28▫️ Kebetulan

10 0 0
                                    

Hampir delapan menit sudah, Syifa menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hampir delapan menit sudah, Syifa menangis. Kini ia mengangkat kepalanya, tak menyembunyikan wajahnya lagi di kedua lengannya yang melipat di atas lutut.

Ia pun menguatkan dirinya agar tidak terus menangis. Ia mengusap air matanya, lalu beranjak berdiri. Ia harus mencari gelangnya kembali.

Ia mulai melangkah pergi. Namun badan nya tertahan, ia tidak bisa berjalan maju. Tampak seperti seseorang sedang memegang ransel gendong nya. Sontak. Ia memutar kepala melihat ke belakang. Ia geram, setelah melihat Leon melepaskan ransel nya. Kini ia berhadapan dengan Leon.

Leon mendapati tatapan tajam dari Syifa. Ia melihat mata Syifa sembab dan memerah. Namun tatapan tajam itu tak kunjung lama. Leon melihat perubahan mata Syifa yang kembali sayu.

"Berhenti lah mengganggu ku, aku tidak ada waktu untuk berdebat denganmu."

Mendengar itu, Leon langsung memperlihatkan gelang separuh Yin Yang pada Syifa.

"Apa kau sudah tidak membutuhkan gelang ini?"

Mata Syifa seketika membulat ketika melihat gelangnya ada pada Leon.

"Gelang ku!"
Gesit, Syifa merebut gelangnya.

Leon melihat Syifa yang begitu bahagia setelah gelang nya kembali.

"Seharusnya kau simpan gelang itu dengan baik, jika gelang itu berharga bagi mu!"
Tegas Leon, sebelum beranjak pergi.

Syifa sangat bahagia, ia terus menggenggam erat gelang nya dan di dekatkan nya pada dada. Sungguh gelang itu sangat ber arti bagi nya. Entah akan sesedih apa dirinya jika gelang itu benar-benar hilang.

Syifa melihat punggung Leon yang kini menjauh. Karena Leon telah menemukan gelangnya. Seketika rasa bencinya telah hilang.

Ia sangat bahagia. Ia berlari riang searah dengan Leon yang sudah lebih jauh dari nya.

Ia terus berlari riang, sampai ia menghentikan langkahnya setelah melewati gerbang sekolah.

Melihat jalan yang ramai dengan kendaraan berlalu lalang. Namun ia tidak melihat adanya ojek ataupun mobil umum.

Tak lama, Leon dengan menumpangi motor gagah nya. Datang dan berhenti tepat di hadapan Syifa.

Syifa melihat nya heran, ada perlu apa lagi Leon menghampiri nya?

"Ayo naik."
Ajak Leon.

"Tidak usah, tidak papa. Kau duluan saja."
Tolak Syifa, ia mulai bersikap baik pada Leon.

"Hari sudah mulai sore, apa kau mau di sini terus?"

"Tidak, sebentar lagi pasti ada ojek kok."

"Ok."

Leon pun mulai melajukan motor gagah nya.

Setelah Leon meninggalkan nya. Syifa mulai khawatir, masih belum ada kendaraan umum atau pun ojek.
Sementara langit sudah mulai mendung, awan putih pun kini tertutupi oleh awan gelap.

Gadis yang Berbeda (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang