DIUSIR?

8 2 0
                                    

🕯Happy reading🕯


"Jangan terlalu mengandalkan indra penglihatan mu untuk mengetahui kebenaran itu."

|

|

Gerbang tinggi berwarna hitam perlahan dibuka setelah satpam mendengar suara mobil yang berhenti di depannya.

Joy turun dari mobil dan berterima kasih kepada mereka karena mengantarnya pulang. Mobil Fortuner itu perlahan menjauh.

Joy masuk ke dalam.

"Non Joy," panggil satpam itu.

Joy mengalihkan perhatiannya pada satpam yang memanggilnya. "Iya pak, ada apa?"

"Nona sudah di tunggu sama tuan."

Joy mengangguk. Ia merasa akan mendapat masalah lain setelah ini. Joy menyiapkan dirinya, ia melangkah masuk ke dalam rumah.

Matanya menatap ke arah Xander yang fokus pada handphonenya. "Benar apa yang pak satpam bilang," batinnya.

Mendengar suara pintu depan yang terbuka. Pandangan Xander kini menatap ke arah Joy. Tatapan mata dingin yang selalu Joy dapat.

Laki-laki itu berdiri dari duduknya. Ia berjalan menuju ke arah Joy yang berdiri di dekat pintu.

Plak!!

Ayunan tangan itu tepat mengenai pipi mulusnya. Joy terdiam. Ia berusaha mencerna apa yang terjadi saat ini. Joy memegang pipi kirinya yang memerah karena tamparan itu.

"Anak tidak berguna."

Bagaikan sebuah pedang yang menusuk hatinya. Kata-kata itu masih menggema di telinganya. Ini pertama kali Papanya berbicara dengannya. Selama ini Xander selalu menghindarinya. Namun kata pertama yang diucapkannya 'Anak tidak berguna'

"Saya tau semuanya."

"Apa yang Papa maksud?"

Xander mengeluarkan handphone dari sakunya. Ia menunjukkan sebuah video berisi dirinya sedang berada di basecamp Pillagers kemarin.

Joy tercengang. "Ternyata kakak sudah berada di tempat itu cukup lama," ujarnya dalam hati.

"Pergi dari sini ... saya tidak ingin memiliki putri seperti kamu," ucapnya dengan nada rendah.

Joanna yang sedari tadi diam kemudian menatap tajam ke arah Xander. "Kamu gak bisa usir Joy dengan video yang belum pasti kebenarannya mas!"

Xander membalikkan badannya dan menatap ke arah Joanna. "Kamu mau membela dia lagi Jo? Dia ke luar kota bukan untuk liburan tapi gabung bersama anak berandalan sama seperti orang-orang itu!"

"Aku gak percaya. Aku tahu Joy seperti apa ... karena dia adalah putriku ... "Joanna terdiam. "Apa kamu pernah tanya sama Aaron, apa saja yang dia lakukan sama teman-temannya?"

"Aku percaya dengan Aaron, dia tidak akan melakukan hal yang melanggar," ucapnya sembari melihat ke arah Aaron

"Tidak melakukan hal yang melanggar?" Joy menaikkan alisnya.

Pandangan Xander beralih menatap Joy.

"Papa gak tau! Kak Aaron ikut geng motor. Bahkan dia adalah ketua gengnya! Apa Papa pernah mengawasi dia?" Joy mengernyitkan dahinya.

"Saya tidak akan pernah percaya dengan apa yang kamu katakan!" Wajah Xander terlihat menahan amarahnya. "Pergi dari sini atau saya akan seret kamu untuk keluar. Saya tidak ingin punya anak berandalan seperti kamu!"

Ghost a Mystery Where stories live. Discover now