4

3.8K 376 26
                                    

"Heh! malah pada ngelamun, duduk dulu yuk" ajak anin yang melihat gracia dan zee hanya diam saling tatap.

Gracia dan zee berjalan menuju sofa yang tak terlalu jauh itu lalu mereka duduk bersampingan.

Gracia menghapus air matanya, ia dari tadi terus memandang zee dari samping. Gracia masih ingin memeluk, mencium, bahkan melakukan hal apapun itu dengan zee namun ia ragu karena pastinya zee risih apalagi mereka tidak saling mengenal.

"E-em kenalin, saya gracia" gracia membuka suaranya dan juga menyodorkan tangan kanannya pada zee.

Zee sontak menoleh dan membalas jabatan tangan gracia. "Azeera" sahutnya singkat.

Gracia tampak ingin menangis lagi, tidak hanya wajah yang mirip tapi nama pun ikutan mirip.

cklek

Suara terbukanya pintu membuat tautan tangan gracia dan zee terlepas dan semua mata tertuju pada Feni yang baru saja datang.

"Eh, kalian udah lama?" tanya feni yang kini mendudukkan dirinya di sebelah Anin.

"Lumayan, lo abis dari mana sih baru aja balik udah pergi-pergi aja lo" jawab Anin

"Kan tadi gue bilang, gue mau ke rumah sakit ngambil ini nih stok ASI" ujar feni menunjukkan jinjingannya.

"Loh buat zee? Eh maksudnya azeera?" tanya gracia menatap feni penuh tanya.

"Iya, dia emang butuh ini. Hmm btw udah malem, zee nya harus istirahat dulu" gracia dan anin mengerti, feni mengusirnya secara halus namun gracia masih belum puas melihat zee.

"Iya udah malem, ayo gre pulang" ajak Anin namun gracia hanya diam terus memandang zee sedih.

Zee yang peka pun tersenyum pada gracia dan memeluk gracia. "Jangan sedih dong, nanti kita bisa ketemu lagi" ucap zee lembut.

Gracia jelas tak menyia nyiakan ini, ia pun membalas pelukan zee. "Kalo saya mau ketemu kamu terus, kamu jangan nolak ya. Please" lirih gracia membuat satu tangan zee meremas kuat baju gracia, sebenarnya zee tidak ingin berpisah namun tidak mungkin kan zee membeberkan langsung bahwa ia ini adalah adiknya yang sudah tiada itu?.

"Iya aku nggak akan nolak" sahut zee.

"Tuhan jika engkau tidak mengizinkanku memilikinya hari ini, tolong esok atau kapanpun itu izinkan aku untuk memilikinya, aku butuh dia tuhan" batin gracia seraya memejamkan matanya menikmati pelukannya.

Gracia melepaskan pelukannya dan tersenyum hangat pada zee, lalu kini memandang feni.

"Fen, tapi gue masih pengen ngobrol sama lo" ucap gracia, feni mengerti, gracia pasti penasaran tentang azeera.

"Yaudah tunggu gue angetin susu buat zee dulu ya biar dia juga bisa cepet istirahat" ucap feni yang di angguki antusias oleh gracia.

5 menit kemudian feni kembali dengan membawa segelas susu di tangannya lalu memberikannya pada zee.

"Nih, abisin abis itu langsung istirahat ya. Nanti aku nyusul" ucap feni.

"Iya kak"

Setelah memastikan zee masuk ke dalam kamar, feni mendudukkan dirinya kembali.

"Fen, sebenernya dia siapa lo coba ceritain semuanya" tanya gracia.

