Bagian 3

614 60 4
                                    

Sudah seminggu sejak terakhir Soobin bertemu dengan Taehyun. Sudah seminggu juga Soobin berkeliaran di komplek pertokoan distrik 7 berharap akan bertemu Taehyun secara tidak sengaja.

Soobin sudah mendatangi beberapa toko yang kabarnya beberapa kali Taehyun datangi. Dari toko bunga, toko es krim, toko aksesoris, toko roti, coffee shop, lapak jajanan kaki lima, pet shop sampai minimarket. Namun semuanya nihil, Taehyun tidak terlihat sama sekali.

Saat panas matahari sore mulai redup, Soobin duduk di meja depan sebuah minimarket. Ia terlihat uring-uringan sambil menyesap rokoknya. Sesekali ia menyumpahi Yeonjun, temannya yang tidak mau membantunya mencari informasi tentang Taehyun.

Soobin sudah mentransfer uang 1.000 dollar yang Yeonjun minta sebagai upah mencari informasi. Tapi semua uang itu Yeonjun kembalikan dengan alasan ia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tidak akan sempat mencari informasi untuk Soobin. Alasan, semua hanya alasan. Yeonjun jelas memang tidak ingin membantunya.

Di tengah acara bermisuh ria yang sedang Soobin lakukan, tiba-tiba mata Soobin menangkap sosok pemuda bersurai merah jauh di seberang jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tengah acara bermisuh ria yang sedang Soobin lakukan, tiba-tiba mata Soobin menangkap sosok pemuda bersurai merah jauh di seberang jalan. Soobin yakin itu adalah Taehyun. Tidak jelas memang wajahnya terlihat, namun pemuda bersurai merah di kota ini tidaklah banyak.

Pemuda bersurai merah itu sedang berlari karena dikejar oleh tiga orang berandalan. Soobin perhatikan kemana arah mereka berlari hingga mereka berbelok memasuki gang sempit di ujung jalan. Soobin yang sudah hafal wilayah distrik 7 tahu betul jika gang itu menuju jalan buntu.

Sementara Taehyun yang sudah lebih sepuluh menit berlari tanpa arah hanya bisa menghela nafasnya kasar saat melihat tembok tinggi di depan matanya. Sial, jalanan di depannya buntu. Ia berbalik dan melihat tiga orang pria asing tersenyum menang mendekatinya. Taehyun makin merapatkan punggungnya di tembok seiring langkah tiga pria itu yang semakin maju. Nafas Taehyun terengah, jujur fisiknya terlalu lelah setelah dipaksa berlari sejauh ini.

"Duh, sudah tidak bisa lari kemana-mana lagi ya? Kasian" ejek salah seorang pria bertubuh bongsor, tampangnya dekil tak terawat membuat Taehyun bergidik.

"Kalian ini kenapa sih, sudah ku beri uang tapi masih saja mengejarku?!" kesal Taehyun yang kini makin terpojok.

"Karena kamu tidak memberikan semua uang yang kau punya, aku yakin di dalam tas itu pasti masih ada uang" sahut seorang pria lagi yang kondisinya tak jauh beda dari pria pertama.

"Kalau aku berikan semua, setelah ini bagaimana aku bisa membeli makanan. Kalian punya otak tidak sih. Kalian bisa membuatku mati kelaparan"

"Apa peduli kami, cepat serahkan semua uangmu" pria ketiga tidak sabar dan mencoba menarik tas kecil yang Taehyun sembunyikan ke punggungnya. Taehyun mempertahankan tasnya sekuat tenaga.

"Harusnya pria manis sepertimu diam saja dirumah, berlindung sana di ketiak ibumu" pria bertubuh bongsor itu mendekati Taehyun dan memukul wajahnya. Pria yang lain memegangi tangan Taehyun yang masih erat menggenggam tasnya.

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang