Happy reading 💕
☆
☆
☆Zela menghela nafas pelan, hampir saja tidak kesiangan. Jika telat lima menit saja gadis itu sudah pasti di hukum.
Lantas Zela mulai melangkahkan kakinya menuju kelas. Sepanjang koridor, banyak pasang mata yang mengarah ke arahnya. Rambut di gerai indah, bola mata yang cokelat, terpadu dengan lentiknya bulu mata Zela, sangat cantik bukan?
Zela juga incaran kaum adam di SMA Antariksa. Begitupun dengan Vino yang menyukai Zela. Namun, kecantikannya luntur oleh sikap gesreknya itu.Tiba-tiba dirinya tidak sengaja di tabrak oleh seorang pemuda dengan almamater OSIS yang melekat di tubuhnya, serta beberapa buku di tangannya yang mulai berserakan di lantai.
Zela buru-buru membantu memungut beberapa buku tersebut.
"Omygt ketemu lagi dong," ucap Zela dengan senyum ganjennya.
"Eh Zela, Sorry, gue lagi buru-buru," ucap Fandu seraya memungut buku-buku yang berserakan di lantai.
"Gapapa, mau gue bantu?" tanya Zela menawarkan bantuan. "Gini ya kalo di Drakor yang gue tonton itu, cinta awalnya dari tidak kesengajaan."
"Terus?"
"Kita kan ketemu juga karena gak sengaja, gimana si lo?" ujar Zela memutar bola matanya malas. "Jelas banget cinta kita itu kaya drakor-drakor itu."
"Katanya mau bantuin?" tanya Fandu.
"Iya, mau di bawa kemana? Ke hati Lo? Atau__"
"Ke kantor," jawab Fandu memotong ucapan Zela.
Jika ia tidak membutuhkan bantuan, mungkin ia sudah meninggalkan Zela. Membawa buku banyak dan ukurannya lumayan besar, membuatnya kewalahan.
"Lo gak keberatan?" tanyanya yang mulai berjalan di susul oleh Zela.
"Gak kok, santai aja," ucap Zela ramah. "Bawain hati Lo juga gapapa."
Fandu hanya bisa pasrah mengahadapi sikap cerewet Zela.
"Btw, lo anak kelas mana?"
"XII IPA 3."
Keduanya berjalan beriringan untuk meletakan buku yang mereka bawa ke kantor.
Sepanjang jalan Zela terus saja mengoceh tak ada hentinya membuat Fandu menggelengkan kepalanya. Atau ada juga perkataan Zela yang membuatnya tertawa.
Namun, lagi-lagi Vino melihat interaksi keduanya.
☆☆☆
Di lapang basket ini, terjadi kericuhan antara Vino dan salah satu murid bernama Panji.
"Lo kalo kalah ya kalah bangsat!" maki Vino kesal.
Bisa-bisanya panji kalah bermain basket dan malah tidak terima. Saat jam istirahat tadi, inti gabores mengajak bertarung dengan Panji dan teman-temannya yang lain. Dan berujung panji yang kalah dalam pertandingan. Tapi sialnya pemuda itu malah tidak terima.
"Gila emang lo, udah kalah malah ga nerima kekalahan!" ucap Revan ikut nimbrung.
Mereka hanya menyaksikan Vino baku hantam tanpa niatan meleraikan. Juga beberapa murid yang menyaksikan tidak ada yang berani meleraikan keduanya.
Panji tersenyum remeh. "Bukan cuma pertandingan ini, gue ga terima kalo Ramlan jadi ketua basket dan lo pada jadi bagian anggota basket!"
Mereka semua melongo dengan jawaban Panji.
KAMU SEDANG MEMBACA
VINOZELA [Unrequited revenge]
Teen Fiction"Wajah cantik Lo gak pantes di banjiri air mata." Itu ucapan Vino yang tidak akan Zela lupakan. Iya, itu ucapan si Vinokionya Zela. Pemuda yang selalu menutupi lukanya dengan tawa palsunya. Lawakan yang terlontar dari bibirnya palsu, itu palsu. Mak...