Part 6

101 16 8
                                    

Cerita ini murni dari hasil pemikiran sendiri. Jika ada kesamaan dengan cerita orang lain itu hanyalah suatu kebetulan. Jadi, hargailah karya yang sudah susah payah aku buat dengan memberi satu ⭐ sebagai Vote kalian dan dimohon jangan melakukan plagiarism. Karena itu tak baik, kawan!

.
.
.
.
.


Pingsannya Seungri membuat kegaduhan satu rumah. Waktu juga sudah menunjukan pukul 9.30 malam, tapi belum ada tanda jika sang istri akan segera sadar. Akira dan Sehun juga belum kembali ke hotel karena menemani si kembar. Terutama Hee Jin yang rewel ingin melihat Seungri di kamar, tapi tidak diizinkan Jiyong untuk masuk. Jadi, sudah satu jam Jiyong di kamar menunggu istrinya siuman. Sedangkan Dae Han nampak tenang, meski dia gelisah.

"Samchon, mommy kapan bangun?" tanya Hee Jin masih saja meluk Akira.

"Mommy mungkin ngantuk. Jadi, lebih lama bangunnya. Bisa jadi mommy akan bangun besok pagi," jelas Akira sambil duduk memangku Hee Jin dan mengayunkan pelan badannya.

"Jin-ah, turun dari Akira Samchon! Kasihan samchonya pegal," pinta sang kakak.

"Tidak mau, Oppa! Hee Jin mau dipeluk daddy, tapi daddy belum keluar," jawab Hee Jin dengan lirih.

"Tidak apa, Han-ah."

Dae Han tidak lagi bisa menyuruh adiknya untuk turun, karena memang si bungsu nyaman dengan Akira. Sehun sendiri sibuk dengan ponselnya seperti seseorang sedang mencari sesuatu.

"Kau dapat sesuatu?" tanya Akira.

"Belum Hyung. Ternyata manusia ini sangat licin seperti belut," gumam Sehun.

"Tetap cari keberadaannya. Jangan sampai kecolongan lagi," titah Akira.

Dae Han diam saja sepanjang Akira dan Sehun berbicara. Anak ini seperti sedang berpikir serius pada hal yang tidak dapat dia mengerti. Akira ternyata menyadari apa yang terjadi dengan si anak sulung Kwon. Hee Jin malah sudah ketiduran akibat ditimang sang Alpha.

"Han-ah, kenapa diam saja?"

Dae Han menoleh pada Akira. Tapi, Akira malah tertegun melihat tatapan putra sulung dari Jiyong ini. Tatapan tajam dan dingin seperti milik sang ayah.

"Siapa yang buat mommy ketakutan, Samchon?"

Akira masih terkesima oleh tatapan Dae Han, bahkan lebih terkesima saat pertanyaan yang terlontar dari bibir mungil Dae Han. Akira bingung mau jawab apa. Karena dipikirnya anak seusia Dae Han tidak akan paham dengan apa yang terjadi pada ibunya.

"Kau harus tanya daddymu. Samchon tidak berani mengatakannya jika tidak dapat izin darinya," jawab Akira sekenanya saja.

Dae Han malah mengerutkan keningnya. Dia masih penasaran dengan apa yang terjadi dengan Seungri hingga membuat orang yang sudah melahirkannya itu sampai ketakutan. Akira yang tahu jika jawabannya tidak membuat puas Dae Han, dia memilih memindahkan Hee Jin ke kamarnya.

"Ehh ... Han-ah, Samchon taruh adikmu dulu di kamar ya. Kasihan Hee Jin tidur seperti ini," Akira senyum canggung jadinya.

"Samchon harus temani dia terus, jika tidak dia akan terbangun dan menangis keras. Biasanya hanya daddy yang bisa buat tenang Hee Jin," ujar Dae Han.

"Benarkah? Wah, agak merepotkan ternyata punya anak itu ya," candanya.

Dae Han mengangguk, "Hm ... Hee Jin memang sangat manja seperti mommy."

"Dan kau seperti daddymu," gumam Akira dalam hatinya. "Oke, Samchon akan temani adikmu dulu."

Akira berlalu meninggalkan Dae Han yang tersenyum simpul, tapi juga terlihat licik. Sehun memperhatikan si sulung dengan curiga.

Symphony Of Nyongtory's Love: A Piece of MemoryWhere stories live. Discover now