05

32 6 3
                                    


←〣☆~♥~☆〣→

Hyunjin sedang melakukan kebiasaannya. Memandangi langit malam dari balkon kamarnya.

"Bintang, menurutmu, orang sepertiku apa berhak untuk jatuh cinta juga?", tanyanya pada bintang dilangit.

"Selama ini, aku selalu bergaul dengan kalian tentunya bersama langit malam yang gelap dan juga rembulan yang selalu indah. Namun, apa kalian tahu? Aku menemukan matahari. Ia memberiku sinar yang hangat, senyumnya, tawanya, wajahnya membawakan kecerahan dalam hidupku. Aku merasa nyaman disampingnya. Membuatku merasa, aku harus menjalankan hidupku dengan baik dan semangat. Aku tidak boleh terus-menerus larut dalam kemurunganku. Ia membuat hari-hariku yang biasa menjadi istimewa. Kau tahu? Dia berhasil membuatku tertawa. Mungkin, sebelum bertemu dengannya. Aku sudah lama tidak tertawa seperti itu. Namun, dia berbeda. Sekali melihatnya saja sudah bisa membuatku tersenyum. Lelucon apapun yang ia lontarkan, pasti akan membuatku tertawa. Mungkin bukan karena leluconnya, tapi itu karena dia. Karena dia yang melakukannya. Entah mengapa berada di dekatnya aku selalu merasa senang dan tidak takut akan apa pun", ceritanya pada bintang-bintang.

"Bintang, bisakah aku berharap untuk waktuku? Aku berharap di waktuku yang tersisa, bisa ku lalui bersamanya. Setidaknya, aku akan merasa bahagia sebelum pergi selama-lamanya"



"Kak Chan!! Kembalikann tabletku!!", ucap Hanna sembari melompat mencoba meraih tablet miliknya yang berada ditangan Chan.

Chan mengangkat tangannya ke atas. Menjauhkannya dari Hanna.

"Ambillah jika bisa. Ini! Ini!"

"Ihh Kak Chann!! Aku tahu kau tinggi! Tidak usah mengejekku!! Kembalikan cepat!!", ujarnya kesal.

"Haruskah??", tanyanya jahil. Membuat Hanna semakin kesal ,lalu, ia mulai merajuk dengan memanyunkan bibirnya dan menghentakkan kakinya.

"Baiklah, kak Chan. Aku tidak akan bicara denganmu lagi!", ujarnya sambil membalikkan badan.

Chan tertawa, lalu memberikan kembali tabletnya.

"Baiklah, aku menyerah. Ini tabletmu dan berhentilah merajuk", ujarnya sambil memberikan tabletnya tapi tidak diterima oleh Hanna.

"Oh, kau tidak menginginkannya lagi? Baiklah, akan ku simpan menjadi milikku-

"Enak saja! Tidak! Ini milikku!", Hanna langsung merebut tablet miliknya. Chan terkekeh melihatnya.

"Baiklah, bicara padaku dan jangan merajuk lagi, oke?", bujuk Chan.

"Tidak! Aku tetap tidak ingin bicara denganmu!", ujar Hanna membuang muka.

"Seperti biasa, akan ku belikan es krim cokelat yang banyak. Bagaimana, kau mau?", bujuknya lagi.

"Oke! Ayo pergi! Belikan aku es krim yang banyak!! Ibu !! Aku pergi dulu bersama kak Chan, yaa!", pamitnya sambil menarik tangan Chan keluar.

Jisoo yang melihat interaksi keduanga dari tadi hanya menggelengkan kepala.

"Hahh... Mereka berdua tidak pernah berubah. Dari kecil selalu begitu"

Dari kecil? Ya, benar, dari kecil. Mereka sudah dekat sejak kecil. Chan adalah anak dari sahabat ibunya Hanna, Rose. Jisoo dan Rose adalah teman baik. Mereka sudah bersahabat sejak sekolah menengah. Mereka selalu bersama. Rumah mereka berdampingan. Bahkan, mereka mendapatkan jodoh yang merupakan teman baik juga, Suho dan Chanyeol. Mereka seperti dua pasangan sahabat serta cinta sejati.

Namun, sayangnya Suho telah pergi lebih dulu dari mereka. Menyisakan Jisoo sendirian. Namun, Jisoo tidak benar-benar sendirian. Ia punya Hanna dan Dobby, Rose sahabatnya, dan Chan yang sudah seperti anaknya sendiri.

Chan sejak kecil selalu bergaul dengan Hannah, bahkan sebelum Dobby lahir. Mereka sudah tumbuh bersama-sama. Maka dari itu, mereka sangat dekat dan saling menyayangi. Hannah sudah menganggap Chan sebagai kakaknya sendiri. Sedangkan, Chan sendiri? Entahlah...



"Baiklah, sudah sampai. Silahkan turun, tuan putri..", ujar Chan setelah membukakan pintu mobilnya sembari membungkukkan badannya memberi gestur hormat. Hannah keluar dari mobil dengan senyum gemasnya.

"Oke. Sekarang, tuan putri ini ingin memesan apa?"tanyanya.

Hanna terlihat sedang berpikir, "Aku ingin 7 cup es krim dengan rasa cokelat"

Seketika raut wajah Chan berubah, "Tidak! 7 cup terlalu banyak untuk dimakan dalam satu waktu", tolaknya.

"Aku ingin 7"

"Tidak"

"7"

"Aku beri 10-

"Oke!", potong Hanna.

"Tapi hanya boleh makan 3 disini, sisanya untuk lain hari",sambung Chan.

"Hahh....baiklah", final Hanna.

Hyunjin melihat hal itu, mulai dari mereka turun mobil dengan mengulurkan tangan hingga perdebatan diantara keduanya. Ia tersenyum melihatnya.

Tidak, ia belum mengenal siapa lelaki itu. Ia hanya berpikiran positif. Mengira bahwa lelaki itu ialah kakak sepupu Hanna. Hyunjin berniat kembali ke rumahnya. Ia tadi mengantuk saat di caffe . Itu sebabnya, ia berencana untuk pulang. Disaat itulah ia bertemu Hanna.

"Hyunjin!!", panggil Hanna dari belakang. Hyunjin membalikkan badan ke arahnya.

"Mau kemana? Kau ingin pulang?", tanya Hanna.

"Iya, aku berniat pulang. Ada apa?"

"Kau pasti bosan di caffe sendirian. Itu sebabnya kau ingin pulang, bukan? Ikutlah bersama kami. Kami akan pergi ke taman dan menggelar tikar dengan memakan eskrim", ajak Hanna tiba-tiba yang membuat Chan disampingnya kebingungan.

Hyunjin melihat raut kebingungan milik seseorang di samping Hanna itu. Lalu, ia berkata, "Tidak perlu. Aku tidak ingin menganggu waktu kalian", tolaknya.

"Tidak tidak! Siapa yang menganggu? Sudahlah tidak perlu merasa takut. Wajahnya memang menyeramkan. Tapi, tenang saja, ia tidak akan macam-macam, aku jamin", ujarnya pada Hyunjin dengan kalimat terakhir sedikit berbisik.

"Apa yang kau katakan padanya? Huh? Kau menjelek-jelekkanku?", ujar Chan.

"Tidak! Ayo, Hyunjin sini masuk ke dalam mobil", Hanna menarik kuat tangan Hyunjin.

"Eh-eh perlahan! Aku tidak bisa berlari terlalu cepat-

"EH Maafkan aku.. Aku lupa, kau baik-baik saja?" tanyanya khawatir melihat Hyunjin bernafas dengan sedikit tergesa-gesa.

"Tak apa", ujarnya sambil tersenyum.

"Maafkan aku, ya? Ayo masuk"

Mereka bertiga sudah berada di dalam mobil dengan Chan yang menyetir dan Hanna Hyunjin duduk di kursi penumpang.



Next>>>

nyang٩(・ω <)۶♥

-🍁

PRIMROSE || HWANG HYUNJIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang