Masak

14 8 0
                                    

"NGAPAIN LO AJAK NGOMONG TUH KUCING?!" Youra berteriak sangat kencang dari arah dalam rumah.

"Lah tadi lo bilang biar lo aja yang bersihin bulu-bulu kucing di dalem, ya udah gue ajak ngobrol aja nih kucing sambil kasi dia minum," jawab Lio.

"TAPI LO ADA BANTU GUE JUGA LAH!"

"Bantu paan?"

"Pake nanya lagi nih makhluk. BANTU GUE BERSIHIN SOFANYA LAH, BODOH!"

"Iih, kenapa sih sayang harus teriak-teriak gitu?" tanya Ibu yang sedari tadi terganggu oleh teriakan dari mulut anaknya itu.

"Tuh Lio, bukannya bantuin Youra bersihin sofanya malah ajak ngobrol kucing," jawab Youra.

"Tapi gak harus teriak-teriak gitu juga sa—"

Achu!

Ibu langsung bersin, setelah ia tak sengaja menghirup udara yang sudah tersebar bulu-bulu kucing di dalam ruang tamu tersebut.

"Ibu udah di dalem aja sana sama Ayah, di sini biar sama Youra sama Lio aja yang beresin," ucap Youra yang khawatir dengan kondisi Ibunya itu.

Ibu menuruti perintah dari Youra itu, dan segera pergi ke arah ruang keluarga untuk menonton televisi bersama Ayah.

"Lio buruan sini bantuin."

"Iya, tapi ini Lyora nya gimana? Masa mau ditinggalin? Kalo kabur gimana?" tanya Lio.

"Ya tinggal di cari lah," jawab Youra.

"Enteng banget tuh mulut."

"Ra, lo anteng di sini ya, tuh di mam sosisnya terus jangan lupa minum nya tuh," ucap Lio pada Lyora.

Setelah mengucapkan hal tersebut, Lio langsung bergegas pergi menuju Youra. "Apa yang harus gue bantu?" tanya Lio,saat ia sudah menemui Youra.

"Tuh, lo tinggal nyapu aja, nanti yang ngepel lantai nya gue," jawab Youra dengan tangannya yang masih sibuk mengelap meja.

Lio melangkahkan kakinya menuju sapu yang dimaksud oleh Youra, kemudian tangan kanan nya meraih sapu dan tangan kirinya meraih sekop.

"Gue udah beres bersihin sofa sama mejanya. Lo nyapu dulu, terus nanti gue yang ngepel. Gue mau ke Lyora dulu," ucap Youra.

Lio tampak sibuk dengan sapu dan sekop yang ia pegang, dan tak menghiraukan ucapan dari Youra.

"Yang bersih, ya, nyapu-nya." Setelah mengucapkan hal tersebut, Youra langsung pergi ke halaman depan untuk menemui Lyora.

Setelah kepergian Youra, Lio masih terus saja sibuk dengan kedua alat kebersihan yang ada dikedua tangannya itu. Ia menyapu mulai dari lantai yang diinjaknya, hingga menyapu bersih sampai ke bawah sofa yang ia dorong terlebih dahulu.

"Masyaallah, rajin sekali kamu, Nak," ucap Ayah yang tiba-tiba sudah ada di belakang Lio.

Lio hanya tersenyum saat mendengar penuturan dari Ayah Zayyan, dan kembali menyapu hingga bersih di ruang tamu tersebut.

"Ngomong-ngomong, anak Ayah ke mana?" tanya Ayah pada Lio.

"Youra lagi main di luar, Om, dia lagi mainin kucing yang Lio bawa tadi," jawab Lio.

"Ooh, ya udah kalo gitu kalian lanjutkan aja. Ayah mau ke warung sebelah dulu, mau beli jamur yang dipesan Ibu," ucap Ayah, yang kemudian ia langsung pergi ke depan.

"Iya, Om." Setelah itu, Lio merapihkan kembali sapu dan juga sekop yang sudah ia gunakan tadi ke dapur.

"Ibu lagi masak apa?" tanya Lio, yang melihat Ibu sedang sibuk dengan bahan-bahan masakan yang ada hadapannya.

"Ibu mau masak makanan kesukaannya Youra," jawab Ibu.

"Memangnya Youra suka sama makanan apa, Bu?" tanya Lio.

"Dia suka sup jamur sama bakso kalo dimasakin sama Ibu, kalo dimasakin sama Ayah dia sukanya sama nasi goreng sosis," jawab Ibu.

