Nina mengambil nasi yang penuh lauk di atas piring. Ia tak ingin mengecewakan ibunya, yang telah bersusah payah memasak. Gadis berambut cepak itu memakannya dengan lahap.
"Astaga ... aku ini kenapa?!" Nina melempar piringnya ke lantai hingga menimbulkan suara nyaring. Ia muak lantaran perutnya sudah begah karena telah habis tiga piring, tetapi napsu makannya masih bergairah. Sang ibu hanya tertawa menyaksikannya.
Nina beranjak dan melangkah menuju piring yang pecah. Namun, alangkah terkejutnya dia saat melihat apa yang ada di sekitar pecahan. Cacing, belatung, dan bangkai kecoa berserakan di lantai.
Saat itu, Nina tersadar bahwa ibunya telah meninggal sebulan yang lalu.
