20▫️Kado pengantin misterius

68 14 0
                                    

Dua mobil pick up yang di tumpangi santri berhenti di dekat pesantren

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua mobil pick up yang di tumpangi santri berhenti di dekat pesantren. Merekapun segera turun. Dengan hati-hati Syifa di gandeng Karin beranjak turun dari mobil.

Kini semua santri putri berjalan menuju gerbang.

"Syifa!"
Panggil Leon. Ia menjauh kan punggung nya setelah bersandar di sisi gerbang. Ia berdiri tegak dengan seorang nenek-nenek di sisinya.

Melihat Syifa yang tetap berjalan dan menghiraukan nya, ia pun memanggil sepupunya.

"Raya."

Raya begitu mengenali suara itu. Benar saja, dia kakak sepupunya. Ia pun bergegas menghampiri.

"Kak Leon. Kapan kak Leon ke sini? Lalu..." Raya melirik pada nenek di samping Leon, ia tersenyum menghormati, "siapa nenek ini? Kenapa dia bersama kak Leon?"

"Nenek ini ahli urut, kak Leon sengaja memanggil nya untuk mengurut kaki Syifa."

"Ahli urut untuk teh Syifa?"
Tanya Raya, dengan mata menyelidik. Ia mencium kejanggalan dengan Leon.

"Teh Syifa terjatuh di tempat pernikahan, lalu kak Leon membawa nenek ahli urut untuk teh Syifa? Heum?"
Raya berpikir keras.

"Apa..."

"Raya, sekarang juga kamu antar nenek pada Syifa. Kasihan, nenek ini sudah menunggu lumayan lama."
Potong Leon.

"Kasihan sama neneknya atau Teh Syifa..."
Canda Raya, sebelum membawa nenek itu pergi bersamanya.

***

Hampir pukul sebelas malam. Di waktu bersamaan Syifa dan Leon belum tertidur.

Syifa sudah menyamankan diri di atas kasur lantai dan tubuhnya sudah di tutupi selimut. Ia menatap atap, masih terpikir dari mana barang-barang itu datang? Sebenarnya siapa pemilik barang-barang itu? Dan kenapa semua barang-barang itu mengatas namakan santri putri Miftahul Huda? Apalagi kado baju dewasa itu, Syifa berpikir keras.

Tiba-tiba terpikir ketika MC di pernikahan siang tadi mengumumkan bahwa kado baju dewasa itu darinya. Sontak Syifa mengerakkan kakinya refleks karena masih merasa malu. Aa! Betisnya kembali nyeri karena tergerak kan, ingatan hal memalukan itu membuat nya lupa dengan keadaan kakinya sekarang.

Sangat aneh! Bagaimana mungkin kebetulan? Nama ku dan nama pondok ini, begitu sama saat MC itu katakan tadi. Tapi jika memang itu ulah seseorang... siapa dia?

***

Sedangkan Leon berdiri di koridor asrama sendirian. Dengan tatapan matanya ke depan dan menyilangkan tangannya di dada. Setengah bibir nya melebar, senyum miring itu seolah reflek diri karena senang dengan apa yang di pikirkan nya.

"Lihat saja. Ketika dia tahu jika semua kado itu dari ku, ku pastikan dia akan berterimakasih pada ku. Dan itu akan mempermudah tujuan ku."

Siang lalu...

Gadis yang Berbeda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang