24

1.3K 89 3
                                    

















Di apartemen,

"Ahahahaaaa........." Feni dan Zee tak henti-hentinya menertawakan Shani

Sejak kejadian tadi di sekolah hingga malam ini, mereka berdua masih saja tertawa terbahak-bahak

Shani yang di tertawakan hanya bisa mengeram kesal

"Ya, tertawa lah tertawa sekeras-kerasnya" suara datar shani yang jengah melihat kedua teman rasa keluarganya tersebut

Mendengar hal itu, tampah nyaring lah pula Feni dan Zee tertawa

Ingin sekali rasanya Shani menyumpal mulut keduanya dengan perban yang berada di tangannya

Namun mengingat ia sudah tak lagi memiliki tenaga, maka shani akan menganggap itu hutang ketika ia sudah pulih nanti

Awas saja kalian berdua nanti, fikir shani yang masih mencoba sabar

"Awsh.... " Desah shani saat feni memberikan obat merah di lukanya

Zee juga dengan telaten walau masih saja mulutnya terbahak-bahak , tetap memijit punggung Shani

Sekarang,

Shani duduk di atas kasurnya, di belakang zee yang memijit punggungnya akibat tersungkur ke tanah akibat ulah tendangan maut gracia

Dan yang lebih memprihatinkan adalah wajahnya

3 benjolan di jidat

Hidung yang memar

Mulut yang Dower

Serta pelipis mata kirinya yang membengkak.

Jahat sekali gracia itu, apa dia ingin membuat Shani buta, bukankah gracia tau jika mata kanan Shani sudah tak berfungsi , sekarang mata kirinya yang hampir picek.

'Mengenaskan'

Gambaran wajah Shani sekarang yang malah membuat Feni dan Zee tertawa terbahak-bahak

"Makanya , lo kalo memang suka gracia ya gk usah sok idealis!" Celetuk feni di sela tawanya

"Awas loh mah, kalau bunda gracia beneran nikah sama Chiko, sepertinya gue minta di masukin Kartu keluarga bareng mereka" timpal Zee

"Ck, Dia bukan type gue!" Sangkal Shani

Ingatkan dia, baru tadi siang dia bilang agar melamar gracia, sekarang menyangkal jika gracia bukan lah typenya

"Capek gue lo denial" sarkas feni

"Kayaknya buru-buru di ajak berumah tangga deh gracianya mah, yang gue denger, mereka berdua bakal kuliah di jepang setelah tunangan" cuitan Zee membuat Shani seketika membolakan matanya.

"Eh iya gue baru inget Shan, gosip di sekolah begitu, kata Anin juga tadi siang mereka nyalin raport buat berkas masuk ke kampus di jepang" sambung Feni yang meng iya kan penuturan Zee

"Serius kalian?!" Suara shani terdengar lirih sekarang

"Iya weh, lo gk sadar mereka 4 bulan lagi Ujian kelulusan" jawab feni

"Mah, sisa 4 bulan doang loh mah" jawab Zee

"Sisa buat apa" Shani bertanya lagi

"Sisa waktu buat mamah ngambil dia dari chiko" ucap Ze menatap lekat shani

Sesaat Shani menghembuskan nafas lelahnya

Belum lagi menahan sakit di badan dan wajahnya yang menyita tenaganya

"Gimana bisa kalian memaksa gue buat berusaha ambil dia dari Chiko, sedangkan Dia bukan type gue." ucap shani yang kini merubah duduk ya dan bersandar di sandaran kasurnya

Feni dan Zee kali ini mendadak lesu

Apa yang shani ucapkan adalah benar .

"Kalian tau sendiri kan, type cewe yang gue suka kayak gimana?, Gue suka yang sexi, genit, cantik, unyu-unyu, sekarang coba kalian inget lagi watak dan gaya penampilan Gracia yang Bar-bar" Shani menatap wajah zee dan feni secara bergantian

Mereka hanya diam membisu, dan lagi lagi mengerti type cewe bagi orang ber otak Mesum seperti Shani ini berbanding terbalik dari ketua osis mereka yang selalu bertingkah layaknya Singa.

"Terus kenapa lu marah tadi ke chiko yang megang-megang gracia?" Tanya Feni melembut sekarang

"YA ITU GARA-GARA GUE KEMAKAN GODAAN KALIAN BERDUA!" Pekik Shani yang membuat Feni dan Zee menutup telinganya

"Sekarang kalian berdua keluar deh, gue mau istirahat mau tidur, hus.. hus.." lanjut Shani memberi aba mengusir

"Ck, ya udah.. " decak Feni yang bangkit di iringi Zee keluar dari kamar Shani

Shani memejamkan matanya sesaat setelah mengetahui mereka berdua benar-benar keluar dari kamarnya.

'tes'

Sebutir air mata menetes dan mengalir pelan di pipinya

Shani mengigit bibir bawahnya menahan sesak di hatinya,

Tangannya terangkat untuk menutupi matanya dengan lengannya

Akhirnya air mata tersebut perlahan mulai deras berguguran

"G-gue gk suka sama lo, gue benci, lo bukan type gue, tapi Hati gue sakit gre hiks.. hiks..".
































Sedangkan Gracia yang berada di rumah Chiko sedang berbicara serius dengan bunda , panggilan pada mamah nya Chiko di meja makan

"Bukanya apa-apa loh gre, bunda khawatir Chiko di buli kalo gk ada kamu" tutur mama Chiko yang mengingat Betapa sedihnya dia melihat Chiko yang selalu di jadikan bahan bulian karena tingkah dan gayanya yang cupu dan lembek

"Ya itu Bund, makanya Gege ajak Chiko kuliah bareng di jepang" Sahut gracia sambil menyuap maka kue di mulutnya

"Tapi Bunda khawatir kalian nginep berdua, mengingat tahun depan Frans udah lulus, kalian juga akan jadi makin dewasa, bunda takut terjadi hal-hal yang gk seharusnya terjadi" ucap mama Chiko

"Bun, Chiko gk lebih udah gege anggap Saudara , gk mungkin juga aneh aneh" Sangkal Gracia

"Tapi" ucapan mama Chiko menggantung, sejenak mengedarkan pandangannya ke sekeliling, takut-takut Chiko denger

"Apa mah?" Tanya gracia berbisik ikut mengedarkan pandangannya

"Tapi jangan bilang Chiko ya, sebenarnya Chiko itu cinta sama kamu gre,  sejak lama sejak kalian masih TK pun Chiko sering ber celetuk jika ia menyukai kamu katanya" bisik mama Chiko

"Hah?" Kaget Gracia

















"Mau ya gre, bunda jodohkan kalian berdua ya, Chiko anak mama satu-satunya gre, dia gk bisa hidup kayaknya kalo gk sama kamu" ucap mama Chiko yang terdengar lebay dan berlebihan,

Namun tatapan seakan memohon itu benar benar membuat posisi gracia terpojok sekarang.















Next

CHEATER 2 (GRESHAN)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora