4. Tiba di Jantung Mysterious WGALand

12 7 0
                                    

Begitu terbangun setelah mabuk berat, aku mendapati diriku sudah tiba di pulau tujuan: Mysterious WGALand.

Sesuai informasi yang disampaikan oleh Kapten sebelumnya, sewaktu kami semua naik ke kapal The Holy Serpent, Kapten memperlihatkan peta lokasi pencarian dan memberi tahu bahwa pulau ini memiliki tiga wilayah yang berbeda. Terdiri dari Green Mist Forest, Monochrome Abyss, dan Moroe Volcano. Kapten bilang, lokasi kami sekarang berada di Jantung Mysterious WGALand, yaitu sebuah wilayah utama dari ketiga wilayah yang barusan kusebutkan.

Semua orang yang begabung dalam misi pencarian diminta untuk mendirikan tenda. Segala peralatan dan perlengkapan ternyata sudah disediakan oleh para kru dan kami hanya perlu mendirikannya agar layak dijadikan tempat bernaung sementara.

Omong-omong soal membangun tenda, aku sebetulnya tidak terbiasa melakukan itu. Aku hanya pernah sesekali membuat naungan dadakan dari bahan-bahan alam saat kabur dari rumah dan tidak mendapat tumpangan menginap. Itu pun hanya bisa bertahan selama beberapa jam saja, bivak yang kubuat selalu tidak sekokoh milik orang-orang.

Kali ini, kru kapal The Holy Serpent telah menyediakan beberapa tenda dan peralatan yang bisa kami gunakan untuk membuat perlindungan malam ini. Ukuran tendanya beragam. Ada tenda besar yang mampu menampung hingga delapan sampai sepuluh orang, juga tenda kecil yang paling hanya bisa memuat satu atau dua orang. Kulihat bentuk tendanya cukup praktis dan modern.

Cara kerja untuk mendirikan tenda yang ukuran lebih kecil kelihatannya sangat mudah. Mungkin hanya perlu menarik dan memasang dua rangka yang ada pada kain tenda dan mengikatnya sesuai posisi tali yang tersedia, lalu saat rangka tenda itu sudah sesuai posisinya, angkat bagian tengah tenda yang menjadi pusat agar rangka tadi memberi lengkungan dan tenda bisa berdiri. Jangan lupakan untuk membuat pasak di ke empat sudut agar tenda dapat berdiri kokoh. Selain itu, bentangkan bagian terluar tenda atau kain anti air untuk melindungi seluruh bagian tenda agar air hujan tidak dapat masuk. Terakhir, buat parit kecil di sekitar tenda supaya ketika hujan nanti, tenda kami tidak kebanjiran.

Selain tenda kecil, para kru juga membuat tenda yang lebih besar untuk mereka gunakan, serta tenda dapur, tenda medis yang ukurannya lebih kecil, dan tenda khusus untuk Kapten Quest.

Dapat kulihat saat itu salah seorang kru perempuan begitu tegas memerintahkan kru yang lainnya untuk bekerja mendirikan tenda yang lebih besar. Kalau tidak salah kuingat, namanya adalah Leora, seorang perempuan berambut ungu gelap yang diikat tinggi hingga menampakkan kulit lehernya. Aura perempuan itu tak kalah kharismatik dengan kru lain yang pernah berinteraksi denganku. Dia seakan memancarkan rasa percaya diri yang tinggi dan kemampuan kepemimpinan yang dapat diandalkan. Terbukti saat para kru tampak menuruti perintah gadis itu. Suaranya yang terdengar tegas membuat mereka yang diberi perintah tak dapat mengelak. Diam-diam sepertinya aku mengagumi Leora. Dia seakan memberiku energi positif untuk menjadi lebih berani dan percaya diri seperti itu.

Mungkin, jika ada kesempatan lain aku akan menyapanya setelah membereskan tugas utamaku. Mendirikan tenda.

Meski terlihat gampang seperti bayanganku sebelumnya, nyatanya mendirikan tenda tetap membutuhkan usaha yang lebih besar, apalagi bagi orang awam yang jarang pergi berkemah. Kami perlu waktu yang cukup lama, bahkan sampai hari menjelang malam hingga semua tenda selesai dibangun. Pelajaran yang kudapat: jangan menyepelekan pekerjaan yang tampak mudah.

Begitu malam tiba, kru kapal terlihat mengeluarkan perbekalan dan menyiapkan kayu-kayu di tengah lingkaran tenda yang sudah berdiri. Katanya, mereka akan mengadakan pesat kecil! Wah, kedengarannya seru sekali. Aku tentu saja menyukainya, pasti koki kapal mereka akan membuat hidangan yang lezat lagi. Buktinya, ada aroma menyenangkan yang berasal dari tenda dapur. Setelah kuingat-ingat, nama koki kapalnya adalah June. Dia kelihatan seperti seorang ibu yang penyayang, tapi terkadang tampak seperti orang yang keras juga.

To New Horizon : Tarsa's JournalWhere stories live. Discover now