BERMAIN PIANO

60 14 2
                                    

Di ruang tamu atau ruang tengah itu mereka melihat Angelo yang masih memainkan pianonya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di ruang tamu atau ruang tengah itu mereka melihat Angelo yang masih memainkan pianonya. Mereka berdua pun menghampiri Angelo dan duduk di sofa sembari melihat Aquarium kecil yang menghiasi ruangan itu.

Angelo yang telah selesai memainkan pianonya itu pun menghampiri Elena dan Joy.

"Joy, gimana kalo belajar main pianonya sekarang?"

"Ok, sekarang juga gak apa-apa."

"Apa sebelumnya lo pernah belajar piano?"

"Iya gue pernah belajar main piano waktu kecil, tapi itu udah lama banget sih."

Angelo mengangguk lalu ia dan Joy pergi menuju ke tempat dimana piano itu berada.
Elena merasa semakin yakin bahwa Angelo memiliki perasaan yang lebih dari sekedar sahabat pada Joy.

"Gue harap dengan adanya Joy bisa membuat lo move on dari kejadian itu Angelo," ucap Elena dalam hatinya dengan tatapan sayu.


🕯



Clara saat ini sedang menatap langit-langit kamarnya. Bosan? Ya satu kata itu yang menggambarkan keadaannya saat ini. Ia tidak tau harus melakukan hal apa akan tetapi orang tuanya menyuruh Clara untuk tidur tapi ia tidak bisa tidur.

Clara menghela nafas.
"Apa gue telepon Joy, tapi Joy kan gak selalu pegang hp.....eee mendingan video call Elena aja." Clara meraih handphonenya yang tergeletak di atas meja samping ranjangnya.

Clara lalu mencari kontak Elena dan memanggil panggilan video lalu tak berselang lama kemudian Elena menjawab panggilan darinya.

"Halo Ra, tumben video call kenapa?"

"Gue bosen nih, gak tau mau ngapain jadi gue video call elu deh." Clara tersenyum.

"Oo gitu, ya udah kebetulan kalo gitu gue ada temennya deh lagian gue juga gak tau mau ngapain soalnya disini gue jadi nyamuk lihatin mereka," jelas Elena sembari melirik ke arah mereka.

"Hah mereka? Memangnya ada siapa disitu?" tanya Clara menaikkan satu alisnya.

"Bentar lo lihat sendiri aja." Elena kemudian membalik kamera handphone nya menjadi kamera belakang.

Terlihat Angelo sedang menunjukkan tentang setiap tuts atau nada yang harus Joy tekan pada piano itu. Sedangkan Joy sangat memperhatikan penjelasan dari Angelo. Setelah itu Angelo juga mengajari Joy dengan lagu yang lebih mudah terlebih dahulu.

Clara yang melihat itu pun senyum-senyum sendiri. "Aduh....ya ampun pantesan lo jadi nyamuk disitu ternyataaa...."

"Tuh kan gue bilang juga apa..... makanya gue bersyukur lo video call." Elena lalu membalik lagi kamera hpnya menjadi kamera depan.

Elena melihat Clara yang masih senyum-senyum sendiri. "Ra please...kok lo jadi kaya orang gila senyum-senyum sendiri gak jelas."

"Kurang ajar, lo tau gak sih El gue tuh lagi bayangin kalo mereka saling mencintai pasti romantis banget deh....yang satu dingin, kaku dan yang satunya perhatian, bisa mencairkan suasana. Aduh Ell....." ucap Clara yang sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Hal romantis mulu yang lo pikirin, gak ada apa hal yang lain. Gara-gara lo nih gue jadi makin berharap kalo mereka beneran bisa bersama."

"Lo kaya gak tau gue aja, eh tapi gue jadi penasaran deh siapa yang jadi pasangan gue nanti...."

"Halah, mungkin pasangan lo mang Nurdin tukang bakso langganan kita itu."

"Lah kok jadi mang Nurdin, jahat banget lo El emang ya yang paling baik sama gue tuh cuman Joy."

"Apa iya? Kenapa sih Ra mang Nurdin tuh masih muda loh." Elena menahan tawa melihat ekspresi wajah Clara yang sedang cemberut.

"Masih muda darimana nya? Orang mang Nurdin aja udah nikah sama punya anak 3," ucap Clara yang makin cemberut.

"Ya Udah lah jadi istri keduanya aja." Lagi-lagi Elena berusaha untuk menahan tawanya agar tidak kelepasan.

"Tau ah...gue marah sama lo."

"Aduh...ada yang ngambek nih..."



🕯




Waktu telah menunjukkan pukul 22.30 mereka kemudian kembali ke kamarnya masing-masing yang berada di lantai dua. Saat berada diambang pintu Joy mendengar suara ponselnya yang bergetar kemudian ia bergegas mengambil handphone nya yang sedang di cas. Tangannya kini meraih uluran kabel itu dan mencabutnya, ia menyalakan handphone nya dan melihat siapa yang menelponnya.

"Mampus....gue pake lupa bilang sama Mommy kalo gue nginep di rumah El." Joy sembari memegangi kepalanya, tak berselang lama kemudian Joy menjawab telepon dari Joanna.

"H-halo Mom."

"Akhirnya kamu angkat juga telpon Mommy. Kamu kemana aja!! Kamu lihat ini udah jam berapa?? Mommy dari tadi coba telpon kamu. Kamu dimana sekarang? Kamu gak apa-apa kan?ka-"

"Mom, aku gak apa-apa kok tadi handphone aku lowbat jadi aku gak tau kalau Mommy telpon. Sebenarnya aku hari ini nginap di rumah Elena, maaf Mom aku lupa untuk bilang sama Mommy."

"Ya udah tapi lain kali kamu harus kasih kabar ya. Mommy khawatir karena kamu gak biasanya udah malam tapi belum pulang juga."

"Iya Mom, sekali lagi aku minta maaf karena udah buat Mommy khawatir."

"Gak apa-apa. Kalau gitu Mommy tutup telponnya, bye.... good night."

"Good night Mom." Joy lalu meletakkan handphonenya di atas meja.

"Joy? Siapa yang telpon?"

Joy menoleh ke belakang dan mendapati ada Elena yang berdiri di sana.

"Nyokap gue."

"Oh gitu, pantesan muka lo tuh keliatan banget kalo habis diomelin."

"Jadi lo udah disini dari tadi?"

"Iya gitu deh."

Joy menghela nafasnya, kemudian mereka pun segera tidur karena sudah larut malam.

BERSAMBUNG

Ghost : A Mystery Where stories live. Discover now