Lio hanya mengangguk sambil matanya terus sibuk melihat kedua tangan Ibu yang mahir dalam memasak.

"Lio boleh bantu gak, Bu?" tanya Lio.

"Jangan!" Youra tiba-tiba saja sudah ada di belakang mereka berdua.

"Loh, Lyora nya ke mana?" tanya Lio.

"Dia ada di masukin ke kandang kelinci sama Ayah," jawab Youra.

"Sana cuci tangan kamu dulu," ucap Ibu yang menyuruh Lio untuk mencuci tangannya terlebih dahulu, sebelum ia membantunya untuk memasak.

Lio segera pergi ke wastafel untuk mencuci kedua tangannya hingga bersih, kemudian kembali lagi menemui Ibu untuk membantunya. "Lio bantu yang mana Bu?" tanya Lio dengan senang.

"Kamu cuci sayuran yang ada di kulkas dulu, terus nanti kamu potong kecil-kecil," jelas Ibu.

Setelah menerima perintah dari Ibu, Lio melangkahkan kakinya menuju kulkas dan mengambil sayur yang ada di dalamnya. Kemudian ia mencuci sayur tersebut, dan kembali menghampiri Ibu lagi.

"Sudah Lio cuci, Bu," ucap Lio, sambil menunjukkan sayuran yang masih basah itu dikedua tangannya.

"Nah, ini talenan-nya dan ini pisaunya, hati-hati ya," pesan Ibu, setelah ia memberikan kedua benda tadi.

"Iya Bu," jawab Lio. Yang kemudian tangan kanannya mengambil pisau yang sudah di berikan Ibu tadi, dan langsung memotong sayuran tersebut.

"Potongnya yang kecil-kecil!" Youra kembali setelah mencuci tangannya.

"Kenapa harus kecil-kecil?" tanya Lio.

"Karena gue sukanya kecil-kecil, kalo besar-besar nanti rasa sayurannya kerasa banget," jelas Youra.

"Kenapa gitu?" tanya Lio lagi.

Youra hanya menghembuskan nafas kasarnya dan menghampiri Ibu yang sedang mengupas bawang merah ditangannya. "Youra gak terlalu suka sayur, dia pemilih dalam hal makanan." Kini ibu yang menjawab pertanyaan Lio.

"Ibu emang yang paling ngerti Youra," ucap Youra sambil memeluk pinggang Ibunya, kemudian mengecup pipi kanan Ibunya itu dengan sayang.

"Manis kalo emang lagi ada maunya aja," ucap Ibu.

"Ih Ibu, kan Youra lagi pengen aja bilang gitu." Youra mengerucutkan bibirnya.

"Iya sayang, iya. Udah dong jangan manyun-manyun gitu. Jelek!" ucap Ibu.

"Iya jelek." Lio menyambar ucapan Ibu, dan mengejek Youra.

"APA LO BILANG?!" Youra menaikkan suaranya, dan sedikit menggertak Lio, yang sudah berani mengejeknya.

"Kenapa sih ribut-ribut gini?" tanya Ayah yang sudah kembali dari warung, dengan tangan kirinya yang menjinjing plastik hitam berisi jamur.

"Tau tuh mereka, daritadi ribut terus, pusing Ibu jadinya." Ibu mengadu pada suaminya itu.

"Enggak loh, Yah. Itu Lio bilang Youra jelek." Tak hanya ibunya, anaknya pun ikut mengadu pada Ayahnya itu.

"Emang kamu jelek, kok," ucap Ayah dengan enteng.

"Loh, Ayah?" Youra mengerucutkan bibirnya seperti tadi, namun sekarang berbeda. Matanya mulai berkaca-kaca setelah mendengar celetukan dari Ayahnya itu.

Youra kemudian langsung pergi menuju kamarnya itu dengan perasaan yang dongkol. "Kamu sih, sudah tau anaknya lagi datang bulan, malah digodain," ucap Ibu.

"Loh? Mana Ayah tau kalo dia lagi datang bulan?"

Lio yang mendengar pertengkaran kedua pasangan pasutri ini. Ia langsung pergi bergegas menghampiri Youra yang sudah ada di dalam kamarnya.

"Hati-hati, Lio. Dia kalo lagi datang bulan suka cosplay jadi singa," ucap Ayah.

Plak!

Ibu memukul lengan ayah menggunakan spatula yang akan ia gunakan untuk memasak kali ini.

It's Me!Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin