Daftar Sekolah Online

11 6 4
                                    

Setelah acara wisuda kemarin, Youra kembali dibingungkan oleh tujuannya yang akan meneruskan pendidikannya itu ke sekolah mana. Apakah ia akan mengejar sekolah SMKN 1 yang ada di Cirebon, atau akan mengambil sekolah SMK swasta yang dipilihkan oleh orang tuanya.

Tanda tanya besar terukir jelas dalam pikirannya. Selama berhari-hari ini ia hanya mengurung dirinya dalam kamar dan terus berpikir dengan jernih.

Ting!

___________________________________________________
Darelio

Lyora mau main katanya
___________________________________________________

Itu dia! Notifikasi yang selama ini di tunggu-tunggu oleh Youra. Entah ke mana hilangnya dia berhari-hari ini. Ingin ia tanyakan namun sadar ia hanyalah mantan teman kelasnya.

___________________________________________________
Darelio

Oke, ke rumah aja kalo Lyora mau main.
___________________________________________________

Setelah membalas pesan tersebut, Youra langsung pergi menuju kamar mandi, karena hari sudah menunjukkan pukul empat sore.
***

"Menurut lo gimana?" tanya Youra. Kini Youra dan juga Lio tengah duduk di salah satu kursi taman yang tak jauh dari daerah rumah Youra.

"Menurut gue, lo ambil yang swasta aja, Ra. Selain itu pilihan orang tua lo, sekolahnya juga gak terlalu jauh, lo sendiri kan gak bisa ngendarain motor sendiri," jelas Lio.

Youra tampak masih menimang-nimang apa yang dikatakan oleh Lio ada benarnya juga. Ia tak ingin menyusahkan orang tuanya dengan selalu mengantar dan menjemputnya ke sekolah Negeri yang ia inginkan dengan jarak yang cukup jauh.

"Makasi," ucap Youra dengan menatap manik mata Lio dengan lekat.

Lio menautkan kedua alisnya. "Buat?" tanyanya dengan penasaran.

Youra menggeleng. "Gak buat apa-apa. Makasi aja," jawabnya dengan senyuman manis yang terbit dari wajah cantiknya itu.

Entah mengapa secara tiba-tiba Lio mengulurkan tangan kanannya untuk mengacak-acak rambut panjang Youra yang tergerai. Lio melakukan hal tersebut dengan senyumnya yang lebar menatap gemas pada Youra.

"Iiihh! Jadi berantakan rambut gue, Yo!" Youra membenarkan kembali rambut panjangnya itu dengan kedua tangannya.

"Bagus gitu padahal, biar gak ada yang suka sama lo," ucap Lio dengan mulut tanpa dosanya itu.

"Bukan urusan lo juga ada yang suka atau gak sama gue. Lagian gue gak peduli!" racau Youra.

"Kalo gue yang suka sama lo gimana?" Satu kalimat sekaligus pertanyaan dari Lio mampu membuat darah Youra berdesir dengan cepat.

Lio mendekatkan wajahnya perlahan pada Youra. Hembusan nafas yang naik dan turun secara beraturan dari Lio terasa langsung dan menerpa pada wajah Youra. Youra yang merasa terpojokkan oleh Lio hanya bisa memundurkan wajahnya secara perlahan.

Senyuman menyeringai kecil dari Lio cukup mengintimidasi Youra. Lio mendekatkan kembali wajahnya pada telinga kanan Youra, dan bibirnya mengatakan. "Gak-papa gak usah di jawab sekarang, bisa lo jawab nanti kalo udah beneran suka sama gue. Gue bakal tunggu lo dengan sabar." Setelahnya Lio menarik kembali wajahnya itu dan menatap ke arah Lyora—kucing berbulu putih yang telah ia rawat.

Berbeda dengan Lio yang terlihat tenang setelah mengucapkan hal tersebut, Youra justru terlihat sangat gugup dan hanya diam tak bergeming dari duduknya. Detak jantungnya berdegup sangat kencang, wajahnya terlihat merah seperti tomat, dan di dalam perutnya itu ia merasakan kupu-kupu dalam jumlah besar beterbangan. "Apa ini situasi yang dimaksud seperti di novel-novel?" batinnya.

"Jadi gimana keputusan lo?" tanya Lio sambil menatap ke arah Youra.

Youra tampak masih belum bisa mencerna apa yang telah terjadi padanya saat itu. "E-e, i-itu gue pikirin dulu," jawabnya dengan terbata-bata.

"Kenapa lo gak langsung ke sekolah swasta yang dipilih sama orang tua lo?" tanya Lio. "Gue denger-denger juga sekolahnya cukup bagus, banyak pilihan jurusannya, dan yang pasti itu gak terlalu jauh sama rumah lo," jelas Lio. "Tapi lebih baik lo tetep pikirin sih, secara sekolah yang lo pilih itu benar-benar sekolah yang lo pengen," pungkas Lio.

Youra mengangguk. "Gue mau ambil jurusan manajemen bisnis. Kalo lo apa?" tanya Youra.

Lio menggeleng. "Gue belum pilih," jawabnya.

"Oh iya, lo mau masuknya ke sekolah mana?" tanya Youra.

"Sekolah yang bakal lo pilih," jawabnya singkat, padat, dan jelas.

Youra seketika menatap ke arah Lio. "Lo yakin? Kalo misal di sekolah yang gue pilih gak ada jurusan yang lo pengen gimana?" tanya Youra.

"Kan ada pilihan jurusan lain," jawab Lio enteng.

Lio menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, matanya menatap lekat pada setiap inci dari wajah Youra tanpa berkedip sedikitpun. Ia memperhatikan secara detail yang ada pada diri Youra, ia sendiri bingung mengapa ia bisa menyukai sesosok gadis kecil yang ada dihadapannya kini.

Berbeda dengan Lio, Youra justru menatap ke arah langit. Entah mengapa akhir-akhir ini sering sekali menatap langit, dan perasaan tenang muncul secara tiba-tiba. "Gue mau daftar ke sekolah swasta." Satu kalimat itu terucap dari mulut Youra dengan spontan.

"Lo yakin?" tanya Lio. Youra menatap ke arah Lio dan mengangguk dengan mantap. "Gue mau daftar ke sekolah swasta," ucapnya.

"Oke. Nanti malem kita daftar online bareng dulu," pungkas Lio.
***

"Ra, lo jangan sampe nyesel," ucap Lio dengan memperhatikan ke arah Youra.

"Gue udah yakin, Yo! Jangan bikin gue bingung lagi!"

Malam harinya mereka sedang ada di ruang tamu rumah Youra, dengan ditemani oleh dua cangkir teh manis hangat dan cemilan biskuit rasa coklat yang Youra suka.

Mata Youra dengan teliti membaca satu-persatu kata yang tertera pada layar ponselnya. Ia dengan yakin mengisi form yang sudah disediakan oleh website sekolah tersebut satu-persatu. Begitu juga dengan Lio yang sama halnya ia lakukan seperti Youra.

"Lo mau ambil jurusan apa?" tanya Youra setelah ia menyelesaikan pendaftaran online tersebut.

"Gue niatnya mau ambil otomotif, tapi di sekolah ini gak ada," jawab Lio.

"Kayanya kalo yang otomotif adanya di sekolah sebelahnya deh," jelas Youra.

"Ya udah gue mau ambil teknik jaringan aja," ucap Lio. Kemudian ia memilih opsi teknik jaringan komputer yang tertera pada layar ponselnya itu.

"Lo yakin?" tanya Youra dengan ragu. Berbeda dengan Youra, Lio justru mengangguk mantap sebagai jawabannya.

Akhirnya mereka berdua telah menyelesaikan pendaftaran online tersebut. "Aku bisa pikirin buat kedepannya nanti di depan, aku gak perlu khawatirin apa yang udah aku lakuin sekarang, cukup jalani apa yang akan terjadi di depan," batin Youra.

"Ra, kalo tiba-tiba ada masa lalu datang lo bakal gimana?" tanya Lio tiba-tiba.

"Maksud lo masa lalu apa?" tanya Youra.

"Mantan pacar."

"Emang lo punya mantan pacar?"

"Ada. Dia cantik, manis, baik."

"Emangnya lo putus karena apa?" tanya Youra.

"Gue putus karena dia selingkuh sih."

Setelah mendengar jawab dari Lio, tawa Youra langsung pecah, ia tak lagi bisa menahan tawanya itu. "Lio diselingkuhin? Hahahaha, emang pilihan tuh cewek udah bener sih." Youra tertawa dengan terpingkal-pingkal saking lucunya ia mendengar pernyataan tersebut.

"Gue tanya serius, Ra." Lio memasang muka datarnya menatap ke arah Youra.

"Oke-oke. Tapi emangnya lo yakin kalo misal dia balik, dia bakal bisa berubah? Mungkin sebagian orang bakal milih buat balik lagi sama masa lalunya, tapi mereka harus dapetin konsekuensi yang sama seperti dulu. Ada sebagian lain yang lebih memilih orang baru, namun sebagai konsekuensinya kita harus mengenal dari awal orang baru ini. Semuanya ada plus minus nya. Tinggal lo pilih mau yang mana, yang terbaik buat lo," jelas Youra.

It's Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang