Bab 4 - Wasiat

5.8K 759 26
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah mempersiapkan semua kebutuhan Zayn selama dia tinggal, Larisa akhirnya meninggalkan rumahnya dan kembali ke tempat kerjanya lagi. Dia beragkat sendiri, karena Andika yang tadi mengantarnya sampai rumah kini sudah pergi.

Jarak antara rumah kontrakan Larisa, sekolahan Zayn dan juga tempat kerja Larisa memang tak seberapa jauh, karena itulah Larisa memilih berangkat dengan berjalan kaki saja.

Larisa akhirnya sampai di tempat kerjanya. Dia segera melakukan pekerjaannya tanpa menyadari bahwa jauh di seberang ruko tempat dia bekerja, mobil Raveno terparkir di sana dan pria itu melihat dari dalam mobilnya semua yang kini sedang dilakukan Larisa.

Dalam Diam, Raveno mengamati mantan istrinya, atau... bisa dibilang, istri yang sudah lama tak ia temui.

Apa yang harus dia lakukan selanjutnya? Haruskah dia menemui Larisa lagi? Berpisah dengannya secara resmi? Atau... meminta untuk kembali menjalin hubungan baru lagi?

**************

Bab 4 – Wasiat

Sudah seminggu sejak Raveno menemui Zayn siang itu, dan sejak hari itu sampai sekarang, Raveno masih belum menemui Larisa secara langsung. Dia sudah seperti seorang pengecut yang hanya berani menemui putranya itu secara diam-diam, lalu pergi ke tempat kerja Larisa dan mengamati perempuan itu dari jauh.

Sial! Apa yang sudah terjadi dengannya?

Raveno ingat, bagaimana dulu dia enggan dijodohkan dengan Larisa. Meski begitu, dia harus tetap melakukannya jika dia ingin memiliki semua warisan keluarga besarnya.

Saat itu...

Pesta yang baru saja didatangi oleh Raveno memanglah pesta yang menyenangkan. Ya. Raveno memang sangat suka sekali berpesta, bersosialisasi dengan teman-temannya dari kalangan konglomerat juga seperti dirinya.

Dia berpikir, bahwa untuk apa terlahir dari keluarga kaya raya jika dirinya tak menikmati semua itu dengan cara seperti ini.

Melewati ruang tengah rumahnya, Raveno melihat kedua orang tuanya berada di sana dan tampak sedang membicarakan sesuatu. Saat ayahnya melihat kedatangan Raveno, dia meminta Raveno agar bergabung bersamanya.

Raveno akhirnya mendekat ke arah kedua orang tuanya. Ayahnya tampak tak suka dengan kelakuannya yang lebih sering bersenang-senang seperti sekarang ini.

"Pesta lagi? Kau ini."

"Pah, yang terpenting, aku sudah melakukan pekerjaanku dengan baik, jadi, biarkan aku menikmati waktuku untuk bersenang-senang," jawab Raveno. Raveno tak suka saat kedua orang tuanya mencamnpuri urusannya.

Raveno sudah menjadi anak yang berbakti dengan cara menjadi presiden direktur di perusahaan orang tuanya. Ia sudah menghabiskan banyak waktunya untuk bekerja dan mengembangkan perusahaan keluarganya dalam usia yang semuda ini. Sangat wajar bahwa Raveno ingin memiliki sisa waktunya sendiri demngan cara bersenang-senang, bukan?

EX HUSBANDWhere stories live. Discover now