Epilog

38 6 9
                                    


←〣☆~PRIMROSE~☆〣→

"Jaga adikku baik-baik! Jangan sampai kau menyakitinya lagi atau kau tidak akan pernah ku lepaskan", ucap Chan tegas sembari menatap Hyunjin tajam.

"Tenang saja. Aku akan selalu menjaganya sebaik mungkin", jawabnya mantap.

"Selamat atas pernikahanmu, yaa!! Semoga bahagia selalu!!", ucap Jisung sembari memberikan sebuket bunga pada Hanna.

"Terima kasih", jawabnya dengan tersenyum manis.

"Kau, Hyunjin! Awas saja kau galak padanya!! Hanna, jika ia berani mengancammu bilang saja,ya! Tapi jangan bilang padaku. Aku tak bisa apa-apa. Laporkan saja pada kak Chan, hehe", ujar Jisung disertai kekehannya.

Membuat Hanna tertawa kecil, "Tenang saja. Kak Chan akan selalu melindungiku! Dia adalah kakakku yang paling ku sayangi", ujarnya.

"Walau aku sudah melepasmu menjadi milik orang. Kau tetaplah adikku yang lucu", ucap Chan sambil mencubit gemas pipinya.

"Tentu saja! Terima kasih karena selalu ada untukku, kak", ucap Hanna sambil memeluk Chan yang tentunya diterima hangat olehnya.

•••

Acara berlangsung lancar tanpa adanya hambatan karena Hyunjin mempersiapkannya dengan hati-hati dan tentu saja berkat bantuan Chan yang mengatur segalanya.

Dobby terlihat sedang menyantap beberapa hidangan dessert di sana. Lalu, ia menghampiri Chan yang duduk sendirian. Ada makanan di depannya, namun tidak dimakan.

"Hey", sapanya membuat Chan menoleh ke arahnya.

"Oh, Dobby. Kau belum merasa kenyang juga? Dari tadi aku hanya melihatmu menyantap setiap menu yang ada", sahut Chan disertai tawa kecilnya.

Dobby berdecak, lalu, ia memilih duduk di sampingnya.

"Jadi, kau melepaskannya?", tanyanya tanpa menoleh ke arah Chan.

"Hm? Maksudmu?"

"Jangan pura-pura tidak mengerti. Katakan saja, kau pasti sedang bersedih", ujar Dobby melihat ke arah Chan. Dobby sekali lagi  menebak dengan tepat. Ayo, apakah ia seorang..

"Tidak perlu selalu menyembunyikan kesedihanmu dengan senyuman, kak. Jika kau butuh tempat cerita. Ada aku, katakan saja padaku. Aku tahu saat ini hatimu sedang hancur. Tapi, kau hebat,kak. Kau bisa melepaskannya. Kau merelakannya bersama orang lain demi kebahagiaannya. Kau tidak egois, itu yang membuatmu salut padamu. Terima kasih, sudah menjadi kakak yang baik bagi kami. Ku harap seterusnya kau seperti itu. ", ujar Dobby tulus.

"Terima kasih, Dob. Tenang saja, kalian tetaplah adikku. Dan aku, tetaplah kakak bagimu dan juga kakakmu. Hubungan yang telah kita jalin sejak kecil tidak akan pernah aku lupakan hanya karena sakit hatiku. Aku akan menerimanya perlahan-lahan", jawab Chan dengan senyumnya.

"Baiklah, kalau begitu. Aku ingin mengambil beberapa es krim lagi, hehe. Kau mau ikut?", tanya Dobby sembari menegakkan dirinya.

Chan menggeleng, "Tidak, kau saja". Setelah itu, Dobby langsung melenggang pergi.

"Mungkin jalan-jalan sejenak membuatku rileks", ujar Chan pada diri sendiri.

•••

Chan sudah berada cukup jauh dari keramaian. Kini, ia duduk di salah satu kursi di taman.

Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Ia membuka dan melihat isinya.

Itu adalah sebuah cincin. Dimana ia berniat akan memberikannya pada Hanna ketika ia melamarnya.

Namun, sekarang, cincin itu sudah tidak berguna lagi sepertinya. Melihatnya hanya membuat Chan merasakan sakit hati.

"Cincin ini awalnya ingin kuberikan pada Hanna. Tapi, ku rasa aku tidak membutuhkannya lagi"

Lalu, Chan melempar cincin itu asal. Cincin tersebut terpental hingga mengenai sepatu seseorang.



"Eh? Apa itu??", orang itu menunduk untuk melihat apa yang baru saja mengenai sepatunya.

"Cincin?!", ucapnya terkejut.























"SEUNGMIN, DARIMANA SAJA KAU? MENGAPA BARU SAMPAI??!", ucap Jisung yang datang dari belakang dengan marah-marah.

←〣☆~PRIMROSE~☆〣→

Terima kasih atas waktu kalian karena telah membaca cerita ini. Terima kasih banyak juga atas vote dan komennya♡♡ Beginilah, buku ini sudah berakhir. Hanna, Hyunjin, dan Chan pamit undur diri. Dan saya, sebagai penulis disini, mengucapkan terima kasih buat kalian dan mohon maaf bila di dalam tulisan saya terdapat kata yang salah, menyinggung, bahkan menghina. Juga maafkan tentang bahasanya yang berantakan. Cerita ini fiksi, sebagai wujud dari tumpahan imajinasi dan khayalan saya.

Semoga tulisan saya dapat menghibur kalian.

Sampai jumpa di cerita saya selanjutnya
(*^3^)/~♡
nyang٩(・ω <)۶♥
-🍁

—zaa

PRIMROSE || HWANG HYUNJIN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang