Jam menunjukan pukul 9 malam
Gadis jangkung berlesung pipi sudah tertidur dengan rintihan yang keluar dari mulutnya
Gracia tampak telaten mengompres dahi adik kelasnya tersebut
Dahi dengan jidat yang selalu menjadi samsak tinjuannya Gracia pandangi dengan wajah sendu
Gracia kembali teringan masa kecil dimana ia selalu melakukan tinjuan setiap kali shani menggodanya
Tampak mata yang mulai berembun gracia rasakan lagi saat teringat dengan mimpi-mimpi buruk yang selalu menghantuinya beberapa tahun belakangan ini
"Hiks.. " sebuah isakan keluar juga
Sakit tanpa sebab yang lagi-lagi menyerang hatinya
Seperti perasaan patah hati.
Jam menunjukan pukul 2 dini hari
Shani tersadar dari tidurnya perlahan membuka kelopak matanya sambil mengedarkan pandangannya
'Deg'
Ia tersentak saat mengingat jika ia masih di rumah si ketua osis songong
Menengok lemah ke kiri
'Deg Deg Deg'
Jantung Shani berdetak kembali teramat cepat walau tubuh yang lemah namun jantungnya bergerak begitu cepat
Sosok ketua osis yang ia benci
Sosok yang selalu meninju jidat ya
Sosok yang selalu menganggu nya di sekolah, tampak tertidur lelap menghadap ke arahnya
Shani membuka lebar rahangnya saat kembali menyadari ia berbagi 1 selimut dengan sosok ketos songong di sebelahnya
Gracia terasa bergerak di sampingnya membuat seketika Shani bergerak kikuk
'Puk'
Lagi-lagi shani membuka lebar rahangnya saat merasakan lengan kanan gracia naik menepuk-nepuk perutnya
"Tidur Shan, lo demam" suara terdengar seperti gumaman serak yang keluar dari mulut gracia dengan mata yang masih tertutup rapat
'Deg
Jantung Shani yang sudah berdetak cepat sekarang seolah menambah power kecepatan nya , seperti genderang yang di tabuh bertalu-talu semakin cepat
Deg deg
DEG DEG DEG DEG DEG DEG DEG DEG DEG DEG............'
'Srekk'
Gracia menyingkap selimutnya dan bangkit sambil membawa bantal di tangannya
Shani menoleh heran
"Kemana?" Tanya lemah Shani
Gracia menoleh sebentar sebelum meletakan bantalnya di atas tikar bulu yang lumayan empuk di samping kasurnya
"Jantung lo berisik!" Ucap datar gracia yang Acuh langsung merebahkan badannya tiduran di bawah.
Jam 06.00 pagi
Gracia sudah memakai seragam lengkapnya berdiri menatap se onggok mahluk menyebalkan yang menguasai kasurnya semalaman
Lihat saja gaya tidur tengkurap gadis kurus bertubuh jangkung itu
Kepala di guling, kaki bantal, selimut yang hanya sisa setengah di kasur setengahnya di lantai
"Masih panas, masih demam kok bisa dia tidur dengan seberantakan ini" gumam gracia setelah meletakan punggung tangannya di dahi shani yang lembab berkeringat dengan wajah yang masih tampak pucat
'Cup'
Entah dorongan apa, gracia mengecup sekilas pipi shani
"Lo istirahat aja, gue berangkat sekolah dulu" ucap gracia setelah memperbaiki selimut ke tubuh shani setelahbya gracia benar-benar pergi meninggalkan kamarnya
Tak tau saja gracia jika Shani sedang menahan gesrek di balik selimut
Untung saja gracia tak menoleh sebelum pergi dan melihat wajah pucat shani yang berubah menjadi merah seperti udang yang di rebus.
Sebelumnya juga gracia sudah berpesan kepada art dan mamanya jika di dalam ada temannya yang sedang nginap dan sakit serta meminta memberinya makan dan obat.
Jam 8 pagi, pintu kamar gracia di ketuk wanita berumur 40 tahunan namun tampak masih cantik
Wanita yang merupakan mama gracia masuk ke dalam dengan semangkuk bubur di tangan kanannya dan segelas air putih di tangan kirinya
Meletakan nya di atas meja, tangan mama gracia menepuk lembut lengan Shani
"Nak Shani, ayo bangun sebentar" suara serta usapan lembut seketika membuat Shani membuka matanya
'Erghh...' erang shani yang berusaha bangkit dengan kepala yang masih berat
Mama gracia dengan celatan membantu Shani untuk bangkit dan menyandarkan punggungnya di sandaran kasur
"Hai.. lama gk kelihatan anak manis, makin tinggi saja" sapa mama gracia sambil tersenyum sambil menyodor kan gelas berisi air putih
Shani mengambil gelas dan meminumnya pelan
Sejenak Shani heran mendengar penuturan sosok wanita berumur di hadapannya
"Makan dulu, tante suapin biar cepet sembuh " suara mama gracia sambil menyuapkan beberapa sendok bubur yang di lahap shani dengan kebingungan di kepalanya
"Dulu kamu sering kesini, tapi sekarang kok gk pernah nongol lagi?, Isterimu sering kali menanyakan kali-kali kamu ada mampir dulu" ucap mama gracia sambil menyuapkannya bubur
Sesekali tampak mama gracia terkikik tertawa geli mengingat bagaimana tingkah Shani saat kecil yang dengan polos nya meminta restu untuk menikahi gracia
"Tante mama nya gracia?" Tanya pelan shani yang masih dalam kebingungan
Sejenak mama gracia meletakan sendoknya di dalam mangkuk
"Astaga, kamu lupa sama wajah tante?," Tanya balik mama gracia
Melihat raut wajah bingung shani mama gracia kembali bersuara
"Apa kabar sekarang temen kamu yang satunya, siapa itu namanya, Fe- Feni iya feni, apa kalian masih tinggal di asrama bersama bunda indah?" Kembali mama gracia bertutur yang membuat Shani tersebtak kaget
Mama gracia kenal sama feni?
Gue sering main kesini?
Mama gracia juga tau gue anak panti asuhannya bunda indah?
Sebenarnya apa yang terlewatkan saat ingatan ku hilang,
Shani berkali kali bergelut dengan fikirannya
Mulutnya terus saja melahap suapan bubur oleh mama gracia, hingga tak terasa pada suapan terakhir
"Ini minum dulu obatnya nak" ucap mama gracia yang meyuapkan beberapa butir obat flu dan penurun demam yang lagi-lagi di sambut shani dengan sangat nyaman
Perlakuan hangat mama gracia membuat setitik hangat menjalar ke tubuhnya
Setitik butir air mata menetes tipis di ujung matanya
Butir haru kehangatan yang baru ia rasakan, walau bunda indah juga sering memperhatikannya dulu, tapi entah kehangatan perhatian yang di berikan mama gracia sangat menyentuh hatinya
"Apa begini rasanya memiliki seorang ibu?" Monolog shani dalam hatinya
Next.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHEATER 2 (GRESHAN)
FanfictionKalian pernah gk berimajinasi kembali lagi ke masa-masa kecil dengan pola fikir se dewasa sekarang dan memerbaiki satu per satu kehidupan yang tidak bisa kalian raih pada masa itu?