Bagian 5: Pemberontakan

147 8 4
                                    

Aku, Erisha, dan Oosir telah melakukan diskusi panjang tentang cara untuk masuk ke dalam penjara dan membebaskan ayah Erisha. Pertama, kami semua harus memakai topeng. Oosir memberikan kami topeng, termasuk dirinya. Dia menjelaskan bahwa topeng yang dia berikan memiliki kemampuan untuk menahan udara masuk. Sebagai gantinya, topeng itu sudah dilengkapi dengan oksigen untuk bernapas.

Dalam suasana yang penuh ketegangan, kami mempraktikkan cara memakai topeng dengan hati-hati. Oosir memberikan petunjuk-petunjuk teknis untuk memastikan bahwa kami dapat menggunakan alat ini dengan efektif dan aman. Setiap gerakan dan langkah harus dilakukan dengan presisi untuk menghindari kecurigaan dari pihak penjara.

"Bagus, semuanya! Kalian sudah menguasai teknik memakai topeng yang aku ajarkan," ujar Oosir dengan air muka ceria, seolah percaya diri akan kemenangannya di medan tempur. Sorot matanya penuh semangat, mencerminkan keyakinan bahwa kami, sebagai tim, sudah siap menghadapi tantangan berikutnya.

Dengan perasaan percaya diri yang ditularkan oleh Oosir, aku berusaha menyesuaikan informasi yang telah kami dapatkan dan strategi yang telah direncanakan. Setiap langkah dan tindakan harus terkoordinasi dengan baik, mengingat risiko besar yang kami hadapi dalam upaya mencoba memasuki penjara.

 Setiap langkah dan tindakan harus terkoordinasi dengan baik, mengingat risiko besar yang kami hadapi dalam upaya mencoba memasuki penjara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kami mengenakan seragam serba biru tua, memakai topeng anti udara dengan desain kepala tengkorak. Oosir menjelaskan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk memberontak karena hari ini merupakan Hari Militer Nasional. Pada hari ini, para petugas yang mengawasi penjara tidak sebanyak hari biasanya, memberikan peluang lebih besar bagi kami untuk bergerak tanpa terdeteksi.

Aku merasakan sentuhan desain topeng kepala tengkorak memberikan sentuhan keberanian dalam kegelapan, seolah-olah menandakan bahwa kami adalah bayangan yang siap memberontak dan menghadapi kebenaran yang tersembunyi di balik jeruji besi. Perjalanan kami yang penuh teka-teki dan risiko semakin mendebarkan, namun semangat perlawanan semakin berkobar di dalam diri kami.

Oosir menyiapkan senjata, salah satunya adalah bom gas. Bom tersebut berisi campuran kimia yang mengandung chloroform, suatu zat yang umumnya digunakan sebagai obat bius. Chloroform memiliki kemampuan yang cepat dalam membius seseorang, menjadi senjata yang efektif untuk mengatasi kemungkinan hambatan dalam misi kami.

Dengan cermat, Oosir memberikan penjelasan tentang cara menggunakan bom gas tersebut dengan aman dan efektif. Kami bertiga memperhatikan setiap instruksi, menyadari bahwa penggunaan senjata ini memerlukan kehati-hatian dan presisi tinggi agar tidak menimbulkan risiko yang tidak diinginkan.

Oosir juga memberikan kami beberapa kain untuk menuangkan cairan dalam bom pada kain, dan meletakkannya ke wajah lawan. Hal ini dijelaskan sebagai metode yang lebih efektif dibandingkan dengan melemparkan bom langsung dan membiarkan lawan menghirup gas secara langsung.

Dengan penuh perhatian, kami belajar cara mengaplikasikan cairan tersebut pada kain dengan tepat. Oosir memberikan panduan tentang titik-titik yang efektif untuk menyelinap dan menggunakan senjata ini tanpa mengundang perhatian berlebihan.

Labil BermainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang