BAB 8

391 29 4
                                    

HAPPY READING
..
..
..

"Apa benar... Kau putriku?" Grizelle tertegun saat mendengar pertanyaan dari pria yang berstatus sebagai ayah kandungnya.

Grizelle menunduk dalam, sekuat tenaga ia mencoba menghalau air matanya. Namun gagal. Air matanya mengalir deras membasahi wajah cantiknya.

Bibirnya bergetar hebat. Nafasnya memburu. Ia sudah tidak mampu membendung rasa rindu untuk ayahnya. Gadis cantik itu melepas seatbelt yang ia kenakan, dan detik itu juga ia memeluk erat sang ayah.

"I-iya a-aku putri papa. A-aku putri kandung pa-pa. A-aku anak pa-.." Isak tangis pilunya menghambat gadis itu untuk bisa melanjutkan perkataannya.

Rainer tak bergeming sedikitpun. Tangannya mengepal. Matanya memerah, Air mata menggenang di pelupuk matanya memancarkan kesedihan dan kebencian di waktu yang bersamaan.

Grizelle yang sedang memeluk erat eyahnya itu merasakan tubuh ayahnya bergetar hebat. Pria itu tak membalas perkataan dan pelukan darinya. Grizelle melepaskan pelukannya dan melihat sorot mata ayahnya yang terlihat menyimpan rasa sedih dan kecewa yang begitu dalam.

Gadis itu memberanikan diri menegur sang ayah. "pa-..."

Perkataan Grizelle terhenti saat tiba-tiba ponsel di tas nya berdering. Gadis itu merogoh ponselnya cepat dan melihat nama yang tertera di layar. Dengan cepat Grizelle mengangkat panggilan tersebut.

"Ma, mama dimana? Mama gak apa-apa kan? Mama kenapa gak jawab panggilan aku. Bahkan nomor mama sempat gak aktif."

Cheryl yang sedang berada di mobil Ryan dalam perjalanan pulang menghela napas panjang saat mendengar pertanyaan beruntun dari anak gadisnya yang terdengar sangat mengkhawatirkannya di seberang sana.

Kini mama muda itu merasa bersalah.

"Mama gak apa-apa sayang. Maaf mama tadi tidak sempat mengabarimu. Ada pekerjaan penting yang harus mama selesaikan. Jadi mama sedang berada di kantor sekarang." Ryan yang berada di bangku kemudi hanya tersenyum tipis melihat wanita pujaannya ternyata pandai berbohong.

"Mama ada di kantor? Kebetulan aku dan pa-.." gadis itu langsung menghentikan dan meralat ucapannya seraya melirik sekilas ke arah Rainer yang kini sedang menatap ke arahnya. "Kebetulan banget aku sekarang di depan kantor mama. Karena aku khawatir jadi aku berinisiatif cari mama di kantor."

Cheryl spontan meninggikan suaranya saat mendengar penuturan putrinya, "APA??" Ryan terperanjat saat mendengar teriakan wanita di sampingnya. Namun teriakannya terdengar merdu di telinga Ryan. Apa ini yang dinamakan cinta.. (?)

"K-kamu sama siapa kesananya? K-kamu gak usah masuk. Ini mama udah selesai. Sebentar lagi mama turun, " Cheryl berujar gugup seraya memberi kode kepada Ryan untuk segera putar arah ke kantor.

Grizelle menghela napas setelah panggilan dengan ibunya berakhir. Gadis itu memberanikan diri melirik ayahnya. Raut wajah pria itu sudah terlihat lebih tenang.

Rainer tersenyum tipis saat ia merasa diperhatikan oleh putrinya. Sangat tipis. Lalu pria itu membalas tatapan putrinya yang seketika membuat Grizelle salah tingkah dan langsung memalingkan wajahnya ke jendela mobil sisi kirinya seraya mengusap sisa air mata di pipinya.

Setelah 25 menit berlalu tanpa sepatah katapun terucap dari sepasang ayah dan anak itu, terlihat seorang wanita cantik tergopoh-gopoh keluar dari gedung pencakar langit yang ada di depan mereka.

ACCISMUS - Back To The PastWhere stories live. Discover now