8. What's Wrong With Him?

88 2 0
                                    

Sudah 3 minggu lebih Carlo jarang pulang kerumah. Membuat Wilona yang notabennya istri dari Carlo pun gelisah, takut sesuatu yang tidak-tidak terjadi kepada suaminya ini.

Ia sering bertanya kepada suaminya ini, apakah ada masalah serius di kantornya? Namun, ketika ia bertanya kepada suaminya, suaminya selalu menjawab tidak ada apa-apa. Hanya ada masalah yang ada diperusahaan yang mengharuskan dirinya untuk lembur dan pergi keluar kota.

"Ayah tidak pulang lagi, bu?" Tanya Elnathan kepada ibunya, yang saat ini tengah menyiapkan makanan untuk mereka.

Wilona yang mendengarnya pun langsung menganggukkan kepalanya, membenarkan ucapan sang anak. "Kali ini apalagi?" Tanya Elnathan lagi dengan nada tidak bersemangat.

Sungguh, Elnathan tuh sangat rindu kepada ayahnya yang belakangan ini jarang pulang. Padahal sebelumnya, ada masalah serius apapun, ayahnya ini akan pulang ke rumah mereka.

"Ayah harus menyiapkan proposal, untuk rapat bersama investor asing." Jelas Wilona kepada sang anak. Entah ini benar atau tidak, yang jelas dia memberikan alasan yang baik kepada anaknya.

"Kenapa? Takut tidak ada yang membela dirimu?" Ledekan yang diberikan oleh Ciara, yang langsung dibalas dengusan kasar oleh adiknya.

Sementara Alana yang mendengarnya pun tersenyum, mengusak punggung belakang adiknya. "Kalau kangen ya telepon, El. Lagipula ayah pasti gak akan lama kok. Setelah semua urusannya telah selesai, dia pasti akan pulang." Jelasnya, memberikan pengertian kepada adik laki-laki satu-satunya.

Sementara Elnathan yang mendengarnya pun langsung mengerucutkan bibirnya, mengangguk patuh akan ucapan sang kakak. "Aku tuh sudah sering menelepon ayah, kak. Tapi jarang diangkat oleh ayah." Balasnya, yang semakin menekukkan wajahnya, badmood.

"Ya... mungkin ayah memang lagi sibuk dab tidak ingin di ganggu. Buktinya saja ayah selalu mengabari ibu, dan mengangkat telepon ibu, kalau ibu menelepon." Kalimat dusta yang Wilona berikan, mencoba memberikan pengertian kepada anak laki-lakinya.

Ya, ia memang berbohong kepada anak-anaknya. Sudah 3 minggu belakangan ini sifat suaminya berubah. Dirinya yang selalu memberi kabar, sekarang menjadi jarang memberi kabar. Sebesar dan seberat apapun masalah perusahaannya, suaminya akan selalu pulang. Suaminya selalu menanyakan aktivitas yang ia lalui dan aktivitas anaknya, menjadi jarang dan bahkan tidak pernah menanyakan itu lagi.

'Sebenarnya apa yang terjadi, Carlo?' Batin Wilona, yang selalu memikirkan suaminya ini. Ia benar-benar khawatir akan suaminya ini.

"Tuhkan! kau dengar sendiri, bukan? Ayah masih ada kabar! Sudah dong, jangan lesuh! Semangat!" Ujar Alana, menggoyangkan tubuh sang adik untuk semangat.

"Aku jadi bebas menggoda dirimu!" Semangat Ciafa, meledek adiknya yang saat ini tengah malas untuk bertengkar.

"Apa?!" Bisikan sewot yang langsung Ciara keluarkan, ketika kakak keduanya ini menyenggol sikunya.

"Tch." Decihan yang ia keluarkan lagi, ketika kakaknya ini memperingati dirinya, bahwa adiknya ini sedang dalam mode tidak bisa diganggu.

Mereka semua makan dengan hikmat, termasuk dengan Carlo yang saat ini tengah makan malam bersama seorang perempuan, di hotel berbintang di kota Jakarta, ditemani pemandangan sungai gedumg bertingkat yang menjadi objek mereka.

"Sekarang apalagi mau-mu?! Aku sudah 3 minggu tidak pulang kerumah! Sebenarnya kapan kau bahas rancangan proyek kerjasama kita?! Perjanjian kita tidak seperti ini?!" Tanya Carlo yang saat ini tengah menahan rasa kesalnya, dan juga amarah untuk menghadapi perempuan licik yang ada dihadapannya.

Siapa lagi kalau bukan Rosaline Yogantara, wanita yang saat ini sedang mencicipi Wine dengan tangan kanannya seraya tersenyum penuh kemenangan. "Clam Down, Carlo. Kau akan kembali ke keluarga kamu, setelah kau menemani diriku rapat di Italia." Ujarnya.

HAPPY FAMILY? - JENRINA, JAEMINJEONG, HAESELLE, RENNINGDove le storie prendono vita. Scoprilo ora