emang boleh?

50 11 1
                                    

malam yang menyenangkan, saat acara itu ditutup oleh drama yang memukau. Menarik seluruh atensi para mahasiswa yang berkumpul di aula.

"wohoooo!!!!" sorakan penuh didapat oleh para pelakon yang memeriahkan acara tahunan ini.

"wah, gila sih penampilan Seokjin sunbae!, gue kira dia orangnya ga bisa serius, eh tau taunya! specles gue!"

"iya, dramanya pecah banget, sampe sampe si jieun yang biasanya kalem jadi teriak paling heboh."

"iya bjir, malu sendiri gue! kek ga pernah lihat adegan pelukan aja!"

jieun yang kini menjadi bahan pembicaraan kedua temannya hanya dapat meringis malu, namun ingatan tentang adegan yang membuatnya begitu histeris terulang kembali di kepalanya, namun dengan pemeran yang berbeda.

'gue bisa ngebayangin ekspresinya  kalau yoongi yang ada dipanggung tadi, aduh pasti gue bisa ping__

__san?'

bruk.

dengan tidak elitnya, seorang seo jieun terjatuh di tengah tengah meriahnya acara.

"eh! tolongin woy, temen gue pingsan!!"

















sipit itu mulai terbuka, membiasakan diri pada cahaya yang masuk. Gadis itu yakin bahwa saat ini dia di uks, jieun kembali menutup matanya. Pipinya memerah seketika membayangkan pemikiran konyolnya.

"aish, ga mungkin dia disini! dah gila kali gue, sadar ji!! move on dong! udah berapa tahun bjir, demi dewanya nenek tapasya, lo jangan gila!!" gumam nya pelan.

"jie"

jieun, gadis itu terdiam. kini posisinya membalik badan dan memukul mukul pelan kepalanya.

"astaga, mungkin setelah ini gue harus ke psikiater, gila aja kalau sekarang gue denger suaranya!"

"jie" panggilnya lagi, namun gadis itu kembali bergumam.

"mungkin gue harus ke dukun beranak sekarang, oh my Gosh, bisa bisanya khayalan gue se tinggi ini sampe sampe gue denger suara dia se nyata ini!"

"Jie! lo udah gila ya!" tak tahan lagi, pemuda itu segera meraih bahu gadis itu untuk melihatnya.

"iya! gue gila, bisa bisanya gue masih suka sama lo selama ini walau kita ga pernah ketemu lagi selama hampir delapan tahun! dan sekarang gue juga berkhayal tentang lo! gila kan gue?"

pria itu terdiam, kemudian tertawa melihat wajah gadis itu yang memerah parah.

"hei, lo ngak berkhayal gue emang disini"

perlahan sipit itu terbuka, jantungnya berpacu cepat. Menatap sedekat ini membuatnya lupa caranya bernafas.

"nafas jie"

huah.

dengan segera gadis itu menutupi wajahnya yang memerah dengan bantal.

"omo omo, jadi dia dengar semua?"

bantal putih itu di tarik perlahan, dengan sebuah tangan pucat yang terulur di depannya.

jieun menatap bingung, enggan meraih tangan yang walau pucat ia yakini hangat itu.

melihat tidak adanya reaksi dari hadis ini, pria itu. Min yoongi, meraihnya lalu membawa gadis itu berjalan mengikutinya.

jieun seperti terhipnotis, tidak memikirkan apapun saat melihat tautan tangan itu.

'hangat' pikirnya. Bahkan hingga ia kini berada di dalam mobil denan aroma sitrus yang menenangkan.















"tunggu-tunggu! ini kita mau kemana ya?? ini ceritanya gue di culik apa gimana?"

pria itu terkekeh melihat kepanikan gadisnya.

"lo baru nyadar ngikut sama gue setelah setengah perjalanan."

"gue di suruh nyokap buat nganterin lo pulang, dan yah! lo harus jelasin tentang di aula tadi sampe buat lo pingsan!" ujar yoongi seraya fokus pada jalanan didepannya.

tanpa menyadari pipi gadis itu kembali memerah.

'itu semua karena lo, yoon.'

dan yah, setelah tiba di rumah gadis itu tak henti hentinya berteriak riang.

"Emang boleh se-takdir itu?"

world of you [yoonu]Where stories live. Discover now