Bab 3 - Rahasia Kecil Kita

6.7K 820 17
                                    


Belum sempat Raveno menjawab, Zayn sudah bangkit dari tempat duduknya dan dia berucap "Ayah?!" lalu dalam sekejap mata, Zayn sudah menghambur memeluk pria yang disebutnya sebagai ayahnya itu.

Raveno membeku seketika. Dia tidak menyangka bahwa Zayn akan mengenalinya. Dia mengira bahwa Larisa mungkin akan menghapus semua tentang dirinya dari kehidupan perempuan itu dan juga kehidupan Zayn, namun kini, dia tahu bahwa rupanya Larisa tidak melakukan hal demikian. Perempuan itu memperkenalkan dirinya sebagai ayah dari Zayn. Lalu apa lagi yang dikenalkan Larisa tentangnya pada Zayn? Apa perempuan itu menceritakan semua keburukannya di masalalu?

*******************

Bab 3 – "Rahasia kecil kita"

Raveno mengamati Zayn yang tampak lahap memakan ayam goreng di hadapannya. Tak lupa, bocah itu juga menyantap kentang gorengnya dan juga menikmati es krimnya secara bergantian.

Setelah Raveno meyakinkan Pak Satpam tentang siapa dirinya dan juga meninggalkan kartu identitasnya sebagai jaminan, akhirnya Raveno bisa mengajak Zayn meninggalkan area sekolahnya.

Zayn terlihat sangat bahagia ketika diajak menaiki mobilnya, seolah-olah anak itu tak tahu bahwa Ayahnya adalah sosok pria kaya raya. Beberapa kali Zayn bahkan menanyakan apakah mobil mewah yang dia tumpangi adalah mobil ayahnya atau bukan, dan Raveno tentu menjawab dengan jujur bahwa itu adalah mobilnya.

Raveno mengajak Zayn menuju ke sebuah restoran cepat saji terdekat, mengajak Zayn makan di sana dan membiarkan putranya itu memesan apapun yang dia inginkan.

"Kamu memangnya nggak pernah ke sini?" tanya Raveno.

"Nggak pernah, Ibu kan nggak punya uang, Yah..." jawab Zayn dengan polos.

Hati Raveno bergetar seketika. Pertama, karena Zayn secara terang-terangan memanggilnya dengan panggilan Ayah. Raveno belum terbiasa dengan hal itu. Dan yang kedua karena dia tidak menyangka bahwa kehidupan Larisa dan Zayn rupanya cukup menyedihkan, hingga makan ayam goreng seperti ini saja Zayn tak pernah.

"Bukannya Ibu kerja?" tanya Raveno kemudian.

"Iya, Ibu kerja di tempat laundry, tapi uangnya ditabung. Katanya buat sekolah Zayn nanti," jelas Zayn sembari menikmati es krimnya.

Raveno hanya menganggukkan kepalanya. Dia lalu melirik sekilas ke arah jam tangannya. Larisa pasti sudah akan kembali ke sekolah Zayn untuk menjemput putranya ini. Karena itulah, Raveno segera berkata "Kamu sudah selesai makannya? Ayo Ayah antar ke sekolah lagi. Takutnya ibu nyariin."

"Kenapa nggak langsung pulang, Yah?" tanya Zayn masih dengan ekspresi wajah polosnya.

Raveno menatap wajah Zayn lekat-lekat sebelum kemudian dia menjawab "Ayah masih harus kerja. Nanti, Ayah pasti pulang."

"Beneran? Janji?" tanya Zayn.

Raveno tersenyum lalu menjawab "Janji," ucapnya dengan sungguh-sungguh. "Oleh karena itu, apa kamu mau janji sama Ayah?"

"Janji apa, Yah?" tanya Zayn.

"Jangan bilang sama Ibu kalau kita bertemu. Ayah hanya ingin memberi kejutan sama Ibu nanti saat Ayah pulang ke rumah. Bagaimana?" tanya Raveno.

Dengan ceria Zayn menjawab "Zayn janji!" ucapnya dengan penuh semangat. Sedangkan Raveno, dia hanya bisa tersenyum sembari mengacak-acxak puncak kepala putranya. Sial! Rupanya begini rasanya menjadi Ayah. Entah kenapa Raveno menyukainya...

****

Raveno mengantarkan Zayn kembali ke sekolahnya, beruntung Larisa belum menjemput putra mereka itu. Raveno menuju ke arah satpam dan pak satpam mengembalikan kartu identitasnya.

EX HUSBANDWhere stories live. Discover now