Chapter 04

394 32 0
                                    

Flashback on

Sang Permaisuri mengundang beberapa nyonya bangsawan untuk menghadiri pesta perjamuan teh di istana kekaisaran hanya untuk sekedar bertemu dengan teman-teman lamanya atau bertegur sapa. Mereka juga di izinkan untuk membawa anak-anak mereka yang masih kecil untuk diperkenalkan antara satu sama lain.

Kebanyakan nyonya bangsawan tersebut memiliki tingkat yang tinggi atau memiliki pengaruh yang besar bagi kekaisaran. Seperti Marchioness Austen, Duchess Verbena, dan tentunya Countess De Vony juga hadir dalam perjamuan teh tersebut. Sedangkan untuk para anak bangsawan yang masih kecil di arahkan untuk bermain di taman istana.

Pada saat itu seharusnya Lance yang menemani ibundanya, tetapi karena ia memiliki kelas dan latihan pada hari itu. Akhirnya Larriette yang masih berumur 5 tahunlah yang menemani ibundanya tersebut.

Disaat anak-anak lainnya sedang bermain atau berlarian, Larriette justru duduk dengan tenang sambil melukis pemandangan di depannya. Baginya, semua yang menyangkut kekaisaran sangat indah untuk dilukis, terutama bangunan dan taman-taman yang terlihat cerah.

Jika ditanya darimana ia mendapatkan alat-alat lukis tersebut, tentu saja ia membawanya dari rumah menggunakan koper kecilnya. Countess De Vony juga tidak melarang anak tersebut, karena jika ia melarangnya maka Larriette akan merajuk dan tidak mau menemani ibundanya.

Larriette sebenarnya tidak berminat untuk menemani ibundanya. Bukan karena ia anak yang durhaka, tetapi karena ia sangat malas untuk bergaul dengan anak-anak seusia sebayanya. Dia bahkan lebih memilih untuk tiduran atau sekedar membaca buku dibandingkan harus bertemu dengan orang-orang.

Disaat Larriette lagi tenang-tenang nya melukis, ia mendengar suara seseorang yang terdengar seperti sedang berteriak. Ia mencoba untuk melihat apa yang terjadi, disana ternyata sudah lumayan banyak anak-anak yang berkumpul.

Larriette melihat seorang anak perempuan sebayanya meringis kesakitan dibawah rerumputan dan terlihat seorang anak laki-laki yang terlihat sedang memarahi anak perempuan tersebut.

"Maafkan saya tuan muda Verbena, saya tidak bermaksud untuk menumpahkan minuman tersebut pada kemeja anda," ucap anak perempuan tersebut sambil menangis. Sedangkan anak laki-laki tersebut yang bernama Vernon De Verbena justru membentak dan dengan sengaja ia menginjak tangan anak perempuan tersebut.

"Apa kamu tidak memiliki mata?! Kamu kira kamu bisa membayar pakaian ku yang mahal ini?" Ucap Vernon sambil terus menekan kakinya di tangan anak perempuan tersebut. Larriette bertanya-tanya, padahal anak perempuan tersebut tidak sengaja menumpahkan minuman pada kemejanya, tetapi mengapa ia justru memperbesar masalah? Karena tidak tahan, akhirnya Larriette keluar dari kerumunan dan menahan tangan Vernon yang ingin menampar anak perempuan tersebut.

Vernon menatap sinis ke arah Larriette, yang ditatap juga tak kalah sinis nya. "Heh... Pengen jadi pahlawan kesiangan ya?" Vernon menampilkan senyuman yang meremehkan terhadap Larriette. "Dia anak bangsawan dari keluarga mana? Dilihat dari pakaianmu sih, pasti dari keluarga bangsawan tingkat rendah," ucap Vernon sambil tertawa, sedangkan anak-anak lainnya juga tertawa, mereka adalah teman-teman Vernon, mereka tidak beda jauh dari Vernon yang selalu menindas keluarga bangsawan yang tingkatnya lebih rendah dari mereka, bahkan mereka tidak segan-segan untuk melukainya, mereka hidup dalam kenyamanan keluarganya dan selalu dihormati yang membuat mereka merasa bahwa dirinya adalah yang berkuasa.

Larriette hanya diam mendengarkan ocehan mulut orang-orang Vernon. Sedangkan anak perempuan yang berada di belakangnya mengatakan untuk tidak melawannya, sebab Vernon berasal dari keluarga Duke yang terpandang, sedangkan mereka berada dibawahnya.

Tetapi omongan selanjutnya dari Vernon membuat Larriette tidak bisa menahannya lebih lama. "Kenapa diam? Pasti malu ya, suka heran sama bangsawan yang tidak terpandang seperti kalian. Apa orangtuanya tidak memiliki otak agar mengajari anak-anak cara hormat kepada orang yang kastanya lebih tinggi? " Sekarang ucapan Vernon sudah melebih batasnya. Ditambah ia semakin tertawa terbahak-bahak bersama teman-temannya tersebut.

"Kalau begitu kamu yang merupakan anak Duke apa pantas berkata seperti itu? Apakah orang tuamu tidak mengajarimu tentang tata krama? Ah, apa mungkin keluarga Duke Verbena hanya memiliki harta yang berlimpah tetapi memiliki otak yang kecil dan dangkal?" Ucapan dari Larriette tentu membuat amarah dari dalam tubuh Vernon meluap, tetapi orang-orang yang berada disekitar juga mulai membisikkan sesuatu yang tentu saja arah tatapannya ke arah Vernon.

Merasa malu, ia pergi dari tempat tersebut dan sesaat dia menoleh ke arah Larriette. Vernon kelihatan seperti akan menangis, tentu saja hal tersebut membuat Larriette bingung. Bagaimana dia bisa menangis hanya dengan kata-kata? Sungguh kekanakan.

Sedangkan anak perempuan dibelakang Larriette menatap kagum dengan perempuan didepannya tersebut. Menurutnya Larriette adalah orang yang telah menyelamatkan hidupnya. Saat Larriette ingin melihat keadaan anak perempuan dibelakangnya, anak tersebut langsung memegang tangannya dengan mata yang berseri-seri. Tentu saja itu membuat Larriette kecil merasa bingung dan tidak nyaman.

"Apa saya bisa menjadi teman anda?" Ucap anak perempuan tersebut dengan semangat dan senyuman yang terpampang jelas diwajahnya. Sedangkan Larriette masih menatap bingung, bagaimana mereka bisa berteman jika dia saja tidak mengetahui namanya.

Merasa mengerti akan ekspresi wajah Larriette, dia akhirnya memperkenalkan namanya. "Anda pasti bingung, nama saya adalah Anna Austen, saya berasal dari keluarga Marques Austen. Kalau anda?"

"Larriette De Vony, dari keluarga Count Vony."

Anna langsung memeluk tubuh Larriette, dia sungguh sangat senang karena dapat berteman dengan gadis pemberani seperti Larriette. Taman yang tadinya sempat bersitegang karena adanya pertengkaran, sekarang menjadi tempat tawa dan tempat untuk berbincang dengan teman-teman yang baru.

Tanpa mereka sadari ternyata terdapat seorang anak laki-laki yang sudah mengawasi mereka sedari tadi di atas pohon yang cukup tinggi.

"Larriette De Vony....."

***

Sejak saat itulah Anna menjadi teman sekaligus menjadi sahabat untuk Larriette. Anna sering mengundang Larriette ke rumahnya begitupun sebaliknya, Anna sering datang ke rumah Larriette. Pertemuan yang tidak terduga itu ternyata bisa menjadi awal mula keduanya berteman. Mereka sering menghabiskan waktunya bersama, entah itu membaca buku, belajar, menghadiri acara, melukis, ataupun sekedar menikmati langit malam yang bertaburan oleh bintang-bintang yang bersinar. Sehingga saat umur Larriette berumur 10 tahun, ia seakan-akan lenyap dari muka bumi selama 6 tahun lamanya, tidak pernah lagi ia sekalipun muncul.

Flashback off

***

"Oleh sebab itu, saya sangat terkejut dan senang akhirnya anda menerima undangan dari saya setelah sekian tahun lamanya," ucap Anna sambil memegang kedua tangan Larriette. Sedangkan Larriette menatap ketulusan dari mata emerald milik perempuan didepannya tersebut. Tetapi ia kembali pada kesadarannya, ia memang harus berterimakasih kepada Anna yang memberitahukan kejadian sewaktu dirinya masih kecil.

Tetapi itu belum bisa untuk mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Dia harus menemukan banyak kepingan puzzle lagi untuk bisa hidup di dunia asing ini. Rasanya sungguh sangat melelahkan untuk hidup di dunia asing ini, ia bahkan tidak tahu bahaya apa saja yang akan menantikannya. Dia berpikir lebih baik untuk memasuki dunia novel sehingga dia bisa merencanakan masa depannya dan menghindari hal yang tidak mengenakkan.

~~~

To be Continued

Untuk beberapa chapter ke depan, watashi mungkin akan lebih banyak menceritakan tentang masa lalu dari tokoh utama kita, yaitu Larriette.

I Love You In Every Universe(HIATUS)Where stories live. Discover now