Bagian 42

225 25 2
                                    

Pagi ini tidak ada yang istimewa terjadi. Taehyun hanya duduk menonton televisi di ruang tengah apartemennya sambil memangku kucing kesayangannya. Acara televisi yang ia tonton adalah siaran berita tentang jaksa muda yang tiba-tiba menghilang. Jaksa muda tersebut tidak lain adalah jaksa yang selama ini bekerja sama dengan Kai untuk menangani kasus kejahatan yang dilakukan oleh para menteri.

Taehyun hanya menatap layar televisi dengan datar. Semua peristiwa yang terjadi dalam beberapa hari ini seakan semua sudah direncanakan dengan rapi. Bukankah suatu kebetulan jika tiba-tiba saja jaksa muda itu menghilang setelah kecelakaan yang dialami oleh Kai dan Heeseung. Tidak hanya itu saja, menteri pertahanan pun kini memilih untuk menghianati Taehyun.

Yeonjun berjalan dari dapur, menghampiri Taehyun dengan membawa segelas susu hangat yang baru saja ia buat. Sejak Kai meninggal, Yeonjun memang tinggal di apartemen Taehyun dengan dalih ingin merawatnya. Taehyun merasa tidak masalah dan membiarkan Yeonjun tinggal bersamanya walaupun sering dia abaikan.

"Apakah kamu tidak ingin pulang ke apartemenmu?” tanya Taehyun sesaat setelah ia meminum susu yang dibuatkan oleh Yeonjun.

“Aku sudah terbiasa tidak tinggal di tempat yang sangat tidak nyaman itu,” jawab Yeonjun yang mengingat tidak ada yang istimewa di tempat tinggalnya, bahkan lebih terasa seperti penjara.

“Memangnya kamu tidak merindukan ibumu?”

“Sama sekali tidak,” jawab Yeonjun cepat.

“Tapi aku tidak nyaman tinggal bersamamu untuk lebih lama lagi,” ujar taehyun sambil terus menatap layar televisi yang kini menyiarkan berita eksklusif tentang Terry yang ditangkap atas tuduhan pembunuhan berantai.

“Kamu mengusirku?” Yeonjun menarik kesimpulan.

“Ya, anggap saja begitu. Tapi ngomong-ngomong apakah di apartemenmu terdapat sebuah ruangan rahasia yang mungkin saja tidak diketahui siapapun?” Taehyun tiba-tiba menjadi penasaran akan apartemen ibu Yeonjun yang kabarnya adalah sebuah penthouse mewah.

“Aku tidak tahu, apartemenku itu terlalu luas dan aku tidak pernah kemanapun selain di kamar dan dapur” jawab Yeonjun apa adanya. Sudah lebih 5 tahun ia tinggal disana namun ia tidak tertarik untuk sekedar berkeliling.

“Tidakkah mulai sekarang kamu harus mulai memeriksanya? Apakah kamu tidak mencurigai ibumu yang nyatanya punya segudang rencana itu?” Taehyun berusaha memprovokasi Yeonjun dengan maksud yang tidak bisa ditebak.

“Lagi pula jika ada sebuah ruangan seperti itu di apartemen ibuku, lalu apa gunanya?” Yeonjun sedikit kebingungan, memikirkan maksud dan tujuan Taehyun menanyakan perihal apartemennya.

“Aku tidak bisa menjelaskannya sekarang. Hanya saja bisakah kau memeriksanya untukku, — Kakak.”

Yeonjun terpaku sesaat lalu mengiyakan permintaan dari Taehyun. Hatinya berbunga-bunga mendengar Taehyun memanggilnya ‘kakak’ yang mana artinya Taehyun sudah bisa menerima kehadirannya. Ia begitu larut dalam kebahagiaan tanpa ia sadari jika Taehyun menarik garis bibirnya naik, tersenyum licik.

***

Suasana di depan gedung pengadilan sangat ramai dipenuhi oleh puluhan wartawan. Siang ini adalah hari putusan pengadilan yang menyatakan jika keempat menteri yang ditahan dinyatakan tidak bersalah. Sungguh tidak mengherankan, terlebih jaksa muda yang menangani kasus itu tiba-tiba menghilang dan digantikan oleh jaksa lain yang sudah bisa dipastikan bekerja sama dengan pihak terdakwa.

Keempat menteri yang status terdakwanya telah ditangguhkan itu berjalan keluar dari pengadilan dengan begitu angkuhnya. Para pemburu berita serentak mengerumuni mereka untuk mendapatkan sedikit informasi melalui wawancara singkat. Mereka yang didampingi oleh pengacara dan beberapa polisi mengumandangkan segala kesan selama menghadapi tuduhan yang ditujukan kepada mereka selama ini.

TRAP | Soobtyun (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang