31

38 1 0
                                    

"... Ling"

"...a-ling"

"Jin Ling!"

Remang remang, perlahan penglihatan jin Ling mulai jelas dan yang pertama ia temui adalah Sizhui yang tengah memanggilnya.

"Si..zhui" panggil nya lirih.

Senyum mulai mengembang di wajah Sizhui. Ia merasakan kelegaan tanpa sadar menarik Jin Ling dalam pelukannya. "Syukur lah, kukira kau tak akan bangun. Aku sangat ketakutan, A-ling". Sedangkan Jin Ling masih memproses apa yang terjadi. Ia tak memberontak karna tak memiliki tenaga dan tanpa sadar ia juga membalas pelukan itu, nyaman.

Setelah cukup lama dalam posisi berpelukan itu, Sizhui mulai sadar dan segera melepaskan pelukan. Wajahnya merah seperti tomat. " ma...ma..maaf, aku tak bermaksud begitu Jin Ling" gagapnya.

Jin Ling hanya bisa diam dengan wajah yang tak kalah merah. "Sizhui bodoh " umpat nya lirih.

Sizhui yang mendengar nya semakin takut jika Jin Ling membencinya. Ia terus meminta maaf soal perbuatannya.

Jin Ling muak mendengar nya. "Sudah. Sudah, hentikan maaf mu itu-oh iya, dimana kita dan kenapa kita hanya berdua? Mana bocah menyebalkan itu?".

Sizhui akhirnya ingat jika ia kehilangan satu temannya. Ia membuang nafas berat, "kita terpisah dari Jingyi. Saat setelah kekacauan tadi yang bisa ku raih untuk kabur hanya lah tubuhmu".

Flashback on

Mayat ganas yang junior(Jin Ling, Sizhui, dan Jingyi) temui ini berbeda dengan mayat berjalan yang sebelumnya mereka temui. Mayat mayat ini memiliki kebencian yang besar, sehingga membuat nya sangat kuat.

"Apa apaan mayat gila ini, kenapa tenaganya kuat sekali!" Ucap Jingyi.

Jin Ling berhasil melumpuhkan dua mayat. Sizhui juga tak kalah, ia sudah melumpuhkan sekitar tiga hingga empat mayat. Namun masih tersisa sekitar belasan mayat lagi.

Nafas Jin Ling sudah naik turun. Ia kelelahan, lengan kirinya juga terluka.

Sizhui terlempar mundur hingga ke samping Jin Lin. "Jin Ling, kau tak apa?". Jin Ling menggeleng, "aku hanya terluka sedikit".

"Lihat!" Mendengar teriakan Jingyi keduanya melihat kearah yang di tunjuk Jingyi. "Mereka berhenti bergerak?" Heran Sizhui.

Ketiganya dibuat bingung. Mereka tak mengendurkan kewaspadaannya. Jin Ling berinisiatif maju untuk mengecek. Pedangnya di acungkan hingga menyentuh tubuh salah satu mayat, tapi tidak terjadi apa apa. "Tak terjadi apa apa?" Ucapnya bingung.

Pedang Jin Ling tak sengaja menggores tubuh mayat itu.

"Bagaimana?" Teriak Jingyi dari jauh.

Jin Ling balas berteriak, " tidak terjadi apa apa?".

Jin Ling berjalan untuk kembali ketempat kedua temannya. Belum sampai lima langkah terdengar Sizhui yang berteriak. "A-ling, menjauh dari sana!!!". Jin Ling refleks menoleh kebelakang. Matanya melebar kala melihat mayat yang ada di depannya tubuhnya sudah mengembung dan berkedut. Mayat itu memuntahkan cairan hitam pekat. Jin Ling menatap penuh jijik pada mayat itu. " A-apa apaan mayat ini-".

Tanpa disangka sangka tubuh mayat itu tiba-tiba meledak yang mengakibatkan tubuh Jin Ling terlempar kebelakang. Dari tubuh mayat yang meledak itu keluar semacam bubuk berwarna hitam yang sangat bau. Jin Ling tak sengaja menghirup bubuk itu yang mengakibatkan ia terbatuk-batuk.

Sizhui dengan cepat menangkap tubuh Jin Ling yang masih melayang. Menarik nya menjauh dari sana.

"Gawat! Mayat yang lain juga mau meledak!!" Jingyi berteriak nyaring.

