Chapter 5: Eruditio Train Accident (part 1)

20 12 6
                                    

( terbangun dan kaget ).

Aku terbangun dengan perasaan cemas dan gelisah. Kepalaku pusing dan tubuhku lemas setelah pingsan.

"Dimana aku?, tempat apa ini?" Aku bingung, aku terbangun ditempat asing, ruangan dengan tembok putih, terdapat meja yang diatasnya terdapat alat-alat, tirai berwarna hijau, dan ada semacam alat di mulutku, sepertinya ini alat penyalur oksigen. dan kini, aku berada diatas kasur. "Ini di rumah sakit."

Aku mencopot alat penyalur oksigen. Duduk dengan termenung.

Seseorang membuka pintu. Orang itu menggunakan pakaian medis, masker, dan terdapat stetoskop. Sepertinya dia adalah seorang dokter.

"Ouh, kau sudah sadar rupanya, bagaimana kondisi mu seka..... eh, kau..... anak itu?"

"Hah, kau, kenapa kau ada disini?" Seseorang yang kukenal beberapa jam yang lalu muncul kembali didepanku. Dia adalah Ken.

"Ini pekerjaanku."

"Kau bekerja sebagai dokter?"
Aku menahan tawa, dia lebih cocok dengan seragam dan jubah Demon Hunter yang kejam daripada pakaian medis ini.

"Apa yang kau tertawakan?"

"Tidak apa-apa, hanya saja kau terlihat sangat berbeda."

"Maksudmu?"

"Kau ini Demon Hunter yang kejam dan tak kenal seberapapun musuhmu. Kini kau pakai Seragam medis, kau terlihat aneh."

"Apa kau bilang!"

"Ada apa ribut-ribut dok?" Seorang suster tidak sengaja mendengar Ken teriak.

"Kami hanya ...." Ken menutup mulutku.

"Tidak apa-apa suster..... Dia hanya pasien sakit jiwa yang gilanya sedang kumat...."

"Hei!!!" Apa maksudnya itu?, Ken kembali menutup mulutku lagi.

"Ouh..., jika sudah sampai begitu, dibawa ke ruang perawatan sakit jiwa ya dok, mari saya bantu."

"Tidak usah, ini hanya butuh di ruqyah sebentar saja, serahkan padaku."

"Hmm...., baiklah... Jika ada apa apa minta bantuanku saja, aku ada di ruangan sebelah."

"Baik suster, terimakasih banyak."

"Aku permisi dulu ya...."

"Baik suster."
"Huft.... kita aman sekarang."

Aku menampar wajah Ken, Ken terjatuh dan terduduk di lantai.

"Hei, sakit sekali tamparanmu."

"Apa maksudmu tadi?"

"Hei tenanglah...., ini cuma bercanda..., gantian, lagipula biar ada komedinya dikit-dikit di series ini."

Ken berdiri dan membenarkan pakaiannya.

"Tenang dan berbaringlah."

Aku menuruti perintahnya, akupun berbaring. Ia menggunakan stetoskopnya, memeriksa kondisiku sekarang.

"Kondisimu sekarang sudah baik-baik saja, kau hanya butuh sedikit istirahat lagi."
"Sebenarnya, apa yang membuatmu pingsan?"

"Tadi pagi...., aku mendengar kabar buruk di pusat berita kota."

"Apa maksudmu tragedi kereta eruditio?"

"Iya."

"Kalau tentang itu... banyak juga korban tragedi itu yang di otopsi disini. Aku sedikit kelelahan mengurus semua itu."
"Apa kau pingsan gara-gara ada seseorang yang mati di tragedi itu?"

Freedom From The Demons ( Slow Update )Where stories live. Discover now