EMAIL

20 6 3
                                    

Sinar matahari tak lagi bersembunyi. Suasana tenang dengan udara yang menyejukkan. Warga mulai sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Ada yang pergi ke kebun, ada pula yang menjemur pakaiannya.

Bi Ajeng hendak pergi ke pasar untuk membeli sayuran dan bahan yang ia butuhkan untuk memasak.

Joy ingin ikut pergi ke pasar untuk menemani Bi Ajeng. Gilang lalu berinisiatif meminjam mobil pickup kang Darman untuk mengantarkan mereka ke pasar.

Mereka pun berjalan menuju rumah kang Darman.

Sesampainya di sana, Gilang kemudian mengetuk pintu. Tak berselang lama kang Darman membuka pintunya.

"Ada apa lang? Tumben ke sini."

"Gini kang, saya mau pinjam mobil pickup nya, boleh? Ini buat nganter Bibi sama si eneng ini ke pasar."

"Boleh lang, tapi ada syaratnya."

"Apa kang?"

"Beliin saya beberapa barang, buat stok toko kelontong saya. Bentar saya ambilkan daftar belanjaannya dulu." Kang Darman kemudian masuk ke rumah dan mengambilkan secarik kertas. Setelah menemukannya, kang Darman lalu memberikannya kepada Gilang selain itu kang Darman juga memberikan sejumlah uang serta kunci mobil pickup nya.

Gilang berterimakasih, lalu ia mengambil mobil kang Darman yang terparkir di halaman samping rumahnya.

Joy dan Bi Ajeng duduk di Belakang. Tadinya Gilang menawarkan Bi Ajeng untuk duduk di depan namun Bi Ajeng menolak dan memilih untuk duduk di belakang menemani Joy.




🕯




Sebelum sampai ke pasar, mereka harus melewati terminal terlebih dahulu. Di pertengahan jalan, Gilang memberhentikan mobil.

"Ada apa Lang?" tanya Joy sembari melihat ke arah Gilang melalui kaca jendela mobil.

"Kayaknya ada kecelakaan." Gilang membuka pintu mobil dan turun menghampiri kerumunan orang yang ada di depannya.

"Ada apa non?" tanya Bi Ajeng yang menatap ke arah Joy.

"Katanya ada kecelakaan di depan."

"Kita ke sana Bi?"

"Ya udah ayo non...."

Kemudian Joy membuka pintu belakang mobil pickup dan turun. Disusul dengan Bi Ajeng.

Gilang membelah kerumunan dengan tangannya. Matanya terpaku pada sosok laki-laki dengan jaket khas tukang ojek.

"Mang Dadang....." Gilang segera menghampirinya.

Mang Dadang yang merasa terpanggil menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya.

"Kok bisa kecelakaan Mang?"

"Tadi keserempet mobil Lang."

Gilang melihat motor Mang Dadang yang lecet dan kaca motornya yang sudah pecah.

"Mang Dadang?" panggil Bi Ajeng.

Suara itu membuat Gilang dan Mang Dadang menoleh. Terlihat gadis dengan rambut kucir kuda dan seorang wanita paruh baya dibelakang nya.

"Lang, kenapa Mang Dadang nya gak dibawa ke rumah sakit?"

"Gak apa-apa kok neng, cuma lecet-lecet aja," sahut Mang Dadang sembari melihat ke arah Joy.

"Tapi itu kakinya Mang Dadang lebam, takutnya ada apa-apa Mang."

"Gak usah neng, nanti kalau ke rumah sakit malah ngeluarin biaya lagi. Motor mamang kan juga rusak."

Ghost a Mystery Where stories live. Discover now