Sizhui yang mendengar nya segera mengalihkan pandangan nya pada para mayat didepan sana. Benar saja! Semua mayat itu, tubuhnya mengembung seperti balon yang berkedut hampir pecah. Pemandangan yang sangat mengerikan bagi Sizhui. "Apa sebenarnya ini semua?".

"Jingyi! Lari menjauh dari sana!" Sizhui berteriak memperingati Jingyi. Tubuh para mayat itu meledakkan beruntun. Satu meledak di susul yang lainnya.

Sizhui melindungi tubuh Jin Ling yang sudah tak sadarkan diri.

Blar!
Blar!
Dar!

Ledakkan itu mengguncang dan menghancurkan sekitar nya. Beberapa pohon ambruk dan tak beraturan.

Flashback off

Kini Jin Ling dan Sizhui tengah kembali ke tempat kejadian. Tempat itu menjadi lahan tandur seperti habis di lahap api.

Mereka berdua berteriak memanggil nama Jingyi.

"Jingyi!"

"Jingyi!"

"Bocah menyebalkan!".

"Anak curut!"

Lama mereka mencari hingga akhirnya mereka menemukan Jingyi yang terhimpit oleh dua batang pohon. Untungnya dua batang itu tidak menimpanya namun justru seperti melindunginya. Keduanya menarik Jingyi keluar.

"Jingyi!". Sizhui menepuk kecil pipi Jingyi tapi tidak ada respon. Sizhui mencoba mengecek denyut nadinya, namun tak di temukan masalah.

"Ssttt" Jin Ling mengisyaratkan jari telunjuk nya di bibir.

Hening sesaat.

Terdengar dengkuran halus. Sizhui dan Jin Ling membeku di tempat. Wajah mereka pecah.

Jin Ling yang geram sudah akan melayangkan tinjunya sebelum di tahan oleh Sizhui. "Dasar cecenguk ini, kita menghawatirkan nya dan dia malah tidur. Sizhui menyingkir dari ku, aku akan membunuhnya" marah Jin Ling.

Sizhui memegangi tubuh Jin Ling dari samping. "Jin Ling tenangkan dirimu" mohon nya. Di satu sisi ia bersyukur setidaknya Jingyi tidak dalam keadaan buruk.

Mereka harus segera selesaikan hal ini sebelum semakin parah.

Setelah Jin Ling menenangkan diri, Sizhui mencoba membangunkan Jingyi. Itu berhasil setelah segala cara di lakukan dan hal yang bisa membangunkan nya adalah dengan membacakan peraturan sekte GusuLan. Ya tuhan! Begitu mengerikan nya kah peraturan itu hingga bisa membangunkan orang yang tidur seperti orang mati, batin jin Ling.

Ketiganya melanjutkan perjalanan. Tak jauh dari tempat mereka ada sebuah lahan lain. Mereka menemukan batu batu yang berserakan tak beraturan. Ketiganya mulai berpencar dengan kertas mantra di tangan masing masing.

Walau terlihat tidak beraturan sebelumnya, namun batu batu itu saling terhubung satu sama lain.

Setelah kertas mantra di aktifkan mulai muncul garis halus berwarna merah yang saling berhubungan dari batu satu ke batu yang lain.

"Waw! Kertas mantra buatan senior Wei sangat berguna" seru Jingyi.

Jin Ling memutar mata malas. " tch! Kan kertas mantra ini memang di siapkan untuk ini, bodoh".

Jingyi menatap sinis pada Jin Ling. Jin Ling pun tak kalah mau kalah dan membalas tatapan sinis Jingyi.

Suara pecah terdengar nyaring mengagetkan ketiganya. Suara itu berasal dari kumpulan garis didepan mereka. Garis lembut tadi terhubung dan membentuk sebuah aray. Kini aray itu pecah karna kertas mantra yang di pasang.

Sizhui, "segelnya hancur".

Jingyi merebahkan tubuhnya di tanah. Ia berseru keras, "akhirnya kita bisa pulang dan istirahat!! Aku rindu ayam panggang di kota".

Jin Ling juga merasa lega. Akhirnya ia bisa melakukan sesuatu untuk sekte nya walau ia masih lah muda. Ia bisa membuktikan jika ia tak bisa di remehkan hanya karena usianya.

Pandangan Jin Ling bertemu dengan Sizhui. Sizhui mengangguk dan tersenyum ke arah jin Ling. "Kita berhasil". Jin Ling balas tersenyum, "iya. Kita berhasil".


MDZS: kembali ke masa lalu part 2 ( mulai part 21-selesai)Where stories live. Discover now