BAGIAN KESEPULUH : DONGSENG

40 5 0
                                    

Yoshi menetapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke penglihatannya.

"Hyung?"Yoshi menoleh ke arah suara itu dan disambut oleh bibirnya yang melengkung kebawah.

"Akhirnya kau sadar Hyung"

"Kenapa bisa aku disini?"

"Tadi kau pingsan Hyung. Saat aku ingin ke kamarmu aku melihat Jinhwan Hyung membawamu yang sudah pingsan. Lalu aku ikut bersama walaupun Jinhwan Hyung menolak"

"Terima kasih sudah membantuku"ucap Yoshi dengan senyum tipis.

"Tidak masalah Hyung. Aku juga minta maaf padamu. Karena aku-"

"Kau tidak punya salah apapun denganku, jadi jangan berbicara seperti itu. Jangan meminta maaf lagi"

Laki-laki yang lebih kecil darinya itu menangis.

"Aku berjanji Hyung, aku akan menjagamu sekarang. Aku akan selalu ada denganmu. Aku akan selalu membelamu"

Yoshi membalas genggaman tangan itu lalu mengangguk dan tersenyum hangat.

"Terima kasih"

___

Sementara itu di luar ruangan Jinhwan tengah mengangkat telepon dari seseorang.

"Iya, ada apa?"

"Kau bersama Yoshi Hyung kan?"

Jinhwan terdiam sebentar. Ia harus jujur atau bagaimana?

"Iya aku bersamanya"

"Kau dimana? Aku ke sana ya?"

"Tidak perlu. Ini aku dengan Yoshi akan pulang"

"Tapi-"

"Tidak perlu khawatir dia baik-baik saja"

"Maafkan aku Hyung, aku tidak menjaganya seperti yang kau tugaskan"

"Tidak apa-apa. Aku tahu dia akan drop maka dari itu tadi aku menghampirinya"

"Aku kesana ya Hyung?"

"Jangan. Jika kau kesini maka member lain akan curiga"

"Tapi aku ingin melihat Yoshi Hyung"

"Kau tidak mau kan jika Yoshi marah padamu?"

"Tidak Hyung. Aku tidak mau"

"Maka dari itu menurutlah. Dia baik-baik saja. Sebentar lagi kami pulang"

"Ne, Hyung"

Panggilan pun terputus membuat Jinhwan kembali menghela nafasnya. Ia kemudian masuk kedalam ruangan Yoshi.

"Kau sudah sadar ternyata. Bagaimana? Apakah masih pusing atau ada yang sakit?"

"Tidak ada Hyung. Aku sudah tidak apa-apa"

"Kalau begitu kita pulang ya?"Yoshi menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, ayo! Kita akan membeli beberapa makanan agar mereka tidak curiga"

"Ne Hyung"

___

Sesampainya disana, Yoshi ditahan oleh Jinhwan.

"Kau jalan duluan, biarkan Yoshi bersamaku dulu"

"Ne Hyung. Yoshi Hyung, jika ada apa-apa telepon saja aku ya"Yoshi mengangguk dan melambaikankan tangannya.

Hingga pemuda yang lebih muda dari Yoshi itu pergi Jinhwan baru membuka suara.

"Jika Asahi bertanya kau dari mana, katakan jika kau tadi bersamaku. Dan katakan jika kita tadi pergi jalan-jalan dan membeli baju untukmu. Ini, aku sudah membelinya untukmu"ucap Jinhwan dan menyodorkan sebuah paperbag pada Yoshi.

"Terima kasih Hyung, maafkan aku karena terus merepotkanmu"

"Kau ini berbicara apa sih! Ini sudah tugasku sebagai hyungmu"

Yoshi tersentuh dengan kalimat itu. "Terima kasih Hyung"

"Iya. Dan ini, berikan pada mereka"Yoshi mengangguk lalu menerima dua kotak pizza yang dibelikan Jinhwan tadi.

"Istirahatlah. Jika kau merasakan sakit lagi hubungi aku"

"Ne, Hyung. Sekali lagi terima kasih"Jinhwan mengangguk dan mengelus puncak kepala Yoshi.

"Tidur yang nyenyak ya"Yoshi tersenyum hangat lalu melambai pada Jinhwan seraya pergi dari sana.

___

"Hari ini kau masih bisa tersenyum Yoshi. Tapi besok, aku jamin jika kau akan menangis meraung-raung"gumamnya dengan diringi oleh kekehan meremehkan.

____

"Aku pulang!"seru Yoshi. Asahi, Haruto dan Mashiho langsung menatap arah pintu.

"Hai! Apa kalian sudah makan malam?"tanya Yoshi dengan wajah seolah tidak terjadi apa-apa. Lagi-lagi tak ada yang menjawab pertanyaannya.

Walaupun begitu, Yoshi tetap tersenyum lalu menghampiri mereka.

"Aku membawa pizza. Makanlah selagi hangat. Silahkan nikmati"ucapnya seraya mengambil langkah pergi dari sana. Meninggalkan ketiganya disana.

"Sudahkan? Aku ingin tidur"ucap Mashiho.

"Kau tak makan ini dahulu Hyung?"tanya Haruto.

"Tidak. Aku sangat mengantuk, kalian makanlah"

"Makanlah. Aku sudah kenyang"ucap Asahi lalu pergi dari sana. Tinggal Haruto seorang. Yang hanya menatap pizza itu.

____

"Kau dari mana saja, Hyung?"tanya Asahi tiba-tiba.

"Astaga, kau mengagetkanku saja. Aku tadi pergi dengan Jinhwan Hyung"

"Aku tahu, kemana?"

"Jalan-jalan dan menemaniku membeli baju"bohong Yoshi seraya menunjukkan paperbag di atas meja agar meyakinkan Asahi.

Asahi menghela nafasnya lalu kembali melihat Yoshi.

"Lain kali beri tahu aku, Hyung. Aku khawatir"

Yoshi tersenyum hangat lalu memeluk Asahi. "Mianhe. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi"

"Baiklah"

"Jangan marah ya? Ya, ya, ya?"ucap Yoshi seraya bertingkah lucu. Jika begini, Asahi mana bisa marah. Wajah lucu Yoshi selalu melelehkan hatinya.

"Aku tidak marah, Hyung"ucap Asahi dan mencubit pucuk hidung Yoshi.

"Ih! Sakit tau"Asahi terkekeh karena kelakukannya.

Asahi membawa Yoshi dalam pelukannya lagi.

"Aku yang seharusnya minta maaf Hyung. Aku minta maaf karena sudah marah denganmu kemarin. Aku juga minta maaf karena membentakmu Hyung"

"Aniyeo, Hikun-aa. Aku mengerti perasaanmu. Aku juga minta maaf karena meninggikan suaraku padamu"Asahi menggelengkan kepalanya.

"Aku yang salah Hyung"

"Tidak ada yang salah, Hikun. Jadi, jangan dipikirkan ya"ucapnya lalu melepaskan dekapannya.

"Terima kasih karena mengkhawatirkanku. Setidaknya aku punya kau, Sahi. Aku punya tempat untuk melepas lelahku"

"Jangan membuatku menangis Hyung"Yoshi terkekeh karena penuturan Asahi.

"Maafkan aku"

"Boleh aku tidur denganmu, Hyung?"

"Tentu saja. Dengan senang hati, Hikun-aa"

______

ARNAWAMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang