Chapter 25. Melankolis

22 8 0
                                    

Luca terbangun dari tidur.

Menampar pelan pipi Robin yang juga tidur di sampingnya lalu mendorong kepala Gen yang menjadikan perutnya sebagai bantal tidur.

"Bangun kalian, dasar beban," Luca mendengus merasa kesusahan bangun karena kepala Gen yang berat dan susah dipindahkan.

Gen menguap dalam tidur dan menduselkan hidung di baju Luca. Mata Luca bergetar dan menggeser kepala Gen hingga jatuh dan mengenai tanah.

"Yak!" Gen yang terbangun dari tidur bersuara membuat Robin mendengus karena tidurnya terganggu.

Gen terduduk dan menatap Luca sengit. "Jahat sekali kau mengganggu tidurku yang nyenyak,"

"Berat anjeng!" Luca mendorong Kepala Gen yang maju ingin menyeruduk.

"Terserah... kau jahat!" Gen kemudian merajuk dan memeluk Rin duduk disebelahnya. Saking lelahnya, Rin tidak mampu mengeluh.

"Ya... aku lahir untuk menjadi penjahat,"

Ugh. Gen tidak tahan untuk mencerca. Dalam keadaan meringkuk ia mendongak pada Luca yang sudah berdiri dan bersiap bekerja. "Kau sejahat setan, bagaimana setan seperti mu bisa terlahir?"

"Dari hubungan suami-istri lalu menciptakan aku yang luar biasa dengan visual yang menawan," dalam tidur Robin bergidik pada jawaban Luca.

Shin dan Zora menipiskan bibir. Membiarkan anak perempuan itu berekspresi sesukanya.

Siang itu (Karena dimensi gerbang selalu siang), mereka tidur siang. Kira-kira sudah tiga hari mereka disini. Tidak banyak chimera yang bisa diidentifikasi. Di dimensi gerbang tingkat lima yang ragamnya yang paling sering ditemui dan paling mudah untuk dilawan. Tahu-tahu hari ini mereka akan mengakhiri perjalanan dimensi dengan mengalahkan boss besar.

Boss besar berada satu kilometer dari tempat istirahat.

Dan mereka hanya malas-malasan tanpa persiapan.

"Menurut kalian apa yang akan dikatakan komandan melihat kita pulang lebih awal?" Naya yang sendari tadi bengong pun berbicara.

"Kurasa dia marah," jawab Zora.

Keduanya sangat kepikiran.

"Kenapa dimarahi? Kita kan tidak membuat masalah?" tanya Luca yang kemudian duduk disebelah Shin dan memakan gabus nutrisi yang ditawarkan laki-laki itu.

"Kita prajurit pemula. Misi pertama kita tidak meninggalkan kesan trauma pada kita, tidak ada dari kita yang merasa benar-benar susah."

Ucapan Naya memang benar. Sekalipun pertarungan paling sulit di tempat ini, hanya sebatas Chimera babi, goblin, Semut-belalang,dan buaya batu itu bukanlah apa-apa untuk mereka.

Mereka lebih hebat dari pada pasukan senior Kyrgia yang lain.

Bukankah terasa mencurigakan?

"Lalu sekalipun kita sangat terlatih. Bukankah hanya aku dan Rin saja yang mantan prajurit luar? Hanya kami saja yang sudah terbiasa dengan pertarungan,"

"Kita bisa menghindari pernyataan-pertanyaan massa dengan pengalihan bahwa kita adalah murid yang dilatih khusus dengan asuhan Tedros Galian,"

Zora berdecak dengan wajah keras. "Bukan itu masalahnya... Bagaimana jika dituduh tidak berkerja dengan baik dan langsung menghadapi boss gerbang untuk pulang cepat,"

Shin menaikan alis merasa aneh. Luca menyumpal mulut Zora yang hendak berbicara lagi dengan gabus nutrisi.

"Kita tidak akan dituduh. Bukti yang kita miliki sangat mendukung," Shin mencoba menenangkan Zora dan Naya.

The Birth of Chosen Warriors, The RavensWhere stories live. Discover now