"MENCINTAI SESEORANG YANG BELUM USAI DEGAN MASALALUNYA ITU MENYAKITKAN."
___Author pacar kiming★happy reading 💕
☆
☆
☆Zela menatap parkiran. Ia mencari-cari di mana mobil jemputannya. Tidak biasanya supirnya itu telat jemput.
Zela merogoh ponselnya, lalu membuka room chat dengan pak Dono, selaku supirnya. Detik berikutnya, ia menaiki sebelah alisnya. Ternyata pak Dono sudah memberikan Zela pesan, jika ban mobilnya kempes, sehingga menyuruh Zela untuk menaikkan taksi saja.
Zela menghembuskan nafasnya pelan, ia mulai melangkah kaki menuju halte.
"Tau gini, tadi gue numpang sama Niko," ucap Zela.
"Jangan cemberut, muka lo makin jelek," ucap Vino yang mampu membuat Zela menoleh ke arah pemuda itu.
Vino menaiki sebelah alisnya. Pemuda itu nangkring di atas motor di parkiran. Mungkin tebar pesona, atau, ia sedang mencari target, pacar yang keberapa untuk ia antar pulang hari ini.
"Dih, kok ngatur?"
Vino melempar Zela helm, untung dengan sikap gadis itu berhasil menangkap helm itu.
Zela menaiki sebelah alisnya seraya menatap malas helm yang Vino lempar.
"Buruan naik!" ucap Vino. Pemuda itu bersiap untuk menjalankan motornya.
"Lo kan kaum gratisan, masih untung gue kasih tumpangan gratis," potong Vino.
Zela menatap malas ke arah Vino, walaupun kenyataannya memang begitu.
"Hei, kok diem?"
"Lo ngga akan culik gue, kan?" tanya Zela ngawur.
"Ngga minat gue culik lo."
"Naik atau gue lempar?"
Zela menatap Vino sinis. Kemudian ia mendekat ke arah Vino.
"Beneran mau gue lempar?"
Zela memakai helm yang tadi Vino lempar, kemudian naik ke jok belakang motor Vino.
☆☆☆
Banyak kendaraan berlalu lalang di kota jakarta sore ini. Zela yang setia memeluk Vino karena laju kendaraan yang Vino kendarai itu di atas rata-rata.
Motor sport hitam itu berlaju kencang membelah jalanan. Tanpa pengetahuan jika Zela ketakutan di jok belakang Vino.
"VINO, ANYING!!!" Teriakan itu keluar dari mulut Zela. Sedari tadi gadis itu berteriak karena Vino membawa motor seperti orang kesetanan.
Mata Zela terpejam sedari tadi. Sesekali Vino melihat lewat kaca sepion motornya. Ia tersenyum penuh kemenangan melihat wajah ketakutan Zela. Semua itu ia gunakan untuk modus agar di peluk Zela.
"Vino, kalo lo mau mati jangan ajak gue!" katanya di akhiri dengan tangisan. Ya Zela menangis, jujur ia sangat takut. Abangnya saja tidak pernah mengendarai motor seperti ini jika bersamanya. Semenjak kejadian itu.
Namun tiba-tiba motor yang Vino lajukan berhenti di sebuah taman kota yang lumayan luas.
"Gue tau, gue ganteng, gue wangi, pasti lo nyaman peluk gue," ucap Vino panjang lebar. Zela engan untuk melepas pelukkannya, sehingga membuat Vino ke geeran.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINOZELA [Unrequited revenge]
Teen Fiction"Wajah cantik Lo gak pantes di banjiri air mata." Itu ucapan Vino yang tidak akan Zela lupakan. Iya, itu ucapan si Vinokionya Zela. Pemuda yang selalu menutupi lukanya dengan tawa palsunya. Lawakan yang terlontar dari bibirnya palsu, itu palsu. Mak...