"Bukan siapa-siapa gue tapi gue udah anggep dia kayak adek gue sendiri"

"Lo berdua jangan kaget ya, marsha ga sengaja nabrak zeera sampe koma kurang lebih satu bulan, dan dari informasi yang gue dapet keadaan zee suka naik turun jadi emang suka bikin panik orang dah tu anak"

"Gue baru bisa jengukin dia kemaren dan gue kaget banget kirain zeera itu adek lo gre makannya gue langsung chat kalian kan eh ternyata bukan, sebenernya mama sama papa gue udah nyari kemana mana tentang keluarganya atau saudaranya dia tapi nihil mereka ga nemuin siapapun"

"Dan akhirnya papa nyuruh gue buat cari lebih dalam lagi dan setelah gue selidiki ternyata dia tinggal sendiri, Azeera anak tunggal dan kedua orangtuanya udah ga ada tapi gue masih bingung kenapa dia ada di jepang, padahal dari kartu pelajar yang gue liat dia itu asli Indonesia pas gue tanya pun dia bilang gatau padahal kata dokter dia ga hilang ingatan"

Jelas feni panjang lebar menjelaskan yang mendapatkan berbagai macam ekspresi dari gracia dan anin.

"Yaampun kasian banget sih nasibnya" gumam gracia sedih mendengar cerita feni.

"Eh fen kenapa lo ga bawa dia ke rumahnya aja kan pasti ada alamatnya tuh" ucap anin

"Ga lengkap nin gue pusing, mama sama papa gue bisa aja angkat zeera jadi anaknya tapi kalian tau kan marsha kayak gimana dia pasti ga setuju, dan akhirnya mereka malah percayain zeera sama gue"

"Fen, lo bisa kok percayain zeera sama gue" ucap gracia membuat feni menghela nafasnya.

"Gre, dia Azeera najelina loh bukan Azizi Shafa adek lo"

Gracia hanya diam saja seperti tertampar kenyataan bahwa itu memang bukan adiknya tapi ia benar-benar sudah merasa nyaman dengan anak itu membuatnya seakan tidak mau jauh jauh dari zeera.

Feni dan Anin menatap iba gracia, mereka berdua tidak tega.

"Sorry gre bukan maksud gue mau larang lo" ucap feni.

"Iya fen gue ngerti, makasih ya udah izinin gue ketemu sama dia"

"Sama-sama, lo boleh dateng kesini kapan pun kok" balas feni membuat gracia tersenyum.

Tidak terasa mereka malah betah dalam acara mengobrol nya sampai berjam jam hingga kini terdengar suara isak tangis dari arah kamar.

"Nangis dia, samperin dulu gih" titah gracia pada feni.

"Lah gue harus gimana nanti?" tanya feni menatap anin dan gracia bergantian.

"Lo nanya ke gue?" sahut anin membuat feni menunjukkan wajah kesalnya dan beranjak ke kamar.

Gracia dan anin yang kepo pun mengikuti feni dan terlihatlah feni sedang berusaha menenangkan zee yang memang benar menangis tak nyaman dalam tidurnya.

"Coba lo tiduran terus usap kepala sama punggungnya" celetuk gracia karena melihat feni masih tak berhasil menenangkan zee.

Feni mengikuti apa kata gracia namun nihil, setelah beberapa menit pun zee masih tetap seperti itu membuat feni pusing harus bagaimana lagi. Zee di bangunkan pun tidak bangun bangun.

"Ck gitu aja gabisa, awas deh gue mau coba" usir gracia pada feni.

Feni sudah beranjak, gracia langsung merebahkan dirinya di samping zee.

"Ssstt tenang ya sayang" ucap gracia lembut bagaikan mantra membuat zee langsung tenang dan malah mendusel pada gracia tentunya membuat gracia tersenyum lembut serta kini memeluk zee membuat zee semakin memeluknya erat.

"Lah" heran feni yang mendapat kekehan kecil dari Anin.

"Haha mungkin gracia lebih berpengalaman dari pada lo" ucap anin.

"Gue nginep disini gamau tau!" bisik gracia mutlak sembari menunjukkan senyum kemenangannya.

"Huaaa akhirnya gue ngeliat gracia senyum tengil lagi" ucap dramatis anin sambil menarik tangan feni agar keluar kamar.




















see u next part

MY CICI 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang