Bab 1 : Halaman Yang Hilang

1.7K 95 2
                                        

Hi, selamat datang di project terjemahan baru.

Apabila menemukan typo atau kalimat kurang jelas, tolong ditandai ya. Terimakasih.


***

Draco memberikan ciuman lembut di puncak kepalaku dan memerintahkan, "Waktunya tidur, Cinta."

Tangannya terasa berat di pundakku. Dia mencondongkan tubuh ke arahku dari belakang saat aku duduk, meringkuk di kursi empuk dekat perapian di perpustakaan kami. Aku memejamkan mata dan menikmati aroma udara segar dan cologne khasnya—halus namun lezat.

Aku belum mau naik ke atas. Aku asyik dengan bab yang aku baca dalam Penggunaan Kreatif untuk Mantra Biasa oleh Ziggy Wattleburn.

Aku memiringkan kepalaku ke belakang untuk melihat penampilan Draco dan melihat sehelai rambut jatuh ke dahinya. Dia selalu terlihat kompak, meski santai.

"Siapa yang tadi di gerbang? Kamu tadi di luar sebentar," kataku untuk mengganti topik pembicaraan.

Draco berdiri dan memasukkan tangannya ke dalam saku, mengamatiku. Tubuhnya yang berotot membuat perut bagian bawahku merinding, dan aku melihatnya mengangkat alis penuh pengertian—bajingan arogan. Aku menyukainya.

"Tidak ada orang yang penting," kata Draco sambil mengangkat bahu saat api menyala di sebelah kami.

Draco mengulurkan tangannya untuk mengambil bukuku dalam perintah diam, tapi aku meletakkan jariku di lipatan perkamen lalu menariknya.

"Pergilah," aku mencoba. "Aku ingin membaca lebih lama lagi."

"Hermione—"

Itu adalah peringatan.

Draco pada dasarnya protektif, tapi setahun terakhir ini membuatnya semakin gelisah—atau begitulah yang dia katakan padaku.

Sambil menarik napas dalam-dalam dan mengatupkan bibirnya dengan cemberut, Draco berkata, "Kamu tahu, Penyembuh Pikiran tidak ingin kamu memaksakan diri. Aku lebih suka jika kamu membiarkan peri membacakan untukmu." dia menawarkan dengan tatapan tajam. Draco sudah memberitahuku hal ini beberapa kali sebelumnya. "Kamu masih belum pulih dari kecelakaan itu."

Aku melihat alis Draco berkerut dan matanya menegang. Wajahnya mungkin juga diukir dari batu. Draco adalah Posiden. Indah namun kuat, dan aku berdoa untuk perjalanan yang aman dalam perdebatan berbahaya ini.

Kecelakaan.

Aku tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh Penyembuh tua yang gila itu. Membaca hampir tidak menyebabkan sakit kepala. Namun, mencoba memaksakan diri untuk mengingat masa lalu terasa seperti pikiranku mencapai titik puncaknya. Seolah-olah aku adalah karet gelang yang sudah kering, dan aku selalu takut untuk meregangkan diri terlalu jauh. Aku tidak ingin putus.

Yang aku tahu hanyalah ada perang. Aku sudah menikah dan terikat jiwa dengan pria yang aku hargai dan aku dulunya adalah seorang pejuang. Dari apa yang Draco katakan padaku, aku adalah seorang Jenderal yang galak dan berperan penting dalam mengakhiri pertarungan.

Draco dan aku saling mencintai. Namaku Hermione Malfoy. Aku berumur 25 tahun. Ada perang, tapi sudah berakhir. Aku aman di Manor kami.

Aku ulangi pada diriku sendiri untuk kenyamanan. Aku tidak ingat kecelakaan itu.

Namun, aku ingat saat terbangun di tempat tidur kami setahun yang lalu, merasa takut dan bingung.

Hari itu, Draco bergerak cepat dari kursinya di sudut ruangan dan memelukku. "Kamu baik-baik saja," katanya kepadaku sambil air mata menyengat mataku. Tangannya yang besar menangkup pipiku dan menyeka tetesan air asin itu sambil mengulangi, "Ssst, kamu baik-baik saja. Aku di sini."

Don't Fear the Reaper by LongtimeLurker1111 (Terjemahan)Where stories live. Discover now