Araster.

4 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Zaidan masih terdiam di tempatnya dengan kaki yang mati rasa, Zaidan menatap kosong ruang IGD

Setelah mendengar perkataan Dokter bahwa Askara sudah pergi dari Dunia ini Zaidan seperti sangat terpukul

Zaidan mengingat pertemuannya dengan Askara saat keduanya sedang makan soto di kantin

"Dan kalau gue pergi, jagain Araster buat gue ya?"

Zaidan menautkan kedua alis tebalnya ketika mendenggar ucapan Askara barusan "Maksud lo? Pergi kemana?"

Askara tersenyum sambil mengunyah makanannya menatap Zaidan "Ya kan kata gue kalau Dan, mybe gue gabisa bareng kalian lagi?"

"Maksud lo apa Sa, kita bakal bareng-bareng terus sampai kapan pun, kita bakal selamanya ber 7 dan gabakal ada yang hilang." Protes Zaidan pada ketuanya

Askara tersenyum masam sambil menatap wakilnya yang masih menatap Askara dengan penuh tanda tanya

"Lo kenapa tiba-tiba bilang gini Sa? Apa karna bokap lo lagi?" Tanya Zaidan

Askara menggelang pelan masih dengan senyum masam yang terukir di wajahnya "gue cuman kangen mama Dan"

"Gue juga Sa" Zaidan tertawa "Tapi dia lupa sama gue kan? Dah punya laki baru"

"Dasar anak buangan lo"

"Lah lo anak adopsi"

Askara dan Zaidan sama-sama tertawa bersama, Zaidan dan Askara bahkan para Anggota Araster sudah terbiasa bahkan kebal akan Dark Jokes yang sering mereka buat

"Lo tetep mau jadi jaksa Dan?" Tanya Askara membuka topik baru

Zaidan mengangguk pasti "ya pasti, ntahlah gue gatau juga kenapa gue tertarik ngambil hukum, secara lo tau sendiri kan Sa? Gue paling males baca buku apalagi tulisan semua"

"Gue doain lu bisa gapai cita-cita lo ya Dan, biar ortu lu nyesel ninggalin anaknya"

"Natal nanti lo kerumah gue ya Sa sama anak-anak Araster juga si" Ajak Zaidan

"Ya ya gue paham, lo minta ramein rumah kan?"

"Hehe iya maaf ya Sa padahal kalian kan-"

"Gapapa kita keluarga Dan, gausah mandang agama, latar belakang dll"

Zaidan tersenyum kepada Askara "makasih buat semuanya ya Sa, gue harap lo panjang umur"

Tangis Zaidan pecah ketika tenggelam dalam ingatannya sendiri, percakapannya dengan Askara beberapa hari lalu menjadi percakapan terakhir dirinya dengan Askara

Zaidan membiarkan dirinya terisak tanpa menyadari kedatangan anggota Araster yang lain ke rumah sakit

"Aska benar-benar pergi Dan?" Tanya Mahen dengan nada serak

Karna Dia ASKARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang