Chapter 48 : Domba Hitam

28 6 2
                                    

Beberapa hari setelah rapat penyambutan Techi.

Sugai duduk di dahan tertinggi pohon besar Keyakizaka. Menunggu seseorang dengan memandangi Ibu Kota Republik Keyakizaka. Wajahnya sendu melihat semua dari atas. Memikirkan ramalan kehancuran Keyakizaka akan segera terjadi.

"Memikirkannya berlebihan tidak baik buat kesehatan." Suara Techi mengejutkan Sugai.

Ternyata orang yang ditunggu Sugai adalah Techi.

Sugai tersadar dari lamunannya. Berganti wajah dari sedih menjadi senyum ceria. "Kau yang memanggilku kesini. Malah kau juga yang terlambat."

Techi malah menatap tajam Sugai. "Aku benci dengan senyum palsumu."

Sugai menghela nafas. Kembali menghadap kota. Memasang senyum tipis.

"Sebagai ketua osis, aku tidak boleh memasang wajah khawatir. Itu akan membuat semua orang cemas." Jelasnya Sugai. "Kau sendiri bagaimana ? Setelah pulang dari puncak Sakamichi
Apa tidak lelah berpura-pura tidak peduli dengan Keyakizaka ? Kau membuat khawatir semua orang."

Kali ini Techi yang menghela nafas. Sugai tau sekali dengan kepalsuan yang dibuat oleh Techi.

"Kau adalah orang yang susah ditipu Sugai." Ucap Techi tersenyum.

"Maka dari itu kau memanggilku kesini kan ?" Sugai membalas senyum. "Ceritakan semuanya Techi. Kenapa kau merubah sikapmu ? Kau pasti punya alasan untuk itu." Tetiba Sugai bicara serius.

"Ini tentang jawaban dari ramalan hancurnya Keyakizaka."

"Kau sudah membahasnya saat rapat. Kehancuran Keyakizaka yang tidak bisa dihindari." Perjelas Sugai.

"Keyakizaka harus berganti nama dan kau harus melepas murid Hiragana." Tegas Techi bicara.

Sugai jelas menolak hal itu. Sudah dikatakan di rapat sebelumnya. Mengganti nama kerajaan mereka akan mempelihatkan kepada negri tetangga bahwa mereka sedang dalam kritis. Belum lagi Techi meminta untuk melepaskan fraksi Hiragana. Itu malah semakin membuat negri ini melemah. Kerajaan monster pasti akan berlomba-lomba untuk mengambil alih negri ini.

Techi terus meyakinkan. Namun Sugai bersikukuh untuk tidak mengganti nama. Apalagi sampai melepas murid Hiragana.

Hingga akhirnya Techi menyerah untuk berbelit-belit. "Baiklah. Akan kukatakan dengan jelas. Semua ini berhubungan dengan kelahiran 'Twelve'."

Sugai langsung terkejut. Lama dia tak mendengar tentang Twelve. Bahkan Sugai mulai berpikir bahwa kelahiran Twelve hanyalah sebuah dongeng pemgantar tidur.

Twelve adalah kedua belas dewa pendiri dunia Sakamichi. Dari dua belas dewa tersebut. Ada tiga dewa utama yang memimpin sembilan dewa lainnya untuk menciptakan semesta Sakamichi.

Dikatakan, kalau suatu saat mereka akan terlahir ketubuh manusia dan menyelamatkan dunia dari kehancuran.

Sugai sendiri tak menyangka, kelahiran Twelve akan terjadi disaat dia masih hidup didunia ini.

"Dengarkan Sugai." Techi melanjutkan bicaranya. "Ada satu ramalan lagi tentang dunia ini."

"Apa itu ?"

"Sakamichi War." Ucap Techi tegas.

"Sakamichi War ?"

"Perang dunia yang selama ini banyak memakan korban akan berakhir dan digantikan dengan Sakamichi War. Perang ini akan melibatkan tiga sekolah Sakamichi." Ucap Techi.

Sugai dibuat bingung oleh perkataan Techi. Dia tak salah dengarkan kalau Techi mengatakan 'Tiga Sekolah Sakamichi'. Karena saat ini. Hanya ada dua sekolah Sakamichi didunia ini.

Sakamichi War : Nobody's FaultTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang