Chapter 2: Just A Weakling

61 14 4
                                    

"Urusanku adalah dengan anak lemah ini." Iblis itu menunjukkan jarinya kepadaku, iblis itu perlahan melangkahkan kakinya mengarah padaku.

Tidak, bagaimana aku bisa melawannya sedangkan dia telah menjadi semakin kuat. Sekarang tubuhnya bagai ikan buntal yang membesar dan landak yang menegakkan durinya. Sungguh mengerikan.

Dia berjalan ke arahku, semakin mendekat mendekat dan mendekat. Kini dia persis dihadapanku yang sedang tergeletak lemas kesakitan. Iblis itu mengangkatku dengan menarik kerah bajuku, rasanya seperti tercekik.

"Kini, kau akan bernasib sama seperti kakekmu, matilah!!!"

Iblis itu melemparku dan membenturkanku ke salah satu pohon, dia melemparku 3 kali ke pohon yang berbeda dan diketiga kalinya sangat keras hingga pohon itu tumbang.

Tidak sampai disitu, ia kembali mengangkat lalu membenturkanku ke arah dalam rumah kakek. Aku tergeletak lemas disamping jasad kakekku yang kini tangan kirinya terlepas dan wajah yang tidak lagi berbentuk.

"Kakek...، tidak, aku pasti akan kalah dan aku akan mati, maafkan aku kek, aku akan bernasib sama seperti kalian berdua. Aku..... Aku pasti akan menunggu kalian berdua nanti, kita akan kembali berkumpul di akhirat nanti."

"Lihat itu hahaha, ini semua adalah salahmu anak lemah, jika saja kau tidak meninggalkan mereka lalu bisa mengalahkanku, pasti kakekmu tidak akan mati. Seperti manusia lain, mereka itu hanya makhluk lemah yang selalu membanggakan dirinya dan menyombongkan diri sendiri serta tidak peduli siapapun. Kalian hanya makhluk yang tamak. Sebenarnya...., iblis di bumi ini adalah manusia, mereka hanya merusak dan mementingkan keinginannya sendiri tanpa memperdulikan bumi yang mereka tinggali. Dan ini tugas kami para demon untuk menghabisi kalian semua, camkan itu!"

Akupun berdiri dengan badan yang lemas dan berdarah, aku tidak terima ini. Aku berlari kearah iblis itu. "DIAM KAU SIALAN!!!"

Aku memukul iblis itu dengan tangan kosong.

"Apa yang kau lakukan si lemah pemberani, itu tidak ada gunanya."

Tidak disadari, tiba-tiba, tubuhku terasa berbeda, keluar sebuah pusaran angin gelombang gelap tipis mengitari tubuhku dengan cepat lalu kearah tanganku yang telah memukul.

Saat bayangan itu mencapai kepalan tanganku, angin hitam berhembus kencang dari kepalan tanganku. Iblis itu terkejut lalu terlempar ke halaman luar. Aku terdiam tak percaya apa yang aku lakukan, aku membeku ditempat sekejap, apakah ini sebuah kebetulan atau sihir dari orang misterius tadi. Aku melangkah kedepan rumah. Ini bukan waktunya memikirkan itu, aku harus menghabisi dia sebelum dia melakukan hal yang sama kepada orang lain.

Aku mengambil katana milik Ken yang tergeletak begitu saja, lalu bersiap untuk melawannya, kali ini aku tidak boleh kalah.

Iblis itu kembali berdiri. "Seperti dugaanku, kau adalah salah satu dari mereka hahaha, tidak salah lagi, jangan sia siakan kesempatan ini!" Iblis itu berjalan lalu melesat kearahku.

Aku menangkis serangan itu, lalu menyerangnya, pedang ini luar biasa, apa sebenarnya pedang ini?.

Serangan dan tangkisan beruntun dilakukan olehku dan iblis itu, pertarungan jarak dekatpun terjadi. Iblis itu memang kuat sekali, tapi aku tidak lemah.

"Ini sangat seru dan menarik!!!, aku akan segera membunuhmu dan memakanmu, kekuatanku tak akan tertandingi siapapun."

Satu lagi serangan terjadi antara katana yang kupegang dan tangannya, kami berdua terdorong ke belakang cukup jauh. Aku dan iblis itu berlari saling mendekat untuk menyerang, membunuh atau dibunuh.

"Aku akan mengakhiri ini!!"
"Jangan berharap jika aku yang melakukannya lebih dulu manusia bodoh!!"

Aku menghindari cakarannya, lalu aku menyerangnya dengan tebasan katana. Tebasan itu mengenai leher iblis itu, lehernya terputus dan terpisah dari tubuhnya, aku berhasil.

Freedom From The Demons ( Slow Update )Where stories live. Discover now