16.2 Kejujuran

144 60 1
                                    

Nathaniel bermimpi buruk. Dan mimpi itu tidak seperti biasanya, di mana ia akan selalu melihat banyak sosok Aniela yang tengah menatapnya dengan sorot mata kesakitan seperti terakhir kali sebelum wanita itu mengembuskan napas terakhirnya di Eyden.

Mimpi itu selalu mengganggunya selama beratus-ratus tahun ini. Akan tetapi, akhir-akhir ini, mimpi Nathaniel berubah. Begitu juga orang yang ia impikan.

Semenjak pembicaraannya dengan Thomas, dan kedatangan ayahnya yang tiba-tiba beberapa hari lalu, mimpi buruk Nathaniel menjadi jauh lebih mengerikan.

Dalam mimpi itu, ia melihat Izzy meninggalkannya begitu saja setelah tahu bahwa dirinya adalah malaikat. Izzy menatapnya dengan tak percaya, sebelum pandangannya berubah ngeri dan berlari menjauh dari Nathaniel.

Gadis itu bahkan tidak menghiraukan permohonannya untuk tetap tinggal. Izzy pergi tanpa menoleh lagi, dan itu benar-benar membuat Nathaniel ketakutan bahkan sekarang setelah ia tahu Izzy masih di sini bersamanya.

Namun, Nathaniel tahu jika cepat atau lambat, mimpi itu mungkin akan menjadi kenyataan. Hanya tinggal soal waktu sebelum Nathaniel mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya, dan Izzy benar-benar akan pergi.

Selama beberapa hari ini, Nathaniel memang sengaja mengulur waktu karena ia belum siap kehilangan Izzy. Ia tidak ingin berada di rumah ini tanpa Izzy ada di dalamnya.

Jadi, ketika akhirnya mengatakan kebenaran itu, Nathaniel hampir menampar bibirnya sendiri. Bodoh! Bagaimana jika Izzy benar-benar kabur setelah ini?

"Iz?" bisiknya parau ketika tidak ada reaksi apapun dari Izzy. Kedua tangannya masih memegang gadis itu dengan erat, mencegah Izzy untuk kabur.

Pertanyaan itu seakan menyadarkan Izzy, dan gadis itu akhirnya meledak dalam tawa hingga air mata mengalir di sela-sela kacamatanya. Sedangkan Nathaniel hanya memandangnya dengan menganga.

Tertawa? Bagaimana mungkin Izzy tertawa saat ia mengakui siapa dirinya yang sebenarnya? Kenapa gadis itu tidak menatapnya dengan ngeri dan lari terbirit-birit?

"Kalau begitu, aku adalah Tinkerbell," ucap Izzy akhirnya masih sambil terkikik.

Bibir Nathaniel cemberut. Gadis ini pasti mengiranya sedang bercanda.

"Iz, aku serius. Aku memang seorang malaikat. Atau setidaknya dulu, aku adalah malaikat."

Izzy berhenti tertawa lalu mengamati Nathaniel dengan serius hingga membuat Nathaniel menarik napas dengan gugup. Apa ini saatnya Izzy akan lari terbirit-birit?

Kepala Izzy ditelengkan seakan ingin melihat sesuatu di belakang Nathaniel. "Jika kau malaikat, lalu di mana sayapmu? Semua malaikat punya sayap kan?"

Raut wajahnya kembali jenaka hingga Nathaniel tahu Izzy masih tidak percaya padanya.

"Iz..."

"Tidurlah lagi. Kau pasti bermimpi sangat buruk tadi, hmm?" ucap gadis itu dengan penuh perhatian.

Namun, Nathaniel tidak ingin tidur lagi. Ia sedang merasa sangat siap untuk mengakui siapa dirinya.

"Aku adalah malaikat yang dikutuk dan dihukum untuk turun ke bumi hampir tiga ratus tahun lalu."

Izzy menghela napas, tampak malas menghadapi pengakuannya.

"Kenapa kau dikutuk? Kau melakukan kejahatan?" tanyanya dengan agak enggan.

"Tidak. Aku membuat seorang malaikat terbunuh karena jatuh cinta padaku."

Sekarang Izzy terkesiap. Perlahan, wajahnya menampakkan raut serius yang selama ini sering diperlihatkannya.

"Aniela?"

"Bagaimana kau bisa tahu nama itu?" tanya Nathaniel dengan kening berkerut.

"Kau sering menyebutkan namanya saat kau tertidur."

"Benarkah?"

Nathaniel tidak menyangka jika ia akan mengigaukan itu dalam tidurnya. Lalu kenapa selama ini Izzy hanya diam saja dan tidak bertanya padanya?

"Kupikir dia kekasihmu."

Ia mendengkus mendengar itu. "Aku malaikat paling tampan di Eyden. Tidak ada yang sebanding denganku, bahkan Aniela sekalipun," katanya dengan sombong seperti dulu yang selalu dikatakannya.

Izzy kembali terkesiap mendengar itu dan semakin mundur menjauh. Kali ini, Nathaniel melepaskan pelukannya hingga Izzy bangkit dan berdiri di pinggir tempat tidurnya.

"Apa tepatnya hukuman yang sedang kau jalani di sini?"

Mereka berpandangan sejenak sebelum Nathaniel menarik napas dalam-dalam dan bersiap untuk mengaku lebih banyak lagi.

"Aku ditugaskan untuk membantu perasaan gadis-gadis yang bertepuk sebelah tangan untuk bersatu dengan orang yang dicintainya."

Kedua tangan Izzy terangkat untuk menutup bibirnya. "Karena itulah kau berkata akan membantuku untuk dekat dengan Prince."

Nathaniel mengangguk. "Tugasku selama ini tidak pernah berhasil karena gadis-gadis itu selalu jatuh cinta padaku dan melupakan perasaan mereka pada sang pria. Hanya kau..."

Nathaniel merasa lehernya sakit ketika akan mengatakan ini, tetapi ia tahu tidak boleh berhenti sekarang.

"Hanya kau yang tidak jatuh cinta padaku. Dan kau...kau akan menjadi misi terakhirku di bumi ini."

"Jadi maksudmu...maksudmu...aku adalah misi yang sering kau sebut-sebut dengan Thomas?"

Ia kembali mengangguk.

Izzy melangkah mundur, membuat Nathaniel ingin bangkit dan menariknya mendekat. Namun, Nathaniel tidak bisa melakukan itu. Ia tidak bisa lagi memaksa Izzy untuk tinggal di sisinya setelah semua kejujuran ini. Inilah saatnya, Izzy akan bertahan, atau pergi meninggalkannya selamanya.

The Cursed Angel (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang