Gadis prihatin

525 61 9
                                    

Hanya manusia biasa yang bisa khilaf tapi kenapa tak mengakui.






























































"Aku butuh bantuan kalian buat ngungkap orang yang udah nodai aku bahkan membunuhku, karena selama ini dia bebas dan tak mendapat hukuman apapun atas perlakuan nya padaku" Jelas nya.

"Nodai?" Ucap Olla.

"Nadia" Tambah Lulu.

"Omara" Tambah Oniel.

"Eh kita bukan Nadia omara ya kenapa dia curhat ke kita ya" Canda Olla.

"Canda mulu Olla!" Tegas Oniel dengan bercanda juga.

"Bisa kamu kasih tau ke kita ciri-ciri orang nya kaya apa?" Tanya Mira.

"Cari buku sama pulpen Lu" Perintah Mira.

"Ga ada elah" Balas Lulu yang lebih ke malas untuk mencari.

"Ada HP opung, ngapain pake buku, kaya emak-emak aje" Celetuk Olla.

"Namanya juga opung" Celetuk Flora.

"Oh iya ya hahaha" Tawa Olla.

"Dia berbadan tidak besar, sedikit lebih kecil, dia kurus emm... "

"Gue tebak punya hidung" Celetuk Olla.

"Ya kalo ga punya hidung pake apa, insang" Balas Oniel.

"Ah lu aja kalo udah jam 10 malam hidung lu udah ga berfungsi dengan baik, lu nafas pake apa" Tambah Adel.

"Ya pake hidung, tapi cuma setengah" Bela Oniel.

"Kalo yang kita tanya ciri-ciri nya bakalan susah ga sih, kan orang di dunia ini banyak, yang kurus sama badan nya kecil tuh banyak, siapa aki-aki?" Sambar Flora.

"Bener tuh kata nona Flora" Setuju Olla.

"Di dunia ini apa di dunia Flora?" Ledek Adel.

"Adel!" Sewot Flora menatap Adel dengan tajam.

"Yaudah kita mulai dari kronologi nya" Lerai Mira.

"Eh ini yang serius cuma opung doang, kasian hantu nya hahah" Celetuk Olla lagi.

Di susul tawa dari yang lain.

"Sabar ya ka Mira" Adel menepui pundak Mira.

"Waktu itu sore hari, aku baru pulang setelah bermain sama temen-temen ku, tapi karena rumah ku paling jauh aku jadi pulang sendiri saat yang lain udah belok ke rumah mereka masing-masing, Tiba-tiba ada orang yang bekap mulut aku dari belakang dan menggendong ku entah kemana, aku lihat dia sekilas setelah itu kepalaku di tutup dengan kain hitam, dia juga mengikat aku di tiang, terus aku rasain di suntik ga tau pake apa, setelah itu kesadaran ku hilang, pas aku akhirnya bangun aku liat tubuhku udah ga pake apa-apa dan ada bercak darah di lantai, aku nangis dan menjerit, tapi dia tiba-tiba keluar dari balik pintu mungkin karena dia panik aku teriak dia pukul kepalaku pake balik kayu yang ada di sana, setelah itu ini lah nasibku" Jelas nya dengan sendu.

JMT (M) nya Misteri (Slow Update) Where stories live. Discover now