Dengungan | Ary Orysa

1 1 0
                                    

Sejak kematian Bapak, setahun yang lalu, Ibu suka mengomel padaku. Setiap Ibu mengomel pasti ada dengungan yang teramat berisik di telinga.

Suatu ketika, aku tidak tahan dengan sakitnya kepala akibat dengungan yang tidak mau berhenti. Aku berteriak histeris di kamar hingga membuat Ibu datang dengan tangan terkepal.

Ibu kembali mengomel, bahkan menyesali keselamatanku. Dia berharap aku mati saja bersama Bapak saat kecelakaan, sewaktu mengantarku daftar sekolah ke SMPN favorit. Ibu mengataiku gadis stres yang membebani. Hal itu membuat dengungan meledak.

***

Aaah, aku lega. Akhirnya dengungan itu lenyap seiring dengan tubuh Ibu yang melemah di samping lemari bersama serpihan kaca.

FLASH FICTION HWCTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang