E. Sesi Foto

976 73 4
                                    

Happy reading

      

     

"Pagi Ayah.. Pagi Bubu..." sapa Javvas ceria.

Ia mendekat pada sang bubu yang tengah menyiapkan sarapan lalu mengecup pipinya singkat.

"Pagi, Sayang," jawab Thami dan Jay berbarengan.

Javvas beralih pada Jayed. Melakukan hal yang sama pada sang ayah.

"Ceria amat, Dek. Ada kabar baik ya?" tanya Thami.

"Pasti udah baikan sama abang ini," sahut Jay.

Javvas mengangguk-angguk seraya tersenyum lebar hingga matanya tinggal segaris. Jayed yang gemas mengusak rambut si bungsu.

"Gimana ceritanya bisa baikan?" tanya Thami.

"Semalem abang telpon," jawab Javvas seraya duduk di kursi dekat Jay, berhadapan dengan Thami.

"Terus?"

"Ya abang minta maaf. Abang nyesel udah nuduh adek yang enggak-enggak."

Jay dan Thami saling pandang lalu tersenyum.

"Pake nangis pasti," goda Jay.

Javvas menoleh pada kepala keluarga Gabriel itu lalu meringis.

"Abang panik waktu denger adek nangis," ucapnya.

"Ayah bisa bayangin gimana ekspresi panik abang denger adek nangis," ujar Jay seraya tersenyum.

Lalu ketiganya tertawa.

"Oh iya, Sayang. Akhir minggu ini ada yang mau datang berkunjung," ucap Jay pada Thami.

"Siapa?" tanya Thami.

"Seorang temanku di SMA. Kebetulan beberapa waktu lalu kami ketemu waktu aku lagi liat-liat furnitur. Ternyata dia pemilik usaha tersebut," jawab Jay.

"Oh ya?"

"Iya. Makanya aku undang dia kesini buat ngobrol-ngobrol santai. Sapa tau kami bisa jalin kerjasama."

Thami mengangguk-angguk kan kepalanya.

"Kalo gitu ajak dia makan malam disini, Jay. Nanti aku masakin yang enak."

"Iya. Nanti aku minta dia untuk makan malam disini."

"Suruh ajak anak istrinya juga. Aku masakin yang banyak sekalian."

"Sepertinya gak perlu."

Thami mengernyit.

"Kok gitu?"

"Karena dia gak punya pasangan."

"Hah?"

"Dari dulu dia bertekad untuk gak menikah."

"Ada ya orang yang gak mau menikah," sahut Javvas yang sedari tadi hanya mendengar pembicaraan kedua orang tuanya.

"Ada, Dek. Temen ayah salah satunya," ucap Jay.

Brother Complex | MarkNo (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang