Dalam ketenangan senja, laki-laki itu duduk sendirian di taman yang pernah menjadi saksi bisu kisahnya. Kilau matahari terbenam mengingatkannya pada saat-saat indah yang ia bagikan dengan gadis yang telah tiada itu.
Laki-laki itu ingat senyumnya yang manis, yang selalu menjadi cahaya dalam hidupnya yang gelap. Perasaanya campur aduk ketika ia merenung tentang saat-saat ketika mengingat kisah panjang yang mereka lalui.
Tetapi ingatan paling membekas adalah saat-saat terakhir mereka bersama. Saat gadis itu mengungkapkan kata cinta sambil tersenyum sebelum mata itu benar-benar tertutup, meninggalkan dunia ini.
Tak terasa mata itu kembali basah, "Maafin gue, Ly." ucap laki-laki itu frustasi.
"Ash! Mau sampai kapan lo kayak gini?" Seorang gadis yang terlihat lebih muda beberapa tahun dari Asher datang menghampiri.
Asher bergeming, ia tidak mempedulikan kehadiran gadis itu sama sekali.
"Dia udah pergi, Ash. Tolonglah, jangan kayak orang mati begini." Gadis itu terdengar frustasi melihat keadaan Asher yang seperti zombie.
"Tsk. Makanya, lo harusnya dengerin gue." Gadis itu menghadap ke arah Asher, lalu menangkup wajah laki-laki itu, "Lo sama dia gak bisa bersama. Gue udah peringatin lo. Lo masih punya gue, Ash."
Laki-laki masih diam menatap gadis yang ada di hadapannya itu.
"Kalian gak ditakdirkan bersama."
Kata-kata yang diucapkan gadis itu sungguh mengiris hatinya.
Kenapa?
Kenapa tidak bisa?
Hari itu, Asher mulai mempertanyakan takdir. Mengapa ia tidak bisa bersama gadisnya lagi kali ini?
Di kehidupan ke 7 ini, setelah melalui 6 kehidupannya yang gagal bersama Lily.
****
Asher memasuki sebuah toko kue yang belum lama ini dibuka, yang letaknya dekat dengan sekolahnya. Ketika berdiri di depan meja kasir, pandangannya bertemu dengan seorang wanita paruh bayah yang menjadi kasir sekaligus pemilik toko.
Terlihat wajah kasir itu sedikit terkejut, namun sedetik kemudian wajahnya kembali seperti biasa.
"Mau pesan apa mas?" Tanya wanita itu ramah.
"Roti melonnya satu, dibungkus."
Wanita itu sedikit mengernyit, "Mohon maaf mas, kami tidak menjual roti. Kami hanya menyediakan aneka kue." Jawab wanita itu masih dengan nada yang ramah.
"No extra cream, please." Ucap Asher lagi yang membuat pemilik toko bergeming.
Wanita itu tersenyum, "Baik. Silahkan menunggu di sebelah sana mas. Nanti akan saya bawa pesananya."
Asher mengangguk, lalu berjalan menuju tempat yang dimaksud oleh wanita itu. Letaknya cukup jauh dari area para pelanggan yang sedang menikmati kue, serta sedikit tertutup sehingga tak banyak pasang mata yang bisa melihat.
Setelah beberapa saat wanita itu datang membawa pesanan milik Asher. Laki-laki itu berbalik dan menatap wanita itu penuh arti.
"Halo bu. I remember everything." Ucap Asher dengan tatapan teduhnya menatap wanita itu.
Wanita itu, atau yang sering di sapa Sarah, berjalan perlahan menghampiri Asher lalu memeluknya.
"Welcome back, nak. Ibu sudah kangen banget sama kamu." Ucap Sarah sambil mengelus lembut punggung Asher.
"Asher juga, Bu." Ucap Asher sambil tersenyum hangat, lalu perlahan ia melepas pelukannya, "Asher juga mau bilang makasih sama Ibu. Makasih udah jagain Lily di kehidupan sebelumnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
MEMORIA
FantasyIni semua adalah tentang memoria (ingatan) dari kehidupan sebelumnya. Tak pernah terpikirkan oleh Lily bahwa dirinya akan diberi kesempatan kedua untuk kembali hidup. Seumur hidupnya, hanya ia habiskan untuk berfoya-foya dan mengejar cinta Asher yan...