seperti pasangan pada umumnya, namun Rafka sangatlah jahil dan menyebalkan.

"Walaupun gitu lo tetap cantik kok babe," kekeh Rafka lagi dengan mengusak rambut Thea.

Thea hanya diam mendengar panggilan Rafka untuknya, memang sudah beberapa kali Rafka memanggilnya 'babe' namun tetap saja Thea merasa aneh mendengarnya.

Karena bahan-bahan dapur dan stok pembersih di apartemennya habis, Thea dan Rafka akhirnya berbelanja untuk kebutuhan mereka.

"Ya', jangan nyetok daging terlalu banyak, gue gak suka," ucap Rafka membuat Thea yang sedang memilih daging mengangguk pelan.

"Diantara daging ayam sama ikan, lo lebih suka yang mana?" tanya Thea yang kini sudah berpindah posisi.

"Lo sih," bisik Rafka dengan terkekeh pelan, tak lupa ia mengecup belakang kepala Thea.

"Ka, serius!"

"Ayam, babe"

Setelahnya, Thea sibuk dengan sayur dan buah-buahan. Thea terkekeh pelan kala melihat buah apel hijau didepannya, ia jadi teringat dengan Papinya.

Dulu Papi Arga sangat menyukai apel hijau, tapi karena Thea lebih suka apel merah, Papi Arga tak pernah membeli lagi. Kalau beli pun biasanya tidak ditaruh di meja makan, karena takut Thea tak nafsu makan.

Karena dulu saat kecil, Thea pernah keracunan apel hijau, membuat dirinya tak pernah memakan apel hijau lagi.

Namun sekarang Thea malah sering membelikan Papinya apel hijau karena menurut Thea, hanya buah itulah yang Papinya sukai.

SCHÖNE LIEBE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang