Bab 63 | Kabar

12.5K 1.4K 151
                                    

HAPPY NEW YEAR!

Yeay up pertama tahun ini :3

Pada masih bangun gak?

Atau jangan2 gak bisa tidur gara2 kembang apinya berisik bet?

Happy reading ^^

Typo(s)

"UDAH KE BERAPA KALI INI KEJADIAN?!"

"Maaf pak."

"KALO SAMA KAMU ANAKKU ITU ADA AJA SAKITNYA. KAMU BISA JAGAIN DIA GAK SIH?!"

"Maaf."

Sambil memijat pelipis, Azka terus mendengarkan omelan calon ayah mertuanya. Sewajarnya pria itu marah, karena tuk kesekian kali, putri yang begitu disayanginya jatuh tak sadarkan diri.

Azka sudah bersikap cepat dengan membawa Syakilla segera ke rumah sakit. Tak ingin ambil resiko berlebih. Jujur saja dia juga khawatir. Wajah gadis itu tadi menampilkan tekanan yang begitu kuat dalam mentalnya.

Sampai sekarang pun, Syakilla belum sadarkan diri.

Si cowok berdiri setelah menutup telepon. Kamar yang dipesan kebetulan memiliki jendela cukup besar ke arah halaman depan.

Di tangannya, terdapat selembar kertas dengan logo rumah sakit.

Itu adalah hasil tes darah yang dia dapat setelah menunggu sekitar 1 jam lebih. Kadar Hb Syakilla turun, hanya 6,8 gram/dL. Cewek itu mengalami anemia berat. Azka melirik kantong darah di samping brankar. Khawatir membayangi setelah tau golongan darah Syakilla adalah O rhesus negatif. Syukurnya rumah sakit ini mempunyai stok cukup.

Azka berjalan mendekat. Di ruangan ini, ada satu bed penunggu. Tempat Kiel tertidur kini.

Dia sempat berpikir Syakilla pingsan hanya karena tekanan setelah melihat pertengkaran di area kelas. Siapa yang tahu hasil lab justru menunjukkan lebih dari itu.

Waktu mulai sore. Azka yakin tempat ini akan ramai setelah kedua orang tua si cewek tiba nanti. Jika perhitungannya tak meleset, mereka akan sampai menjelang maghrib kelak.

Dia harus siap dengan semburan kemarahan tuan Diki yang terhormat.

Azka membuang napas dan duduk di sisi Syakilla. Kulit gadis itu pucat tak berwarna. Masih tertidur nyaman. Tubuhnya diam secara sempurna seolah tidak bernapas.

Tiba-tiba mutiara cokelat mengedip cepat. Bagaimana jika cewek ini benar-benar tidak bernapas? Dokter sempat membeberkan tentang hipoksia, dan Azka merasakan dingin menjalar di tengkuknya

Dia segera mendekatkan telinga ke wajah Syakilla. Nyaris menyentuh nasal kanul. Niatnya ingin memastikan langsung reaksi dari tubuh si gadis.

Aman. Semua aman.

Hari ini seharusnya jadi hari yang menyenangkan. Mereka pergi untuk belajar bersama. Pagi tadi masih terasa normal. Hanya dalam beberapa jam, semuanya telah jungkir balik.

***

Masih ada yang dapat disyukuri dari segala kemalangan yang terjadi. Bahwa kini Syakilla sudah dalam kondisi sadar, meski tampak begitu letih. Setidak-tidaknya, amarah kedua orang tuanya jadi sedikit teralihkan.

"Udah, habis ini kamu pulang aja ke rumah."

Sejak tadi pembahasan pak Diki tak jauh-jauh dari 'pulang ke rumah'.

"Pak, udah sih. Jangan dibahas melulu."

"Ya harus dibahaslah!" Sewot Diki menjawab sang istri.

"Iya ibu tau. Tapi paling nggak nanti kalau Chacha udah sehat."

90 Days, Education Of Being ParentsWhere stories live. Discover now