SEBUAH MIMPI

33 10 0
                                    

Joy berada di sebuah jalan dengan pepohonan yang rimbun di sekitarnya. Ia mengedarkan pandangannya dan tak ada siapapun yang ada di sana. Suara langkah kakinya terdengar serta hembusan nafasnya. Ia terus berjalan menyusuri jalan di dalam gelapnya malam dan hanya mengandalkan lampu jalan dengan cahaya remang-remang.

Suara burung hantu menambah kesan menyeramkan disaat seperti itu. Beberapa langkah kemudian tercium bau busuk yang menyengat. Joy mencoba untuk mencari dimanakah asalnya. Ia mempertajam indra penciumannya. Bau busuk itu semakin menguat ketika ia mendekat ke arah sisi kanan jalan.

Ia berhenti di depan pohon-pohon yang rimbun, dengan perasaan ragu Joy memberanikan diri untuk melihat apa yang ada di balik pepohonan itu. Ia melihat dedaunan yang menutupi sesuatu dan itu membuat dirinya curiga. Joy kemudian menyingkirkan dedaunan itu. Matanya melebar, wajahnya memucat, dirinya menarik langkah ke belakang secara perlahan.

"M-mayat."

Joy melihat seorang perempuan yang tak bernyawa tergeletak dengan luka tusuk di perutnya dan ada beberapa luka lain di tubuhnya.

Joy terbangun dari tidurnya dengan nafas yang tak teratur dan keringat dingin mengucur serta perasaan yang tidak tenang.

"S-si-siapa perempuan itu."

Joy menoleh ke arah kanannya dan melihat Elena yang masih tertidur pulas. Ia kemudian menatap jam dinding yang menunjukkan bahwa sekarang pukul 3 pagi.

Joy beranjak dari tempat tidurnya dan menuju pintu kamar itu, ia membukanya dengan hati-hati, agar tidak membangunkan Elena. Joy kemudian pergi ke toilet yang tak jauh dari kamar Elena namun ia harus melewati beberapa kamar terlebih dahulu.

Saat berada di kamar mandi kemudian ia menyalakan kran air di wastafel, tangannya menampung air lalu membasuh wajahnya, kran air tersebut kemudian ia matikan. Ia melihat dirinya sendiri pada cermin dan berusaha untuk tidak terlalu memikirkan tentang mimpi yang ia alami.

"Joy itu mungkin itu hanya mimpi buruk, gak usah lo ingat-ingat." Joy menyakinkan dirinya sendiri, ia menghela nafas panjang.

Karena haus kemudian Joy memutuskan untuk mengambil air putih di dapur. Joy membuka pintu kamar mandi dan menutupnya kembali.

Ia berjalan melewati setiap kamar. Ia menghentikan langkahnya di depan salah satu kamar yang berada di sana. Hawa berbeda ia rasakan saat melewati kamar itu, entah mengapa suhu di sekitar menjadi lebih dingin. Ada keanehan lain yang menambah rasa takutnya. Tercium bau melati yang berasal dari ruangan yang berada di depannya itu. Joy kemudian memutuskan untuk segera pergi dari sana.

Joy melewati beberapa anak tangga dan akhirnya ia sampai di dapur. Joy mengambil sebuah gelas yang berada di atas meja, lalu ia pergi menuju sebuah dispenser yang terletak di dekat kulkas. Joy menuangkannya air ke dalam gelasnya. Tak lama setelah itu ia merasa ada sesuatu yang menyentuh bahunya, ia berbalik ke belakang dan...

"Hah!!!" Reflek karena terkejut ia tak sengaja menyiram seseorang yang berada di depannya itu.

Orang yang didepannya itu pun menutup mata kemudian mengelap wajahnya yang terkena air. "Aduh non...kok bibi disiram sih.."

Joy melebarkan matanya. "Aduh bi, maaf aku gak sengaja. Bibi juga ngapain pake masker wajah gitu, di sini gelap loh bi. Kirain tadi tuh...."

"Setan non maksudnya...."

"Aku gak bilang lo bi. Bibi sendiri loh yang bilang gitu."

"Maaf ya non, kan bibi kira nona itu maling. Soalnya gak keliatan."

"Ya ampun bi...cantik gini masa dikira maling."

"Iya non bibi tau kalo non itu cantik....kaya bibi."

Mendengar itu Joy hanya tertawa. Dia kini menjadi teringat pada sosok pembantu yang bekerja di rumahnya dulu dan doa dipecat Karena kelakuan Kakaknya.

Ghost a Mystery Where stories live. Discover now