21▫️ Khawatir

9 0 0
                                    

Melihat kamar Syifa dari kejauhan, Zein hanya berharap Syifa baik-baik saja di sana

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Melihat kamar Syifa dari kejauhan, Zein hanya berharap Syifa baik-baik saja di sana.

Dengan berat, Zein melangkahkan kakinya beranjak pergi. Tidak bagus jika dirinya berdiri di sana terlalu lama.

Leon tidak suka di usir. Hampir saja ia emosi, namun ia menahannya. Atau tidak, usahanya akan sia sia. Percuma saja ia kesana.

"Ok. Aku keluar tapi, kau makan ya cupcake nya. Aku tahu kemarin kau ingin cupcake kan? Heh. Karena malu kau tidak berani memakannya.."

Syifa langsung melongo. Tidak menyangka Leon mengetahui nya. Memang saat di acara pernikahan kemarin ia tergoda dengan hidangan cupcake di sana. Namun karena malu ia tidak berani mengambil nya.

"... tapi kau tidak perlu sedih. Cupcake ini lebih istimewa dari pada yang kemarin." Lanjut Leon.

"Ya sudah. Cepat pergi. Itu saja kan."

"Ok. Aku pergi."
Leon mulai membuka pintu, namun kembali menoleh pada Syifa.

"Apa lagi!"

"Kau kan sudah pakai kerudung, kenapa kepala mu di tutupi selimut lagi?"

Mendengar itu Syifa langsung mengeceknya. Ternyata benar, pantas saja ia merasa gerah dari tadi.

"A-aku kedinginan. Cepat sanah pergi!"

Dalam hati nya, Leon merasa kesal, tidak terima Syifa terus mengusirnya. Tanpa di usir pun aku akan pergi! Batin nya sembari beranjak keluar.

Bola mata Syifa mengikuti tubuh Leon yang beranjak keluar, sampai tubuh Leon tak terlihat lagi oleh pintu yang menutup.

"Hah... gerah sekali."
Syifa menarik selimut yang menutupi kepalanya, lalu mengibaskan kerudung blus yang di kenakan nya.

Setelah menutup pintu, Leon melirik sekitar. Sorot matanya melihat Seorang santri putra adik kelasnya, ternyata berdiri jauh di sana, tengah memergoki nya.

Sedangkan Syifa masih terdiam di tempatnya memaku, menatap box cupcake itu.

Sedangkan Syifa masih terdiam di tempatnya memaku, menatap box cupcake itu

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Terlihat kecil. Namun ia merasa penasaran apakah itu cupcake sungguhan atau palsu. Pelan-pelan ia berusaha bangun, lalu berjalan untuk melihat cupcake itu lebih dekat.

Gadis yang Berbeda (On Going)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora