BAGIAN KEDUA : TAK PUNYA KASIHAN

44 6 3
                                    

BUGH!

"AKH!"

"HYUNG!"

"Tidak bisakah kau sehari saja tidak membuat kami marah?!"bentak Jihoon.

"Ma-ma-af.. aku, aku memang salah"

BUGH!

"MAAFMU TIDAK ADA GUNANYA!"

"JIHOON HYUNG!"teriak Asahi. "Lepaskan aku!"

"Diam Asahi. Bukankah kau juga dimarahi tadi" ucap Yoonbin yang menahannya.

Asahi tak menggubris ucapan Yoonbin dan terus memberontak. "JIHOON HYUNG! Stop!"

Jihoon seakan menjadikan Yoshi bukan manusia, ia terus memukul Yoshi hingga Yoshi terbatuk darah.

"Mashi?! Apa yang kau lakukan? Bantu Yoshi Hyung Mashi!"kesal Asahi pada Mashiho yang sedari tadi diam memperhatikan Jihoon yang memukul Yoshi tanpa niat menolongnya.

"Bukan urusanku"acuhnya lalu pergi dari sana.

"JIHOON!"teriak Asahi dengan mendorong bahu Jihoon menjauh dari Yoshi yang sudah setengah sadar.

"Kalian tak seharusnya seperti ini! Kalian kira Yoshi bukan manusia yang tak punya perasaan? Bajingan!"

"Sampai besok kau melakukan kesalahan lagi, kupastikan kau mati Yoshi!"ancam Jihoon lalu pergi dari sana. Diikuti oleh Doyoung dan Yoonbin.

"Ma-af.."lirih Yoshi.

"Hyung! Jangan tutup matamu, bertahanlah sebentar!"Asahi langsung membawa Yoshi ke dorm mereka. Disana ada Haruto yang terlihat baru saja selesai mandi. Ia hanya melirik sebentar lalu kembali menuju kamarnya. Sementara Mashiho mungkin saja sudah berada di kamarnya.

"Hyung! Buka matamu Hyung!"ucap Asahi panik.

"Sakit Sahi, aku tak kuat"

"Bertahanlah sebentar"

"Sakit..."

"Hyung!"ucapan Asahi nyatanya tak bisa Yoshi tepati. Ia tak bisa menahan sakitnya hingga pingsan.

Asahi langsung melepaskan sepatu dan kaos kaki Yoshi. Ia keluar kamar dan mengambil obat-obatan di dalam kotak obat. Dan menyiapkan sebuah kompresan pula. Lalu ia pun kembali ke kamar Yoshi.

Ia mengompres luka-luka lebam di wajah Yoshi dengan hati-hati. Tetes demi tetes akhirnya air mata yang ia tahan jatuh juga.

"Maafkan aku Hyung.. aku tidak bisa melindungimu"

"Ini pasti sakit sekali"

"Maafkan aku Hyung..."isakan Asahi lama-lama semakin keras dan menjadi sebuah tangisan.

Ia menghapus darah-darah di sekitar hidung dan mulut Yoshi dengan gemetar.

"Aku mohon jangan menyerah Hyung"

"Aku-aku.. mohon Hyung..."

"Sahi..."lirih Yoshi yang sadar dari pingsannya. Ia lalu menggenggam tangan sang adik.

"Jangan menangis..."

"Tidak Hyung. Aku tidak menangis"elak Asahi lalu menghapus air matanya. "Dimana yang sakit? Biar ku lihat"

"Tidak ada Sahi-ya. Aku baik-baik saja"

"Hyung... Jika bersamaku kau tak perlu sok kuat. Kau boleh lemah di depanku Hyung"

Yoshi tersenyum seraya menggeleng. "Aku akan kuat jika bersamamu Asahi. Bukan menjadi lemah"kata-kata Yoshi kembali membuat Asahi menangis. Membuat Yoshi menghapus air mata Asahi.

"Maaf karena membuatmu menangis"

"Kau tak pernah salah Hyung"Yoshi tersenyum hangat. "Terima kasih Hikun". Asahi turut tersenyum akan penuturan Yoshi.

"Jangan di lepas kompresnya. Aku akan ke cafeteria sebentar untuk membelikanmu makanan. Tunggulah sebentar"

"Maaf merepotkan mu Sahi"

"Ckh! Jika kau mengucapkan kata maaf sekali lagi, aku tak segan-segan untuk marah dengan mu"

"Eh? Jangan. Iya aku tak mengucapkannya lagi"

"Bagus. Tunggu sebentar ya Yoshi-kun"Yoshi mengangguk sebagai jawaban. Lalu setelahnya Asahi pergi dari sana meninggalkan Yoshi yang mengeluarkan air mata. Entah, ia ingin menyerah saja tapi ia tidak mau menyulitkan ibu dan kakaknya.

Kembali dengan Asahi yang mamasuki kantin perusahaan dan tanpa sengaja ia bertemu dengan Junkyu yang tengah membeli minuman.

"Oh? Asahi? Tumben kau sendiri, hyungmu kemana?"

"Bukan urusanmu"ketus Asahi. Asahi lalu mengambil beberapa cemilan dan dua nasi kotak. Tentu saja setiap pergerakan Asahi, Junkyu menatapnya. Hingga Asahi selesai membayar pun Junkyu menunggu.

"Asahi!"panggil Junkyu ketika Asahi pergi begitu saja tanpa berpamitan dengannya. Yang terpanggil menoleh dengan tatapan tanya. "Kenapa Hyung?"

"Mmmm.. bo-bolehkah aku meminta kontak Yoshi?"

Asahi menyerngit heran. "Untuk apa?"

"Hanya ingin?"

Asahi menghela nafasnya seraya memutar bola matanya malas .

"Minta sendiri. Aku tidak bisa memberikan privasi orang sembarangan. Dan satu lagi, jika kau hanya butuh kontaknya untuk menghujat, aku tak akan segan-segan turun tangan walaupun kalian adalah Hyung atau dongsaengku. Aku pamit"tanpa menunggu jawaban Junkyu yang membatu dengan ucapan datar Asahi.

"Aku hanya ingin berteman"lirih Junkyu.

Ya, bukan hanya di grup Magnum saja Yoshi di hakimi tetapi di grup treasure juga sama halnya. Bahkan Hyunsuk juga tak segan-segan main tangan dengan Yoshi.

Asahi kini telah sampai di dorm mereka, tepatnya di kamarnya dengan Yoshi.

"Maaf Hyung, aku lama"

"Tak apa Sahi-ya, justru aku yang meminta maaf karena merepotkanmu"

"Kau ini bicara apa Hyung. Tentu ini tidak repot, lagi pula kau sedang sakit"

"Tapi tetap saja-"

"Sudah Hyung. Ayo makan! Akan kusuapai"Yoshi hanya bisa memganggu dan mencoba untuk bangkit dari baringan ya. walaupun berat namun ia masih mampu.
Asahi kemudian mulai menyuapi Yoshi bergantian dengan dirinya.

Hanya lima suap tapi Yoshi sudah kenyang. "Sudah, Sahi. Aku kenyang"

"Ini baru lima suap Hyung"

"Tapi aku mual Sahi"

"Yasudah, kalau begitu minum dulu lalu minum obat anti nyerimu dan vitamin"dibantu Asahi, Yoshi meminum semua hal yang disebutkan Asahi tadi.

"Tidurlah Hyung. Aku akan mandi terlebih dahulu"titah Asahi.

"Terima kasih Asahi"Asahi tersenyum hangat hingga memperlihatkan lesung pipinya.

"Tidurlah!"

____

Besok END ya gess

ARNAWAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang