8

596 57 0
                                    

Hari senin adalah hari yang paling dibenci oleh semua orang,salah satunya Shani. Shani harus melewati hari yang ia benci dengan sangat berat karena bertemu dengan seseorang yang sebenarnya belum pernah ia kenal. Hanya saja,Shani kerap mendengar nama Sisca dari pengumuman kejuaraan,prestasi yang selalu mengisi mading sekolah,dan pastinya cerita dari Jinan yang sebenarnya dari dulu tak pernah Shani gubris.

Setelah Shani mandi dan membereskan kamarnya yang sedikit berantakan,ia membuka handphone yang sudah tidak dia buka semenjak bertemu Kak Gaby di sekolah tadi karena keasikan mengobrol. Ia melihat ada beberapa pesan dari Jinan kepada dirinya. Shani membaca dengan sangat cermat chat dari Jinan,ternyata tidak ada satu pun chat yang menanyakan keadaan Shani,justru Jinan menanyakan keadaan Sisca padanya.

Dengan sangat malas,Shani hanya membalas pesan Jinan dengan mengirimkan emoticon jempol saja.

Jinan yang mendapat notif balasan pesan dari sahabatnya itu,langsung membaca dan mempertanyakan maksud balasan Shani yang hanya mengirimkan emoticon saja. Kemudian Jinan langsung menekan tombol telfon untuk mempertanyakan maksud balasan chat Shani barusan.

"Lo bisa ngetik lebih panjang ga sih?"

"Keyboard lo rusak?"

"Apa tangan lo patah ngga bisa ngetik?" ucap Jinan dengan ngegas tanpa salam pada telfon.

"Kok jadi lo yang marah-marah si Nan." ucap Shani sambil menjauhkan handphonenya karena suara Jinan yang terlalu kencang membuat kuping Shani sakit.

"Sisca gimana?Lo anterin dia sampe rumahnya kan? Ga lo tinggal dijalanan kan Shan?" tanya Jinan tanpa menghiraukan ucapan Shani barusan.

"Hampir gue tinggalin sih tadi. Cuman kan gue orangnya baik hati dan tidak sombong,jadi yaudah gue anterin dia sampe rumahnya."

"Eh ngga tau sih itu rumahnya atau bukan. Siapa tau dia ngaku-ngaku itu rumahnya." ucap Shani dengan nada meragukan Sisca.

"Heh mulutnya ga disekolahin. Yaudah kalo gitu,makasih ya Shan" Jinan berterima karena Shani tidak meninggalkan Sisca dan mau mengantarkan Sisca pulang.

"Dih apaan sih kok gitu doang?"

"Lo ga tanyain keadaan gue?"

"Sisca doang yang ditanyain?"

"Gue sahabat lo bukan sih Nan?"ucap Shani dengan alis yang sedikit mengerut.

"Gue ga tanyain keadaan lo karena tadi gue udah liat lo masuk rumah. Gue udah liatin lo dari sebelum lo masuk rumah sampe lo naik kekamar.
Gue juga udah liat lampu kamar lo nyala,berarti lo udah sampe kamar dalam keadaan baik-baik aja."

"Udah ya marah-marahnya. Gue mau tidur dulu. Lo jangan tidur malem-malem. Bye Shan." penjelasan dari Jinan cukup menjawab semua pertanyaan yang ada di kepala sahabatnya itu. Niat Jinan menjelaskan panjang lebar itu agar Shani tidak lagi berisik mengganggu istirahatnya nanti.

Shani lupa bahwa Jinan adalah tetangganya. Rumah Shani dan Jinan saling berhadapan dan hanya berjarakkan dengan jalan saja. Mengingat juga bahwa kamar Shani dan Jinan berada dilantai dua,dimana mereka bisa saling melihat kamar satu sama lain untuk memastikan keadaan atau kegiatan yang dilakukan salah satu dari mereka.

Asa & RasaWhere stories live. Discover now