bagian 49

5 7 0
                                    

Hayyiiiii ketemu lagiiiii

Happy reading mantemann!!

"Mau kalian apa, sih?" tanya Elmira untuk yang kesekian kalinya.

Naila tertawa renyah. "Kalau gue, sih, pengen lo jauhi Rafajar!"

"Lo sendiri pengen dia gimana, Bi?" tanya Naila kepada Abi.

"Gue pengin dia, jadi milik gue seutuhnya," ucap Abi, dengan senyuman menyeringai.

"Bajingan!!" Elmira meludah kesamping seraya jijik dengan dua manusia dihadapannya.

"Gue nggak akan biarin lo bahagia sama Rafajar!" ujar Naila dengan nada menekan.

"Tapi kenapa harus gue?!" teriak Elmira dengan napas tak beraturannya.

"Masih tanya kenapa? Karena lo sepertinya begitu bahagia karena Rafajar, dan kalau lo rusak, gue bisa tebak sehancur dan sejijik apa laki-laki brengsek itu."

"Gue mau Rafajar rasain rasanya kehilangan seseorang yang sangat dicintai dalam hidupnya!"

Elmira menatap tajam wajah Abi. "Lo yang brengsek!"

Plak!

"Jaga mulut lo!" desis Abi emosi setelah menampar pipi gadis itu kencang.

Elmira tak apa, ia sudah terbiasa mendapatkan perlakuan seperti ini. "Nggak seharusnya kalian kayak gini!"

"Gue udah nggak sabar, kita udah kelamaan bacot dari tadi," ucap Abi penuh semangat.

"Mulai aja," jawab Naila mempersilahkan.

Abi bersedekap dada sambil melihat Elmira dari ujung kaki hingga ujung rambut dengan tatapan penuh obsesi. "Enaknya mulai dari mana, ya?"

"Terserah," jawab Naila santai. dirinya sudah benar-benar diselimuti rasa tidak berperikemanusiaan, jika dirinya berada di posisi Elmira ia pasti sama takutnya dengan Elmira yang rasakan saat ini, dan kehancuran gadis ini mungkin bisa membuat laki-laki itu menjadi ilfil.

"Kalian mau ngapain?!" teriak Elmira ketakutan siapa pun pasti akan ini merasa begitu jika ada di posisi Elmira saat ini. berada di tengah hutan terpencil, berteriak meminta tolong rasanya percuma. kabur pun tak bisa karena mereka selalu berada di dekatnya.

Abi tersenyum licik kemudian mendekati Elmira. "Mungkin kita sedikit bermain-main."

Abi berjalan mengitari tubuh Elmira, menimang-nimang kira- kira bagian mana yang harus ia sentuh terlebih dahulu.

Elmira menatap mata Abi memohon. "Abi, gue mohon, lo nggak boleh kayak gini!!!"

"Lo bisa cepat, nggak?! Hari udah makin malam, jangan buang-buang kesempatan lo," jawab Naila sedikit kesal.

Abi mendekatkan wajahnya, bahkan sangat dekat hingga Elmira bisa merasakan hembusan nafas laki-laki ini.

Elmira menggeleng-gelengkan kepalanya. "Gue mohon jangan lakuin apa pun!!" bentak Elmira kencang, jauh dalam lubuk hatinya ia benar-benar takut jika hari ini mungkin ia akan kehilangan mahkota berharganya dengan sia-sia yang selalu ia jaga.

Tanpa peduli dengan ucapan gadis di depannya, ia dengan cepat menarik paksa tengkuk kepala gadis itu.

"Bangsat!!!" teriakan Rafajar dan kehadiran laki-laki itu dari balik pohon membuat mereka semua menatap ke arahnya.

MentariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang