4. Without Gwen

64 35 40
                                    

"Hello, girls," sapa Ashley padaku dan Evellyn yang sudah tiba di sekolah lebih awal, ditengah keributan yang dibuat oleh wakil ketua kelas dan pacarnya uang sedang bertengkar di kelas kami

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hello, girls," sapa Ashley padaku dan Evellyn yang sudah tiba di sekolah lebih awal, ditengah keributan yang dibuat oleh wakil ketua kelas dan pacarnya uang sedang bertengkar di kelas kami.

Aku tersenyum padanya.

"Hai, Ash," sapa Ev balik.

"Itu pasangan kenapa dah?" tanya Ashley bingung.

Wakil ketua kelas kami sedang berteriak pada pacarnya sambil menangis. Seisi kelas termasuk aku dan teman-temanku hanya diam melihat.

"Entah, udah hampir setengah jam kaya gitu," jawab Ev. "Ngomong-ngomong, lo ketemu sama Gwen ga tadi?"

Ashley menggeleng. "Ga tau, gue kan baru dateng. Kenapa emangnya?"

"Tumben banget, biasanya dia datang pertama."

Aku mengangguk. Biasanya sebelum aku, Gwen sudah duduk di bangkunya lebih dulu. Namun hari ini berbeda.

"Eh, iya juga, ya. Kemana tu anak? Mana ga ngasih kabar sama sekali," timpal Ashley.

"KALO LEBIH SUKA SAMA TUKANG BULI ITU, PACARAN AJA SAMA DIA. GA USAH SAMA GUE!" Teriakan wakil ketua kelas kami menendang mejanya, membuat kami semua yang ada di kelas terkejut.

"Aku bisa jelasin, Yeri. Dengerin-"

"ALAH BASI MULUT LO. PERGI LO SANA, SIALAN!"

Aku yakin seisi kelas kami sedang memasang ekspresi takjub saat mendengar wakil ketua kelas kami membentak pacarnya barusan, seolah itu adalah sesuatu yang langka.

"Woah, kaget gue. Cewe kul memang beda," celetuk Ashley, menepuk tangannya pelan-pelan sambil menatap sekitar yang mungkin berpikir sama.

"Andai gue bisa bentak-bentak cowo gue kaya gitu waktu berantem," gumam Evellyn bisa didengar oleh aku dan Ashley.

"Emang lo kalo berantem gimana?" tanya Ashley meledek. Kami tau persis Evellyn tidak bisa marah dengan seram seperti itu ketika mendengarnya bertengkar lewat panggilan telepon.

"Ya, tau sendiri lah. Lagian gue ga pernah berantem karena alesan yang serius sama dia," jawab Evellyn. "Beda sama Yeri."

"Oh, si Yeri masih masalah yang kemaren-kemaren, ya? Soal si adek kelas tukang buli itu?" tanya Ashley memastikan. Aku dan Evellyn mengangguk.

Evellyn mendekatkan wajahnya pada kami, lalu berbisik. "Yang gue denger tadi, cowonya Yeri udah sampe bawa cewe lain ke hotel. Gimana ga tantrum Yeri-nya."

Ashley menutup mulutnya rapat-rapat dengan kedua tangan karena tidak menyangka dengan apa yang dia dengar barusan. "Serius?!"

Aku mengangguk untuk mengiyakan kata Evellyn. "Iya, Ash. Yeri sendiri yang bilang tadi."

"Astaga ..." Ashley masih terlihat tidak menyangka. Aku tidak tahu kenapa dia terlalu berlebihan menanggapinya.

Evellyn menanggapi keterkejutan Ashley. "Udah biasa kali, Ash. Malahan banyak yang lebih parah diluaran sana."

The Ocean | revisiWhere stories live. Discover now